Sunday, May 31, 2015

Al-kisah, Kucing Di Dalam Dan Di Luar Kitab Ilmu..



CATATAN SANTAI IBNU HASYIM

HARI itu, aku tergesa-gesa memecut kereta keluar dari halaman rumahku. Bila aku pulang, rupanya terburai perut mayat seekor kucing, mati kerana tidur di bawah tayar keretaku.. berlumuran darah.  Sedih juga hatiku, kerana tanpa disedari, aku menjadi seorang pembunuh.

Sebagai tanda kesesalanku, aku lihat balik info-info mengenai kisah kucing dalam Islam. Sekurang-kurang supaya pembaca-pembaca budiman berjaga-jaga tidak berlaku seperti yang telah aku lakukan, walaupun dengan tidak sengaja. Hanya itu yang boleh aku buat untuk menginsafi dan mengatasinya.


Kucing, Nabi SAW, Isteri Dan Sahabat

Mula-mula aku lihat di dalam perkembangan peradaban Islam. Kucing hadir sebagai teman sejati dalam setiap nafas dan gerak geliat perkembangan islam itu.

Diceritakan dalam suatu kisah, Nabi Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, dikala nabi hendak mengambil jubahnya, ditemuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya.

Tidak ingin mengganggu haiwan kesayangannya itu, Nabi SAW pun memotong belahan lengan baju dari jubahnya yang ditiduri Mueeza tanpa mengusiknya. Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya itu. Sebagai balasan, nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali.

Dalam aktiviti lain diceritakan, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, Nabi selalu menggendong mueeza dan diletakkan dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang Nabi sukai ialah ia selalu mengeong atau mengiaw ketika mendengar azan.. dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan itu.

Kepada sahabat-sahabatnya, Nabi berpesan, supaya menyayangi kucing peliharaan, layaknya seperti menyanyangi keluarga sendiri. Hukuman bagi mereka yang menyakiti haiwan lucu ini sangatlah serius, bukan main-main.


Dalam sebuah hadist shohih Al Bukhori, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya itu mencari makan sendiri, Nabi SAW menegaskan bahawa hukuman bagi wanita itu adalah siksa neraka.

Hadis riwayat Abdullah bin Umar RA. bahawa Rasulullah SAW. bersabda:
  • Seorang wanita disiksa kerana mengurung seekor kucing sampai mati. Kemudian wanita itu masuk neraka kerananya, iaitu kerana ketika mengurungnya ia tidak memberinya makan dan tidak pula memberinya minum sebagaimana ia tidak juga melepasnya mencari makan dari serangga-serangga tanah. (Shahih Muslim No.4160)
Dalam syariat Islam, seorang muslim diperintahkan untuk tidak menyakiti atau membunuh kucing, berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari kisah Abdullah bin Umar[1] dan Abu Hurairah.[2]

Tidak hanya Nabi, isteri Nabi sendiri, Aisyah binti Abu Bakar Ash Shiddiq pun amat menyukai kucing, dan merasa amat kehilangan dikala ditinggal pergi oleh kucingnya. Seorang sahabat yang juga ahli hadist, Abdurrahman bin Sakhr Al Azdi diberi julukan 'Abu Hurairah' yang ertinya 'bapak kucing jantan', kerana kegemarannya dalam merawat dan memelihara berbagai kucing jantan dirumahnya.



Cats of Cairo

Dalam buku yang berjudul 'Cats of Cairo', pada masa dinasti Mamluk, Baybars Al Zahir, seorang sultan yang juga pahlawan garis depan dalam perang salib sengaja membangun taman-taman khusus bagi kucing dan menyediakan berbagai jenis makanan didalamnya.



Tradisi ini telah menjadi adat istiadat di berbagai kota-kota besar negara islam. Hingga saat ini, mulai dari Damaskus, Istanbul hingga Kairo, masih dapat kita jumpai kucing-kucing yang berkeliaran di pojok-pojok masjid tua dengan berbagai macam makanan yang disediakan oleh penduduk setempat.

Kucing Dalam Kesenian..

Pada abad 13, sebagai manifestasi penghargaan masyarakat islam, rupa kucing dijadikan sebagai ukiran cincin para khalifah, termasuk porselen, patung hingga mata wang. Bahkan di dunia sastera, para penyair tidak ragu untuk membuat syair bagi kucing peliharaannya yang telah berjasa melindungi buku-buku mereka dari gigitan tikus dan serangga lainnya.

Kucing, Ilham Buat Para Sufi.

Seorang Sufi ternama bernama ibnu Bashad yang hidup pada abad ke sepuluh bercerita, suatu saat ia dan sahabat-sahabatnya sedang duduk santai melepas lelah di atas atap masjid Kota Kairo sambil menikmati makan malam.


Ketika seekor kucing melewatinya, Ibnu Bashad memberi sepotong daging kepada kucing itu. Namun tidak lama kemudian kucing itu balik lagi. Setelah memberi potongan yang kedua, dengan diam-diam Ibnu Bashad mengikuti kearah kucing itu pergi.

Hingga akhirnya kucing itu sampai di sebuah bumbung rumah kumuh, dan didapatinya kucing tadi sedang menyodorkan potongan daging yang diberikan Ibnu Bashad itu kepada kucing lain yang buta kedua matanya. Peristiwa ini sangat menyentuh hatinya hingga ia menjadi seorang sufi sampai ajal menjemputnya pada tahun 1067.

Selain itu, kaum sufi juga percaya, bahawa dengkuran nafas kucing memiliki irama yang sama dengan dzikir kalimah Allah.


Kucing, Manfaat Bagi Dunia Ilmu..

Ada ke, manfaat kucing bagi dunia ilmu pengetahuan?

Salah satu kitab terkenal yang ditulis oleh cendikia Muslim tempo dulu adalah 'Kitab Hayat Al Hayaawan' yang telah menjadi inspirasi bagi perkembangan dunia zoology masa ini. Salah satu isinya mengenai ilmu medik, ramai dokter Muslim tempo dulu menjadikan kucing sebagai terapi medik untuk penyembuhan tulang.


Iaitu melalui dengkuran suaranya yang setara dengan gelombang sebesar 50 hertz. Dengkuran tersebut menjadi frekuensi optimal dalam menstimulasi pemulihan tulang.

Dikatakan juga bangsa-bangsa Barat, ramai yang mengambil berbagai jenis kucing dari Timur Tengah, hingga akhirnya kepunahan kucing-kucing akibat mitos alat sihir di barat dalam kes 'penyelamatan'.

Kucing, Pembangkit Perjuangan Rakyat Palestin Menentang Israel?

Benarkahkah? Sehingga timbul berita, 'Kucing Muqawwamah: Kucing Palestin yang dipenjara di sel khas Israel.' Kalau boleh cemburu, kaum Muslimin perlu cemburu kepada kucing Palestin ini.

Sebabnya ialah, kerana ditengah ketidakmampuan kita ikut membela saudara-saudara kita di Palestin yang kini sedang berjuang mempertahankan Masjidil Aqsha dari ancaman israel, tiba-tiba seekor kucing tampil sebagai pahlawan. Sehingga kucing itu dinilai oleh zionis-israel sebagai 'dapat membangkitkan perlawanan' atau 'muqawwamah'.

Sebagaimana Dikutip Situs..

.. Zionis-israel telah memenjarakan seekor kucing Palestin. Kucing ini dinilai menjadi penghubung di sel isolasi di kamp tahanan pejuang-pejuang Palestin di Negev.
 

Menurut pejabat israel, kucing tersebut membantu para tahanan dengan membawa barang-barang ringan seperti surat, roti dan lainnya dari satu sel ke sel lain. Peranan itu dimainkan oleh kucing itu selama berbulan-bulan, sebelum akhirnya diketahui. Penjaga penjara Negev lalu memasukkan kucing itu ke dalam sel atau penjara khusus.

Kesimpulan: Kecewanya Saya..

Ini sebuah kisah terkenal dari kucing.. Kisah seekor kucing peliharaan yang dipercayai oleh tuannya seorang lelaki. Sangat dipercayai untuk menjaga anaknya yang masih bayi semasa ia pergi atau meninggalnya beberapa saat.

Bagaikan prajurit yang mengawal tuannya, kucing itu tidak hentinya berjaga di sekitar bayi manusia itu. Tidak lama kemudian melintaslah seekor ular berbisa yang sangat berbahaya dekat bayi mungil tersebut. Kucing itu terus menyerang ular itu hingga mati dengan darah yang berlumuran berciciran.

Bila lelaki itu pulang, ia terkejut melihat begitu banyak darah di tempat tidur bayinya. Prasangkanya berbisik, si kucing telah membunuh anak kesayangannya! Tidak fikir panjang lagi, ia mengambil pisau dan memenggal leher kucing yang tidak berdosa itu.

Tidak lama kemudian, ia terkejut lagi bila melihat anaknya terbangun, dengan bangkai ular yang telah tercabik di belakang punggung anaknya. Melihat itu, lelaki tadi menangis dan menyesali perbuatannya. Setelah menyedari, ia telah mebunuh kucing peliharaan yang telah bertaruh nyawa menjaga keselamatan anaknya.


Mungkin sesalannya tidak sama seperti sesalnya saya, yang telah memburaikan perut kucing yang tidur di bawah kereta saya. Itulah pengajaran dari kisah seekor kucing. Kesesalan yang menyebabkan lahirnya artikel ini.

Sekian.
  
Ibnu Hasyim
Alamat: ibnuhasyim@gmail.com        
31 Mei 2015 KL 


Lihat sebelum ini..
E-Buku IH-59: C/Santai (Minda) IH Mulai Jun 2012

E-Buku IH-59: C/Santai (Minda) IH Mulai Jun 2012

No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails