Saturday, August 14, 2010

Dinar K'tan: Najib Tolak Kepada BNM

PEKAN, 14 Ogos10: Perdana Menteri Datuk Seri Najib Razak hari ini berkata hanya Bank Negara Malaysia (BNM) sahaja yang boleh mengeluarkan wang yang diiktiraf dan sah di negara ini. Mengulas mengenai pelancaran mata wang dinar dan dirham Kelantan, Perdana Menteri berkata BNM akan melihat perkara berkenaan dari segi percanggahan undang-undang.

“Ikut undang-undang negara kita, cuma Bank Negara sahaja boleh keluarkan wang yang boleh diiktiraf, yang sah dalam negara kita,” katanya kepada pemberita selepas menyampaikan sumbangan kepada masjid dan surau Parlimen Pekan, di sini, hari ini.

Dua hari lepas Menteri Besar Kelantan, Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat berkata mata wang itu boleh digunakan di kira-kira 1,000 buah kedai dan restoran sebagai transaksi perniagaan. Malah, beliau menyifatkan penggunaan dinar dan dirham sebagai alternatif kepada Ringgit Malaysia tidak bertentangan dengan undang-undang dan ia dirangka mengikut peruntukan yang disediakan oleh BNM.

Diminta mengulas lanjut, Najib berkata: “Kita kena lihat sama ada ini bercanggah dengan undang-undang negara atau tidak, saya serah pada Bank Negara untuk mengkaji perkara ini. “Kita biar Bank Negara buat kenyataan,” kata Najib.

Mengikut laporan akhbar hari ini, BNM menegaskan hanya mata wang ringgit sah diperakukan bagi pembayaran barangan dan perkhidmatan di negara ini. Kenyataan itu menolak penggunaan dinar dan dirham yang diperkenalkan di Kelantan. Bank pusat itu dalam kenyataannya berkata, di bawah undang-undang negara ini, BNM sahaja yang berhak untuk mengeluarkan mata wang di Malaysia. Demikian Laporan Bernama.

Sementara itu, Datuk Seri Mustapa Mohamed mengingatkan kerajaan Kelantan tidak sewenang-wenangnya membuat peraturan baru seperti penggunaan mata wang syariah dinar dan dirham tanpa merujuk kepada pusat dan tindakan itu juga disifatkan langkah politik PAS untuk meraih simpati.

Mustapa, Pengerusi Umno Kelantan dan juga Menteri Perdagangan Antarabangsa dan Industri berkata, kenyataan Menteri Besar Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat bahawa dinar emas dan dirham perak itu akan dijadikan sebagai mata wang alternatif adalah jelas melanggar peraturan Bank Negara. (AK)

M'sia Tidak Merdeka Hingga Tahun 2962.

Catatan Santai

SAYA terfikir-fikir untuk menulis mengenai sambut merdeka 31 Og0s ini. Terjumpa artikel 26 Julai lalu bertajuk 'Malaysia, “Dijajah” Inggris Sampai Tahun 2962' dalam 'vivaforum'. Begini tulisannya...

[ SUASANA konfrontatif antara Indonesia dan Malaysia kembali membara. Pemicunya adalah provokasi kapal Kepolisian Diraja Malaysia ke wilayah perairan Indonesia di blok Ambalat. Media cetak, elektronik, online, memberitakan ulah negeri jiran yang “keterlaluan”. Tak ayal, tidak hanya blogger... tidak sedikit masyarakat yang terbakar amarah, dan siap “ganyang Malaysia”.

Sontak seorang sahabat memintaku mengilas balik sejarah “Ganyang Malaysia”, sejarah Bung Karno mengobarkan perang terhadap “boneka British”. Bahkan bila perlu, dikilas balik ke saat di mana Perdana Menteri Inggris Harold McMilan dan Perdana Menteri Malaysia Tungku Abdul Rahman merancang “Proyek Malaysia” dalam perundingan di London Oktober 1961 dan dilanjutkan Juli 1962.
Bung Karno meradang. Sebab, proyek nekolim itu memang sengaja dibentuk untuk “mengerangkeng”, “memojokkan” dan melumpuhkan kekuatan Indonesia (baca: Bung Karno).

Fakta di lapangan, bahkan Rakyat Malaysia sendiri menolak negeri boneka Malaysia bentukan Inggris. Sebab, itu berarti memperpanjang cengkeraman Inggris di negeri semenanjung itu. Mereka bahkan lebih memilih bergabung dengan Indonesia daripada Malaysia tetap dicengkeram Inggris.
Itu hanya sekilas latar belakang konfrontasi Indonesia – Malaysia yang dikobarkan Bung Karno dengan jargon “Ganyang Malaysia”, “Ini Dadaku, Mana Dadamu”…. Saya sendiri merasa tidak terlalu tertarik menguak kembali kisah itu.

Sebab, literatur “Konfrontasi Indonesia – Malaysia” terlalu banyak bisa kita jumpai secara online. Artinya, kalau saya ungkap kembali sejarah tadi di blog ini, maka hanya sedikit manfaat yang bisa dipetik dari tulisan itu. Sebab, yang terjadi kemudian hanyalah copy-paste, pengulangan…. Lantas, kalau itu yang saya lakukan, untuk apa pula Anda mengunjungi blog ini?
Sampailah saya pada upaya telaah pustaka, mencari sesuatu yang –setidaknya bagi saya– adalah hal baru.

Tertumbuklah mata saya pada buku yang belum lama saya jadikan rujukan tulisan terdaulu, yakni buku Memoar Oei Tjoe Tat, Pembantu Presiden Soekarno. Ada beberapa hal yang saya rasa menarik perlu kita ketahui, agar kita bisa melihat Malaysia secara lebih lengkap.
Tahukah Anda, sebagai sebuah negara, sejatinya Malaysia tidaklah memiliki kedaulatan penuh. Benar kata Bung Karno, ia tak lebih dari B-O-N-E-K-A…. boneka Inggris.

Dalam kalimat yang saya rasa sepadan, bahwa sejatinya, Malaysia bukanlah negara merdeka. Malaysia –seperti halnya negara commonwealth/persemakmuran lain– tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari cengkeraman Inggris.
Negara Malaysia dibentuk di atas sebuah perjanjian antara Inggris dan Malaysia. Pasal VI perjanjian yang ditandatangani di London pada 9 Juli 1963 tertera: Pemerintah Malaysia harus mengizinkan pemerintah Inggris menggunakan haknya dalam meneruskan pemeliharaan pangkalan-pangkalan militer dan fasilitas-fasilitas yang kini dipegang oleh penguasa militer Inggris di Singapura dan pemerintah Malaysia harus mengizinkan pemerintah Inggris mempergunakan pangkalan-pangkalan tersebut jika sewaktu-waktu Inggris perlu.

Selain itu, Malaysia mengizinkan Inggris menyewa tanah selama 999 tahun untuk dijadikan pangkalan militer. Sebagai contoh, Naval Base Sembawang 999 tahun. Kanji juga 999 tahun. Di samping itu, masih banyak tempat lain: Loyang Yurongbukittombok, Mount Faber, dll. Saya menghitung, jika perjanjian itu ditandatangani tahun 1963, dan berlaku untuk 999 tahun ke depan, itu artinya, Malaysia masih menjadi negara “jajahan” Inggris sampai tahun 2962 Masehi…..


Lantas, apa yang mereka banggakan dengan status Malaysia sebagai sebuah negara? Mestinya tidak terlalu bangga. Atau bahkan malu menjadi boneka imperialis. Akan tetapi, jangan-jangan karena status itulah mereka menjadi ekspansionis. Setelah mencaplok Sipadan – Ligitan melalui kemenangan mereka bersengketa dengan Indonesia di Mahkamah Internasional, kini mereka terus menyoal Blok Ambalat.


Mereka, dapat saya pastikan, akan terus dan terus memprovokasi Indonesia. Yang paling mudah adalah dengan manuver-manuver armada kapal mereka, baik milik institusi militer ataupun kepolisian. Dan, manakala kita terprovokasi dan menyulut konflik sehingga menjadi sengketa antarnegara, maka persoalan itu tentu akan dibawa ke Mahkamah Internasional di Denhaag, Belanda. Mari kita camkan, siapakah Belanda itu? Belanda adalah sekutu Inggris. Siapakah Inggris? Inggris adalah sang “Pemilik” Malaysia.]

Anda lihat sendiri, kalau perlu komen, komenlah. Fikir sendiri, buktikan supaya pemikiran anda tidak terjajah!

Sekian. As-salamu 'alaikum.

Ibnu Hasyim Catatan Santai
alamat e-mail:
ibnuhasyim@gmail.com
KL Ogos14, 10

Antara Artikel Merdeka dalam blog ini..
Dan banyak lagi..

Ulasan Buku: Menangkal Virus Islam Liberal


Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Nashruddin Syarief


BUKU yang berjudul Menangkal Virus Islam Liberal ini memang dibuat sebagai alat untuk menangkal munculnya pemikiran-pemikiran liberal di tengah-tengah umat Islam. Buku ini tidak menjawab semua tantangan pemikiran (atau pelintiran) yang dilakukan oleh kalangan Islam liberal, melainkan mendudukkan dasar-dasar pemikiran berdasarkan Al-Qur'an, Sunnah dan pendapat para ulama untuk menolak paham liberalisme itu.

Pada bab pertama, buku ini membahas tentang sejarah singkat liberalisme, dan kritik terhadap gerakan Islam liberal yang lahir di Indonesia. Pembahasan ini memfasilitasi para pembaca yang masih tergolong awam dengan isu-isu Islam liberal.

Konsep Tuhan, konsep agama dan konsep wahyu dan kenabian selanjutnya dibahas hingga tuntas, karena masalah-masalah inilah yang hendak 'digoyang' oleh Islam liberal. Sebagai contoh, kalangan liberal biasa menerima semua agama, karena pluralisme adalah konsekuensi dari liberalisme itu sendiri. Buku ini menjelaskan konsep-konsep kunci dalam Islam yang membedakannya dengan agama-agama lain, sehingga Islam tak mungkin bisa dicampuradukkan dengan selainnya, atau dinodai dengan berbagai penyimpangan yang dibuat-buat oleh manusia.

Konsep manusia dalam Islam juga mendapatkan porsi pembahasan yang cukup luas, mengingat kalangan liberalis kerap kali membawa isu-isu seputar humanisme, HAM, feminisme, dan semacamnya. Oleh karena itu, kedudukan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah perlu dikaji kembali dan dijelaskan ulang agar tidak terjebak pada prinsip-prinsip antroposentris yang berkembang dalam wacana pemikiran Barat.

Pembahasan pada buku ini ditutup dengan penjelasan mengenai konsep ilmu dalam Islam, dimulai dari kajian epistemologis, hubungan antara akal dan wahyu, hingga aplikasi konsep ilmu itu sendiri. Masalah ini tidak kalah pentingnya untuk dibahas, karena liberalisme yang selalu mengedepankan relativisme itu sendiri sebenarnya jauh dari ilmu, meskipun mengesankan sebaliknya. Dalam kajian-kajian post-modern kini, kebenaran sudah bukan tema sentral lagi, karena orang sudah tidak lagi menyetujui sebuah kebenaran tunggal, bahkan sudah menolak keberadaan kebenaran itu sendiri. Menurut mereka, manusia takkan mungkin mencapai kebenaran yang sejati, atau memang kebenaran itu tak pernah ada. Pemikiran-pemikiran semacam inilah yang menumbuhsuburkan keraguan manusia terhadap agamanya sendiri.

Buku ini sangat direkomendasikan kepada orang-orang yang hendak memulai penelaahannya terhadap fenomena Islam liberal di tanah air, pelajar dan mahasiswa yang mungkin tanpa disadarinya berhadapan dengan tantangan pemikiran liberal dalam kehidupannya sehari-hari, demikian juga para guru, dosen, pendidik dan orang tua. Untuk menyelamatkan umat ini dari kesesatan pemikiran, memang harus dicarikan vaksin atau penangkal yang tepat.

Nashruddin Syarief, M.Pd.I. adalah Redaktur Eksekutif majalah RISALAH Bandung, sekaligus pengasuh rubrik Syarah Hadits di majalah tersebut. Selain itu, ia juga mengajar sebagai dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Persatuan Islam (STAIPI) dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Garut, sekaligus sebagai pengajar dan pembina beberapa majelis ta'lim di Bandung dan sekitarnya. Pada tahun 2007, Nashruddin menerima beasiswa sebagai anggota Program Kaderisasi Ulama (PKU) yang diadakan oleh Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia (DDII) untuk berkuliah di Program Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun, Bogor, program studi Pendidikan dan Pemikiran Islam. Nashruddin lulus dari jenjang pendidikan S2 di Ibn Khaldun Bogor pada tahun 2009 sebagai lulusan terbaik. (2MA)

6 Dari 10 Rakyat M'sia Tidak Percaya Media Arus Perdana

KL14 Ogos 10: Enam daripada 10 rakyat Malaysia tidak percaya media arus perdana manakala hanya satu dalam lima mempunyai akses kepada berita “online”, demikian menurut satu kajian yang dikeluarkan baru-baru ini.

Kajian Merdeka Center dijalankan antara 27 Jun dan 25 Julai lalu menunjukkan 57 peratus orang Melayu tidak percaya pada laporan media arus perdana berbanding 33 peratus yakin manakala 10 peratus lagi mengatakan mereka tiada maklumat.

Di kalangan masyarakat Cina pula, 58 peratus responden berpandangan bahawa mereka tidak percaya pada media arus perdana, 30 peratus percaya dan 12 peratus lagi pula tidak tahu.

Hasil kajian itu dilihat mempunyai kaitan dengan arah aliran jualan suram bagi kebanyakan organisasi media arus perdana.

Perangkaan edaran menunjukkan akhbar bahasa Inggeris dan Malaysia seperti New Straits Times, The Star, Berita Harian dan Utusan Malaysia berhadapan dengan kemerosotan jualan pada tahun ini berbanding 2009 iaitu dalam lingkungan 20 peratus.

Beberapa eksekutif akhbar mengakui liputan politik yang berpihak telah memberi kesan ke atas paras jualan.

Kajian itu juga menunjukkan bahawa akses kepada alterntif media kekal rendah dengan sekitar 80 peratus responden mengatakan bahawa surat akhbar bercetak masih masih menjadi sumber maklumat utama.

Hanya 21 peratus yang ditemui mengatakan mereka ada membaca berita internet sepanjang sebulan lalu tetapi kebanyakan membaca media arus perdana versi online. Majoriti responden berkata mereka tiada kepercayaan tinggi ke atas media alternatif meskipun ramai bersetuju bahawa ia sebenarnya lebih boleh dipercayai.

Ulasan-ulasan daripada perbincangan kumpulan fokus juga menunjukkan ramai merasakan kebebasan media masih terhad di negara ini disebabkan amalan tapisan yang kuat. Beberapa peserta kumpulan fokus juga menekankan bahawa akhbar bahasa Malaysia sangat bias.

Dua penganalisis politik berkata kajian itu bukan sesuatu yang di luar dugaan sama sekali.

“Ini mungkin kerana kumpulan ini belum mendaftar sebagai pengundi ataupun tidak kisah apa yang berlaku di negara ini,” kata Dr Sivamurugan Pandian dari Universiti Sains Malaysia ketika ditanya mengenai hasil kajian itu.

“Ataupun mungkin kerana harapan yang tinggi selepas 2008, mereka mungkin jadi kumpulan atas pagar,” kata beliau.

“Dan, ia juga kemungkinan kerana terlalu banyak ‘politiking’, di mana rakyat sudah penat dengan keadaan itu,” katanya.

Sivamurugan menjelaskan, kegagalan Barisan Nasional (BN) dan Pakatan Rakyat menjelaskan agenda politik mereka juga kemungkinan telah menyumbangkan penemuan itu.

Dr Agus Yusoff dari Universiti Kebangsaan Malaysia bersetuju bahawa pemilikan media sahaja belum tentu menjamin kejayaan sesebuah parti politik. “Dalam menguruskan maklumat, menguruskan media, mesej, kedua-dua pihak kena bekerja kuat mulai sekarang,” kata Agus ketika dihubungi.

“Jika mereka terus memintal, mensensasikan isu, mereka akan tenggelam,” kata penganalisis politik itu.

“Kini maklumat di hujung jari, sama ada media arus perdana atau internet, mereka tidak percaya setiap perkara yang mereka baca. Merek tahu bagaimana hendak menilai,” katanya lagi. (AK)

Farah Diana: Bertudung Hijrah Imej, Cukupkah?

HALAMAN HIBURAN

AL-HAMDULILLAH, pada asalnya niat mahu bertudung sudah lama disimpan. Dia merancang untuk berubah atau berhijrah ke imej bertudung selepas berkahwin dan memiliki anak pertama. Namun tidak sangka pula, pintu hatinya kini sudah terbuka luas untuk bertudung lebih awal daripada jangkaan, malah sebelum dia berkahwin lagi.

Itulah takdir yang dialami Farah Diana Anuar yang lahir dari program realiti TV popular, Akademi Fantasia musim kedua (AF2). Program yang melahirkan ramai wanita-wanita yang tidak menutup aurat. Program yang mengajar remaja jauh dari cara hidup beragama. Kerana, aurat wanita, bukan hanya menutup rambut sikit-skit sahaja. Bahkan melibatkan nampak bentuk tubuh badan walaupun bertutup, atau suara yang membangkit syahwat lelaki.

Ditambah pula dengan lagu yang melalaikan dari tanggung jawab agama dan pembangunan negara. Apalagi bila dia terkenal dengan kelincahannya ketika menyanyi di pentas. Walaupun begitu Farah ternyata yakin dengan penghijrahan imejnya untuk menjadi muslimah lebih baik dan doanya agar perubahan yang dilakukan ini diperkenankan Allah SWT.

Malah bagi gadis berusia 25 tahun itu, perubahan imejnya hari ini bertepatan dengan hasrat sucinya memperbaiki kelemahan dan kekurangan diri yang masih belum memadai itu. Berkongsi cerita detik permulaannya mengenakan tudung, niatnya itu terbuka selepas menjalani penggambaran di Kemboja bagi program Rasa Halal Orient, menerusi saluran Astro Oasis, seperti yang didedahkan oleh Kosmos! Online hari ini.

Sekembalinya ke Kuala Lumpur, Farah berubah imej menjelang 11 Julai lalu.

“Ketika berada di Kemboja, saya bersama krew Rasa Halal Orient telah berkunjung ke sekolah tahfiz di Pusat Islam Kemboja.

“Di sana, budak-budak remaja menghafal al-Quran. Bukan itu sahaja, mereka juga mempelajari ilmu dunia dan agama.

“Tapi apa yang menyedihkan saya ialah apabila melihat hidup mereka yang serba kekurangan. Mereka ada kipas angin, tapi tidak berfungsi. Baju tidak bergosok dan lampu pun tak ada kerana tiada bekalan elektrik.

“Paling menyayat hati, mereka hanya makan nasi berlaukkan sup sayur dalam talam dan makan beramai-ramai. Air mata saya hampir menitis, tetapi memandangkan saya sedang bekerja, saya tahankan sahaja. Bimbang pula tidak fokus untuk mengacara,” tambahnya.

Akui Farah, selepas itu apabila dia pulang ke Phnom Penh, barulah dia menangis dan ketika itulah timbul pertanyaan dalam benak fikirannya tentang pelajar-pelajar di sekolah tahfiz di Kemboja itu.

“Walaupun serba kekurangan, insya-Allah mereka mendapat tempat di dunia dan akhirat. Tapi diri saya pula macam mana? Kalau boleh, kita pun nak juga mendapat dunia dan akhirat juga.

“Tapi waktu itu saya belum pakai tudung lagi. Saya dalami dahulu ilmu-ilmu agama dan fahami yang mana patut dan tidak patut kita lakukan. Kemudian, saya mula beli tudung sedikit demi sedikit,” jelasnya.

Farah memberitahu lagi..

“Kebetulan pula, pada suatu malam itu adalah malam Israk Mikraj, saya buat sembahyang sunat. Kemudian saya terus memberitahu ayah tentang niat saya itu dan dia turut gembira dengan perubahan yang ingin saya lakukan.

“Esoknya pula saya ada penggambaran Nasi Lemak Kopi O bersama Farah Adeeba. Dia ada tanya, dan saya kata hari ini baru nak mula (memakai tudung).

“Dia gembira sangat dan terus menghadiahkan beberapa tudung kepada saya. Siap buat pengumuman lagi dalam program itu,” ungkapnya yang kini lebih selesa dengan kerja-kerja pengacaraan.

Menurut Farah sejak dia bertudung, rezekinya semakin bertambah dengan kehadiran tawaran-tawaran iklan serta duta produk. Biasanya, bagi wanita yang telah berubah imej kepada bertudung, perwatakan mereka turut berubah menjadi lebih sopan.

“Bagi saya, jangan sampai ke satu tahap kita jadi hipokrit. Saya masih lagi menjadi diri sendiri. Cuma dari segi pemakaian, saya akan jaga. Tapi, bab ketawa terbahak-bahak, itu masih kekal,” tegasnya sambil meledakkan ketawa. “Sekali sekala perangai ‘gila-gila’ juga ada. Tapi bila umur semakin meningkat, ketawa saya yang besar itu macam dah berkurangan rasanya."

Menurutnya, dia masih mahu bergiat aktif dalam bidang nyanyian, selagi diterima peminat, dia tetap akan setia bergelar penyanyi. “Cuma kini, lagu-lagu saya akan lebih ke arah pengajaran, biarpun masih kekal dengan konsep lagu pop,” tuturnya.

Menurut Blog IbnuHasyim, adalah baik jika seseorang itu tahu apa yang dia tidak tahu, dan berazam untuk ambil tahu dan memperbaikinya. Adalah amat malang apabila seseorang itu tidak tahu apa yang dia tidak tahu, bahkan menganggap kerjabuatnya yang tidak baik itu, adalah kerja yang baik. Minta dijauhkan Allah SWT, kerana hal itu amat merbahaya. (2MA)

Husam Nafi Dinar Jadi Mata Wang Kedua

KOTA BARU Jumaat Ogos 13, 2010: Kerajaan Kelantan menafikan dinar emas dan dirham perak akan dijadikan sebagai mata wang kedua untuk negeri itu sebaliknya mata wang syariah itu boleh dijadikan alternatif kepada penggunaan sistem pertukaran barang.

Pengerusi Jawatankuasa Perancangan Ekonomi, Kewangan dan Kebajikan Negeri, Datuk Husam Musa berkata banyak pihak kini keliru dengan pelancaran mata wang syariah tersebut sedangkan ia adalah pengenalan kepada sistem pertukaran barang yang menggunakan dinar dan dirham itu.

"Beberapa laporan agak tidak tepat sehingga menimbulkan kekeliruan dan saya tidak nampak kenapa perkara ini perlu diperbesar-besarkan selepas Kerajaan Kelantan memperkenalkannya kerana ia telah digunakan sejak zaman Islam menguasai dunia lagi," katanya kepada pemberita di sini, hari Jumaat.

Semalam, Menteri Besar Kelantan Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat melancarkan mata wang syariah dinar dan dirham yang akan digunakan dalam transaksi seharian termasuk pembayaran gaji kepada kakitangan awam.

Kira-kira 1,000 peniaga di bandar ini dilaporkan bersetuju untuk menerima dinar emas dan dirham perak dalam transaksi perniagaan mereka.

Dinar dan dirham itu dikeluarkan oleh anak syarikat Perbadanan Menteri Besar Kelantan (PMBK), Kelantan Golden Trade.

Timbalan Menteri Kewangan Datuk Dr Awang Adek Hussin yang memberikan reaksi berhubung perkara itu, berkata mengikut undang-undang, pengeluaran mata wang sama ada alternatif atau tidak, adalah di bawah bidang kuasa mutlak Kerajaan Persekutuan dan Bank Negara Malaysia (BNM) kerana ia membabitkan urusan dasar serta pengurusan kewangan Malaysia.

Beliau berkata tiada peruntukan undang-undang yang membolehkan kerajaan negeri mengeluarkan mata wang, tidak timbul soal mata wang alternatif atau tidak walaupun hanya untuk urusan jual beli di negeri ini.

Katanya Kementerian Kewangan dan BNM akan mengkaji tindakan yang boleh diambil berhubung perkara itu.

Husam berkata, pihaknya menyedari dinar dan dirham yang dikeluarkan di negeri ini tidak boleh menggantikan mata wang sedia ada.

"Mata wang syariah tersebut hanya boleh digunakan apabila kedua-dua pihak bersetuju untuk menukar barangan atau perkhidmatan berdasarkan nilai semasa dinar dan dirham.

"Dahulu Orang Asli tidak menggunakan duit, mereka menggunakan hasil hutan seperti petai atau tongkat ali untuk ditukar dengan tembakau serta garam dan prinsipnya adalah sama dan cara tersebut telah digunakan secara meluas sejak beribu tahun dahulu sebelum kejatuhan Kerajaan Turki Uthmaniah. - BERNAMA

Insurans Balik Raya RM6, RM20.

Chon Ming (dua dari kiri) menyerahkan skim Insurans Pos Raya kepada Mearia pada majlis pelancaran skim itu di Kuala Lumpur semalam.

KL OGOS 14 10:Kira-kira 6 juta umat Islam yang akan pulang ke kampung halaman untuk menyambut Hari Raya Aidilfitri pada tahun ini berpeluang mendapat perlindungan insurans.

Skim yang disediakan oleh Insurans Pos Raya pada harga cuma RM6 dan RM20 itu memberi perlindungan bermula tiga hari sebelum hari raya sehingga 10 hari selepas itu.

Ketua Pegawai Operasi PosNiaga Pos Malaysia, Datuk Mearia Hamzah berkata, skim khas dengan kerjasama Malaysia Assurance Alliance Berhad (MAA Assurance) itu bertujuan melindungi orang ramai daripada pelbagai risiko kemalangan sepanjang musim perayaan.

Menurut beliau, bagi individu, mereka dikenakan bayaran sebanyak RM6 dengan perlindungan kematian dan hilang upaya kekal sehingga RM20,000 manakala premium RM20 bagi keluarga dengan perlindungan sehingga RM100,000 tanpa had bilangan ahli keluarga.

“Melalui insurans ini pembeli tidak perlu melalui pemeriksaan kesihatan dan pemegang polisi juga boleh mendapat ganti rugi RM100 sekiranya kad pengenalan, pasport dan lesen memandu hilang.

“Skim ini boleh dimiliki di lebih 700 cawangan Pos Malaysia seluruh negara bermula 16 Ogos hingga 21 September,” katanya pada sidang akhbar di sini semalam.

Turut hadir ialah Presiden Ketua Bahagian MAA Assurance, Sin Chon Ming.

Beliau berkata, skim insurans itu turut terbuka kepada semua kaum dan agama termasuk penduduk tetap dan pekerja asing yang berusia di antara 16 hingga 69 tahun. (Kosmo! Online/AK)

Dinar K'tan: Indo, Portugis, Sepanyol, Belanda, Turki, Poland & German



Indonesia

Kelantan Malaysia Mulai Gunakan Dinar Dirham dalam Transaksi Perdagangan

Jumat, 13/08/2010 13:59 WIB

Sebuah negara bagian Malaysia telah membolehkan masyarakat untuk menggunakan koin emas dan perak di toko dan restoran untuk menghidupkan kembali praktek perdagangan dari masyarakat Islam awal, kata seorang pejabat mengatakan Jumat ini (13/8).

Uang koin Dinar emas dan dirham perak memberikan alternatif lain dari mata uang Malaysia, ringgit, di negara bagian timur laut Kelantan, yang dikuasai oleh Partai Islam Semalaysia (PAS).

Nilai dari mata uang yang digunakan di Kelantan dapat berfluktuasi sesuai dengan harga pasar, namun para pejabat mengatakan hal itu tetap merupakan alternatif yang lebih baik daripada menggunakan mata uang dipengaruhi oleh dolar AS dan mata uang asing lainnya.

Pihak berwenang Kelantan juga mengatakan penggunaan koin tersebut didorong oleh Al-Quran.

Pejabat negara telah menghasilkan uang senilai $ 630.000 untuk penggunaan di sekitar 1.000 outlet di ibukota Kelantan, kata Nik Mahani Mohamad, direktur eksekutif dari Kelantan Golden Trade, yang memproduksi koin dinar dirham.

"Ini adalah saat yang amat sangat hebat bagi umat Islam," kata Nik Mahani. "Kami menyediakan alternatif berarti bagi rakyat untuk perdagangan dengan dinar dan dirham."

Koin dinar dirham masuk ke sirkulasi pasar Kamis kemarin dan dapat dibeli di berbagai lokasi di Kelantan. Harganya saat ini bernilai sekitar $ 180 per dinar dan $ 4 per dirham.

Pemerintah negara juga berencana untuk memberikan karyawan pilihan untuk menerima sebagian dari gaji mereka dalam mata uang ini, serta memperkenalkan emas batangan untuk investasi besar. Umat Islam yang ingin bersedekah juga dapat membayar dengan koin Dinar dirham.

PAS telah telah memerintah Kelantan sejak tahun 1990. Beberapa kebijakan mereka yang selama bertahun-tahun termasuk melarang perjudian, hiburan malam dan konser musik rock, dan mewajibkan karyawan negara muslim wanita mengenakan jilbab di tempat kerja. (fq/startribune)

Portugis

Estado da Malásia cria moeda islâmica de ouro e prata

AE-AP - Agência Estado

A tentativa do Estado de Kelantan, na Malásia, de retomar o uso de moedas de ouro e prata, comuns nas sociedades do início do islamismo, não foi bem recebida pelo banco central do país, que afirmou em comunicado hoje que os governos locais não têm autoridade para emitir seu próprio dinheiro. As moedas de dinar, feitas de ouro, e de dirham, fabricadas com prata, tornaram-se uma alternativa para à moeda corrente do país de maioria muçulmana, o ringgit.

As moedas passaram a circular ontem e podem ser compradas em vários locais em Kelantan, que fica no nordeste do país. Um dinar vale cerca de US$ 180 e um dirham, US$ 4. O Estado é governado pelo Partido Islâmico Pan-Malaio, um grupo conservador de oposição que promove políticas religiosas. O dinar de ouro foi a moeda oficial das sociedades muçulmanas por séculos.

O valor das moedas usadas em Kelantan pode flutuar de acordo com os valores do mercado, mas funcionários dizem que ele é uma alternativa melhor para a moeda oficial, afetada pelo dólar norte-americano e por outras moedas estrangeiras. As autoridades de Kelantan também disseram que o uso de tais moedas é encorajado pelo Alcorão.

Foram produzidas moedas no valor de cerca de US$ 630 mil para serem usadas em cerca de 1.000 locais na capital do Estado, disse Nik Mahani Mohamad, diretor executivo da agência que cuida do comércio de ouro em Kelatan e que cunhou as moedas. "É um grande, grande momento para os muçulmanos", afirmou. "Estamos fornecendo um meio alternativo para o comércio."

Mas o projeto encontrou um obstáculo quando o banco central da Malásia informou em comunicado, na noite de hoje (horário local), que o ringgit continua a ser "a única moeda legal para pagamentos de bens e serviços na Malásia". O banco afirmou que "é a única entidade a ter direito, pela lei, de emitir dinheiro na Malásia". Não está claro como o banco central malásio planeja impedir o uso das novas moedas em transações.

Sepanyol

Malasia: El Dinar oro se autoriza como medio de pago

Madrid, 13 de agosto 2010 (OroyFinanzas) – El estado malayo de Kelantan ha informado oficialmente que ha acuñado dinares de oro y dírhams de plata para su utilización como alternativa a los billetes de ríngit emitidos por el Banco Central, informaron hoy los medios locales.

El gobierno local de de Kelantan, dirigido desde 1990 por el Partido Pan-islámico de Malasia (PAS), indicó que promoverá el uso como dinero de estas monedas islámicas en los comercios y en la administración, donde se podrá utilizar para pagar salarios a quienes lo soliciten. Ya existen más de 1.000 comercios que se han adherido a esta campaña y aceptaran las monedas islámicas de oro y plata como medio de pago.

Según preceptos de la sharia o ley islámica, los dinares de oro pesan 4,25 gramos y se cotizan por unidad a 582 ríngit (unos 142 euros), mientras que los dirham de plata pesan tres gramos, y su valor (actualmente 13 ríngit por unidad) fluctúa en el mercado.

“Las monedas islámicas fueron utilizadas durante cientos de años antes de la caída del Imperio Otomano”, señaló Nik Abdul Aziz, líder espiritual del PAS.

Muchos partidos islámicos defienden la utilización del dinar y el dirham como monedas de cambio en el mundo musulmán para promover su cohesión y defenderse de la fluctuación de los mercados internacionales de divisas.

Tras la crisis de 1997, el entonces primer ministro malayo, Dr. Mahathir bin Mohamad , propuso la introducción del dinar oro para las transacciones comerciales, pero la idea fue desechada por el gobierno de Abdullah Badawi.

Belanda

Deelstaat Maleisië introduceert islamvaluta

Novum/AP op 13 augustus '10, 12:44, bijgewerkt 13 augustus '10, 13:32
Een man kust een oud Irakees dinarbiljet met het portret van Saddam Hussein. (EPA)

AMSTERDAM - De Maleisische deelstaat Kelantan is in botsing gekomen met de centrale bank in Kuala Lumpur. De deelstaat wil het gebruik van gouden en zilveren munten herinvoeren, zoals in vroege islamitische samenlevingen gebruikelijk was, maar de centrale bank stelt dat de deelstaat het recht niet heeft zijn eigen munten te slaan.

De gouden dinar en de zilveren dirham vormen in het noordoostelijke Kelantan een alternatief voor de Maleisische ringgit. In de deelstaat regeert de aartsconservatieve Pan-Maleisische Islamitische Partij (PMIP), die een religieus beleid voert. De gouden dinar is eeuwenlang gebruikt als munteenheid in islamitische landen.

Fluctueren

De waarde van de munten in Kelantan kan fluctueren door de marktprijzen, maar de PMIP meent dat het een beter alternatief is dan een munteenheid waarvan de waarde afhangt van buitenlandse munten als de dollar en de euro.

In de deelstaat is al voor ongeveer een half miljoen euro aan munten uitgegeven die op duizend verschillende plekken als betaalmiddel kunnen worden gebruikt. De centrale bank liet vrijdag weten dat de ringgit de enige munt blijft 'die als legaal betaalmiddel gebruikt kan worden voor goederen of diensten in Maleisië'. Hoe de bank het gebruik van de nieuwe munten wil verhinderen, is nog niet duidelijk.

Turki

Malezya'da altın dinar ve gümüş dirhem piyasada

11:31 | 13 Ağustos 2010

Malezya Federasyonu’nun kuzeydoğusundaki Kelantan eyaleti, Müslüman ülkelerin yüzyıllarca resmi para birimi olarak kullandıkları altın dinar ve gümüş dirhemi yeniden piyasaya sürdü.

Aşırı muhafazakar Pan-Malezya İslami Partisi’nin yönetimi elinde bulundurduğu Kelantan’da altın, dinar ve gümüş dirhem, "Malezya doları" olarak da bilinen "Ringgit’e" alternatif olacak.

Kelantan yetkilileri, mağazalar ve lokantalarda kullanımına izin verilen altın dinarın, Amerikan doları ve diğer yabancı para birimleri karşısında daha güçlü bir seçenek olacağını savunuyor.

Yetkililer, dinar ve dirhemin kullanımının Kuran’da da cesaretlendirildiğini belirterek, çalışanlara maaşlarının bir kısmını bu şekilde ödeme seçeneği sunmaya ve büyük yatırımlar için altın külçelerin kullanılmasını teşvik etmeye de hazırlanıyor.

Perşembe günü piyasaya sürülen altın dinarın değeri yaklaşık 180 dolar, gümüşün dirhemin değeri ise 4 dolar olarak belirtildi. Pan-Malezya İslami Partisi, 1990 yılından bu yana Kelantan’ı yönetiyor. Partinin izlediği bazı politikalar arasında kumar oynama, gece kulüpleri ve Rock konserlerinin yasaklanması ile çalışan kadınlara örtünme zorunluluğu getirilmesi bulunuyor.

Poland

Malezja wprowadza do obiegu złote i srebrne islamskie monety

Rządzony przez islamską partię położony w północno-wschodniej Malezji stan Kelantan wprowadził do obiegu złote i srebrne monety będące alternatywą dla oficjalnej waluty Malezji - ringgita. Wywołało to spór z bankiem centralnym, który przypomina, że rządy lokalne nie mają prawa do tworzenia swojej własnej waluty - informuje AP

Rządząca w prowincji Kelantan Panmalezyjska Partia Islamska wprowadziła do obiegu złote dinary i srebrne dirhamy, w założeniu jako alternatywa dla oficjalnej waluty, która według władz stanowych jest mocno osłabiona, głównie przez kiepski kurs dolara. Ale nie jest to najważniejszy powód - konserwatywna islamska partia wprowadziła nową walutę, motywując to także względami historycznymi - przez wieki złoty dinar był oficjalną walutą Malezji, a używanie monet ze szlachetnych kruszców zaleca też Koran.

Władze stanowe wyprodukowały i wypuściły na rynek monety warte w sumie 630 tys. dol. Weszły do obiegu w czwartek - ich wartość jest związana z ceną złota na światowych rynkach, ale pierwszy kurs to 180 dolarów za jednego dinara i 4 dolary za dirhama.

German
13/08/2010 12.34.11
Malaysia: Islamische Währung
Im Bundesstaat Kelantan gibt es seit Donnerstag zwei Währungen: Dort ist nämlich jetzt der islamische Dinar als Parallelwährung zur Landeswährung Ringgit anerkannt. Ausser einer Goldmünze sollen laut Medienberichten auch Silberlinge in Umlauf gebracht werden. Beamte des Bundesstaats sollen nach einer Einführungsphase 25 Prozent ihres Gehaltes in der neuen Währung ausgezahlt bekommen. Die Einführung der islamischen Nebenwährung bedeutet eine Weltpremiere. Die beiden Münzen stehen vor allem bei konservativen Muslimen hoch im Kurs, weil sie durch ihren Materialwert gedeckt sind und damit angeblich unabhängig vom westlichen Zinssystem verwendet werden können, das nach islamischem Scharia-Recht als unrein gilt. Bislang kam der Dinar nur bei Transaktionen im Internet zum Einsatz oder wurde als Medaille gehandelt. Die malaysische Zentralbank hat gegen die Initiative in Kelantan protestiert: Der Ringgit bleibe „die einzige legale Währung für das Bezahlen von Gütern und Dienstleistungen in Malaysia“, so die Zentralbanker in einem Statement an diesem Freitag. Streng gläubige Muslime in Malaysia bezeichnen die Einführung der neuen Währung als „historischen Moment, der den Beginn des Aufstiegs des Islam und des Niedergangs des Kapitalismus“ markiere. Der im Osten Malaysias gelegene Bundesstaat Kelantan wird seit 1990 von der islamischen Partei PAS regiert und gilt als der konservativste der dreizehn malaysischen Bundesstaaten. Landesweit gehören knapp 60 Prozent der Malaysier dem Islam an.
(kipa/ap 13.08.2010)

Friday, August 13, 2010

Bertemu Prof Dr Tariq Ramadan

Ceramah Tariq Ramadhan malam itu di KL.

BARU berkesempatan membuat review wacana Prof Tariq Ramadan baru-baru ini. Sebelum ini saya belum pernah mendengar dan melihat secara 'live' ucapan beliau. Hanya pernah membaca buku nya yang bertajuk 'The Western and The Future of Islam In The West' . Huraian tentang Towards Reform of Islamic Education in the West' memuatkan kupasan menarik beliau. Huraian tentang 'Education of Heart dan 'Education of Mind' cukup menarik minat saya.

Cukup teruja mendengar ucapan menghurai sekitar nilai kebebasan dalam kerangka Islam. Tambahan pula cucu Hassan al-Banna ini merupakan seorang tokoh baru dunia Islam dan intelektual Islam yang giat membuka ruang interaksi antara Islam dan Barat.

Pertama kali juga saya teruja tatkala sampai ke ISTAC (International Institute of Islamic Thought, di Jalan Duta KL). Bangunan ala-ala Andalusia, Granada mengingatkan saya seakan-akan berada di zaman emas Islam Andalusia. Rekaan bangunan dihiasi lukisan-lukisan menarik era kegemilangan Sultan Muhammad al-Fateh sungguh menghidupkan suasana.

Memabaca dan melihat gambar ISTAC sebelum ini sungguh tidak jauh dari realiti. Prof Syed Muhammad Naquib al-Attas memang benar seorang tokoh Falsafah Islam yang hebat merangka sebuah bangunan yang cukup indah.

Tajuk wacana di ISTAC pada malam itu bertajuk Is Liberty An Islamic Value? Persoalan yang timbul ialah bagaimana kita berinteraksi dengan kebebasan? Boleh dikatakan ramai yang hadir terdiri dari pelajar ISTAC ( pelajar M.A dan PHD ), Profesor, ahli akademik, golongan 'middle-upper class' yang agak moden dan golongan mahasiswa seperti saya.

Muqaddimah wacana Prof Tariq meningatkan para pendengar agar tidak menepuk tangan atau ber'takbir' apabila beliau memberi ucapan. Inginkan suasana yang tenang. Kata beliau 'Takbir' is beyond of what you say in louder. Takbir sepatutnya lahir dari perasaan yang meresap dihati. Tidak perlu melaungkannya. Kritikan pertama beliau. Kritikan kedua 'dont only to repeat what the Quran, Hadith, ulama say, but to think". Jangan hanya pandai 'quote' ayat-ayat al-Quran dan Hadith atau kata ulama tanpa memahami maksud , tanpa berfikir dan mengkaji.

Kebebasan Intipati Kehidupan

Kemudian sekitar ucapan beliau yang sempat diambil ialah nilai kebebasan dalam Islam sudah lama dihuraikan. Kalimah "Laa Ilaha Illalah is to liberate yourself from any evil". Kebebasan merupakan intipati kehidupan manusia Islam, 'freedom of being is the essence'. Tidak berlawanan dengan fitrah. Semua inginkan kebebasan. Tetapi setiap dari manusia perlu bertanggungjawab terhadap kebebasan yang diterima dari Tuhan. "If you are free you will have responsibity'. Bertanggungjawab untuk diri , sesama manusia (termasuk non-muslim) , agama dan Tuhannya.

Mengingatkan saya tentang apa yang disebut oleh Syeikh Yusof al-Qardawi. Kebebasan boleh diibaratkan seperti pisau. Boleh digunakan untuk keburukan dan kebaikan.

Kebebasan Sebenar Melepaskan Diri Dari Ego

"True liberty is freedom yourself from ego, liberate yourself from ego, evil and etc". Kebebasan yang sebenar ialah membebaskan diri kita dari perasaan ego, kejahatan, dosa, maksiat dan perbuatan buruk lain. Kerana semua manusia secara fitrah tidak suka kepada keburukan dan sukakan kebaikan.

Kebebasan dalam Kerangka Maqasid Syariah

Walau pun kebebasan merupakan 'natural needs'. Tetapi keperluan azali manusia perlu dipandu dengan objektif. Maqasid Syariah ( objektif pengaplikasian syariah) memandu kebebasan manusia. Kebebasan perlu dilihat dari kaca mata berasaskan maqasid. Termasuk darinya ialah perkara Darurah seperti agama , nyawa, maruah, keturunan, aqal. Katanya kebebasan tidak bermaksud semua manusia boleh melakukan sesuka hati sehingga menggadaikan maruah. Kebebasan dipandu maqasid 'protect the dignity'. Menyelamatkan maruah manusia. "The diginity is to try protect your best, good with what you know".

"Put rules (obejctives) to protect the freedom".

Akhir

Saat akhir sesi pertanyaan timbul satu suasana intelektual yang cukup teruja. Begitu ramai berrtanya dan berhujjah. Sehingga wujud satu provokasi dari seorang pemuda yang mengkritik Prof Tariq Ramadhan mengatakan apa yang dikatakannya tentang kebebasan tidak ada dalam dalil dan jauh menyimpang dari pemikiran datuknya Hassan al-Banna. Agak tegang tetapi beliau penuh profesional menjawab.

Tamat pengalaman menghadiri wacana yang penuh ibrah dan meluaskan pandang alam kehidupan.

Tok Guru, Husam, Dinar, M'sia, S'pura, Australia & Italy


UTUSAN MALAYSIA 13 OGOS 2010

1,000 peniaga di Kelantan terima dinar, dirham

Kakitangan Permodalan Kelantan Berhad, Siti Sarah Yusof menunjukkan mata wang syariah dinar (kiri) dan dirham pada majlis pelancarannya di Kota Bharu, semalam

KOTA BHARU 12 Ogos - Kerajaan Pas Kelantan hari ini melancarkan mata wang syariah dinar dan dirham Kelantan yang digunakan sebagai alternatif kepada mata wang sedia ada.

Menteri Besar, Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat berkata, mata wang syariah tersebut boleh digunakan di kira-kira 1,000 buah kedai dan restoran di sekitar bandar ini untuk transaksi perniagaan.

Beliau berkata, penggunaan dinar dan dirham sebagai alternatif kepada Ringgit Malaysia (RM) tidak bertentangan dengan undang-undang dan ia dirangka mengikut peruntukan peraturan yang disediakan oleh Bank Negara.

"Mata wang syariah ini hanya pilihan kepada orang ramai untuk menggunakannya, tetapi ia juga untuk menunjukkan kepada dunia bahawa Islam mempunyai mata wang sendiri untuk perdagangan.

"Sejarah juga membuktikan bahawa dinar emas dan dirham perak tidak akan terjejas dengan inflasi sehingga menjejaskan ekonomi negara.

"Sebagai contoh, pada zaman Rasulullah SAW, harga seekor ayam kira-kira RM13, lebih kurang harga seekor ayam pada masa sekarang," katanya kepada pemberita selepas melancarkan mata wang syariah, dinar dan dirham di Pusat Dagangan Kelantan (KTC) di sini hari ini.

Turut hadir Ketua Pegawai Eksekutif (CEO) Kelantan Golden Trade Sdn. Bhd., Prof. Dr. Umar Ibrahim Vadillo; Pengerusi Jawatankuasa Perancangan Ekonomi, Kewangan dan Kebajikan negeri, Datuk Husam Musa dan Pengerusi Jawatankuasa Pembangunan Islam, Pendidikan dan Dakwah negeri, Datuk Mohd. Amar Nik Abdullah.

Nik Abdul Aziz berkata, sebagai simbolik pelancaran mata wang syariah itu, gaji CEO Perbadanan Menteri Besar Kelantan (PMBK) akan dibayar dengan menggunakan emas dinar.

"Buat masa sekarang kita belum ada perancangan untuk membayar gaji kakitangan awam dengan mata wang syariah tetapi saya amat bersetuju sekiranya usaha ke arah itu dibuat sekarang.

"Bermula tahun ini, orang ramai boleh membayar zakat dengan dinar emas dan dirham perak, sebelum ini kita tidak ada kesempatan kerana ia belum dilaksanakan lagi," katanya.

Sementara itu, Husam berkata, pengeluaran dinar dan dirham Kelantan mengikut standard piawai yang ditetapkan oleh Pengeluar Syiling Dunia Islam (Wolrd Islamic Mint).

"Dalam Islam standard telah dibuat oleh Saidina Umar iaitu satu dinar emas 22 karat iaitu 4.5 gram kenapa 22 karat bukannya 24 karat sebab ia wang yang digunakan setiap hari untuk tahan lasak dia akan tambah logam lain tetapi berat masih 4.5 gram, bagi dirham pula tujuh dirham bersamaan dengan satu dinar.

"Pengeluaran kita sebanyak RM2 juta sebelum ini telah habis dan kita akan mencetak setiap hari bagi memenuhi permintaan yang semakin meningkat," katanya.

The Straits Times S'pore: Aug 12, 2010

Islamic currency for Kelantan

'We have over 1,000 shops that have signed up to our campaign and agreed to accept the dinar and dirham for the purchase of goods,' state cabinet minister Husam Musa said. -- PHOTO: ZAO BAO

KUALA LUMPUR - A MALAYSIAN state on Thursday launched the Islamic dinar and dirham as an alternative currency, allowing the golden and silver coins to be used as legal tender alongside conventional banknotes.

Authorities in northern Kelantan state, which is ruled by the Islamic opposition party PAS, said the Islamic currencies would be used in many shops in the state in addition to the national currency, the ringgit.

'We have over 1,000 shops that have signed up to our campaign and agreed to accept the dinar and dirham for the purchase of goods,' state cabinet minister Husam Musa told AFP. He said signboards have been erected in the main market in the state capital Kota Bharu to show the conversion table between the dinar and ringgit, and participating shops will display stickers to encourage people to use the coins.

'The response has been very positive and all the coins which were worth a total of 2.0 million ringgit (S$857,900) have been sold out at the launch today,' said Mr Husam, who is in charge of economic and finance planning.

According to Islamic law, the dinar measures 4.25 grams of gold, while the dirham is 3.0 grams of pure silver. A golden coin is equivalent to about 582 ringgit (183 dollars) while the silver coin is worth around 13 ringgit but their values fluctuate according to market prices.

Mr Husam said the dinar and dirham currencies can also be used dealings with state goverment agencies, such as paying 'zakat', or alms for the poor. -- AFP


Australia Neteork News:

Malaysian state launches Islamic currency

The northern Malaysian state of Kelantan has launched the Islamic dinar and dirham as an alternative to the national currency, the ringgit

Kelantan state which is ruled by the Islamic opposition party PAS, says the response to the Islamic currencies has been very positive.

State cabinet minister Husam Musa says the first batch of gold and silver coins, worth 2 million ringgit have been sold out at its launch.

He says over a thousand shops have agreed to accept the dinar and dirham for the purchase of goods.

Mr Husam says the dinar and dirham can also be used when dealing with state goverment agencies.

Attempts to introduce the coins as legal tender nationally have been shot down by the federal government.

ITALY

LA ROVINA DEL DOLLARO: IL DINARO D’ORO E IL DIRHAM D’ARGENTO

Economia FONTE: IRAQWAR.MIRROR-WORD.RU

Leggete prima cosa dice il Guardian: può il dinaro d’oro islamico della Malesia ostacolare il capitalismo?
19 luglio 2010, 08:22

Immaginatevi un mondo in cui si commerciasse unicamente con monete d’oro e d’argento. Immaginatevi quanto grande sarebbe il vostro portafoglio.

E tuttavia è proprio questo il mondo che hanno in mente alcuni degli attivisti della Malesia che puntano al dinaro d’oro islamico e al dirham d’argento come nuova valuta legale in sostituzione del denaro cartaceo – un’utopia che potrebbe venire alla luce già a partire dalla metà del mese prossimo.

Ossia quando uno di questi gruppi, il Muamalah Council, ha in programma di attuare il sistema del dinaro nello stato settentrionale della Malesia di Kelantan. Se si può credere alle informazioni sul suo sito internet, il council avrebbe il benestare del governo islamico dello stato, Parti Islam SeMalaysia (Pas), per introdurre il dinaro in tre mosse.

Per prima cosa, lo stato pagherà un quarto dei suoi dipendenti statali usando il dinaro. In secondo luogo, tutte le società statali accetteranno i pagamenti in dinari. Infine, anche circa 600 imprese commerciali adotteranno questa valuta.

Ispirato da selettive fonti religiose e sostenuto dai precedenti storici all’interno degli annali della storia islamica, il sistema del dinaro d’oro è indicato da alcuni estremamente orgogliosi Musulmani come la risposta islamica per combattere le calamità del capitalismo.
L’idea è stata inizialmente discussa dall’ex primo ministro della Malesia, Mahathir Mohamad, dopo la crisi finanziaria asiatica del 1997. Ha sostenuto che le monete non avrebbero mai messo il loro possessore nei guai nella stessa maniera in cui l’avevano fatto le banconote. Come metalli preziosi con un valore intrinseco, l’oro e l’argento sono più resistenti alle fluttuazioni del mercato e alla svalutazione in confronto al dollaro americano – un argomento che [Mahathir Mohamad] ha portato all’Organizzazione della Conferenza Islamica come strumento per combattere l’egemonia occidentale.

Oggi, i sostenitori del dinaro d’oro islamico additerebbero la recente crisi del credito come prova. Certamente, l’aumento vertiginoso del prezzo dell’oro – che potrebbe possibilmente trascendere il record di $2000 dollari l’oncia - altro non potrà fare che rafforzare il loro tono.

E se il grande piano di Mahathir di implementare il sistema del dinaro in Malesia a partire dal 2003 può essere stato abbandonato poco cerimoniosamente dal suo successore, Abdullah Badawi, l’idea ha in seguito guadagnato consensi fuori dalla Malesia.

Nella vicina Indonesia, ad esempio, un’organizzazione conosciuta come Wakala Induk Nusantara (WIN) ha iniziato a coniare monete d’oro da usare in Australia, in Malesia e a Singapore. Il suo presidente, Riki Rokhman Azis, sostiene che il numero di dinari usati nella nazione musulmana più popolosa è più che raddoppiato nel 2009 fino ad [arrivare ai] 25 000 pezzi.

Quello che colpisce forse maggiormente è la connessione del Regno Unito con il sempre più globalizzato movimento del dinaro d’oro islamico. Il raggruppamento indonesiano aderisce ad una fatwa promulgata dal religioso basato in Sudafrica Sheikh Abdalqadir as-Sufi, un convertito all’Islam di Cape Town conosciuto prima come Ian Dallas di Scozia.

Poi c’è il Dinar Exchange, l’equivalente britannico della WIN indonesiana. Come il “fornitore ufficiale certificato di dinari d’oro e di dirham d’argento nel Regno Unito”, la società ha appena concluso una serie di roadshow della durata di un mese il maggio scorso, che l’ha vista promuovere il dinaro d’oro ai Musulmani in città chiave del Regno Unito quali Londra, Birmingham ed Edimburgo. Il gruppo sta invitando altri a divulgare questa visione islamica come agenti del dinaro. Ad un costo, naturalmente.

Mentre il movimento del dinaro guadagna terreno, i suoi promulgatori – che comprendono alcune delle figure più polemiche del mondo musulmano come il religioso nato a Trinidad Imran Hosein – senza dubbio ignorerebbero il recente suggerimento di Anthony Lerman nel Guardian che oggi non esiste alcuna dottrina anticapitalistica. Per loro, il dinaro d’oro islamico è forse la risposta meglio formulata dal genere umano per battere gli eccessi del capitalismo.

Leggi di più qui (in inglese)

Questa storia è arrivata alla mia attenzione grazie a ZeroHedge www.zerohedge.com/article/morning, -19-2010 “Morning Gold Fix: July 19, 2010”

Ora leggete quello che dice il Muamala Council:

IL KELANTAN LANCIA IL DINARO E IL DIRHAM IL 12 AGOSTO 2010
Ultimo aggiornamento (giovedì 15 luglio 2010 06:07)

Alhamdulillah, siamo lieti di annunciare la notizia che tutti noi stavamo aspettando – l’introduzione ufficiale del dinaro e del dirham nello stato del Kelantan si terrà nella sua capitale, Kota Bharu, il 12 agosto 2010. L’imminente evento nel Kelantan sta per cambiare il corso della storia, dato che segna l’inizio sia dell’ascesa dell’Islam, sia della morte del capitalismo, poiché le due cose non possono coesistere: quando arriva la luce scompare il buio.

Questa è la prima volta negli ultimi 100 anni dalla caduta del califfato ottomano, che un governo musulmano introduce valuta della Shariah. Indubbiamente ci sono state quattro generazioni di musulmani che non hanno mai visto il dinaro d’oro né il dirham d’argento; quattro generazioni di musulmani che sono state divise in piccole riserve nazionali e condannate alla rapina permanente prima ad opera di capi locali, e poi internazionali, dell’usura; quattro generazioni di musulmani che non hanno saputo cosa fosse il loro “Deen”, o codice di vita. L’introduzione del dinaro d’oro e del dirham d’argento nello stato del Kelantan non è una nuova idea, né un nuovo esperimento, è il ritorno al mezzo di scambio che è stato conosciuto per 1400 anni in tutto il mondo islamico (Dar al-Islam) come il denaro della Shariah che prende la sua legislazione dalla rivelazione di Allah e la Sunnah di Rasul.

Il 12 agosto il popolo del Kentalan dirà “NO” al mondo malato creato dai banchieri dopo la seconda guerra mondiale: non facendo saltare in aria gli uffici o le ambasciate, né decifrando le genealogie e gli ordini del giorno delle società occulte, ma piuttosto mettendosi in tasca denaro Halal.

Il 12 agosto il popolo del Kentalan dirà: “un dinaro – un Ummah”.

Il 12 agosto il popolo del Kentalan innalzerà la dignità malese non attraverso politiche nazionalistiche del tipo dell’ UMNO [United Malays National Organisation] di privilegi dei Bumiputra, ma attraverso la ristorazione della Muamalat.

Il 12 agosto il governo del Kentalan inizierà a muoversi con la corrente, la Divina Corrente, e ogni mossa nel senso della corrente porterà il Kentalan 10 volte più avanti di una mossa contro di essa; il primo passo sarà il pagamento del 25% degli stipendi dei dipendenti pubblici in dinari e dirham; tutte le società statali accetteranno pagamenti in dinari e in dirham e questo sarà un altro passo; 600 esercizi riceveranno adesivi con su scritto “Accettiamo Dinari e Dirham” – ancora un altro passo. Tuttavia il 12 agosto non è il momento di festeggiare, ma piuttosto il momento del Tauba, Tauba per tutti noi senza eccezioni, perché tutti noi abbiamo permesso al Deen dell’Islam, il dono più prezioso che ci è stato dato, di uscire dalle nostre vite sostituendolo con un monoteismo puritano primitivo incentrato sulla sessualità, sul codice di abbigliamento femminile e sul pollo halal, una religione che Umar Pasha Vadillo chiama Protestantesimo islamico.

Sì, prima del 12 agosto e specialmente il 12 agosto dobbiamo piegare la testa sul tappeto di preghiera con un lungo sajdah e chiedere perdono ad Allah Subhanatu per aver lasciato che l’usura, il crimine più abominevole, diventasse parte della nostra esistenza quotidiana, perché i nostri grandi Ulemi in passato non avrebbero mai tollerato nemmeno una banca nelle loro terre, per non parlare di dichiararla halal, perché realmente credevano che il “dirham dell’usura è 36 volte peggio dell’adulterio”. E ci sono tuttora Ulemi che non accettano compromessi con il Deen, l’anno scorso Umar Pasha Vadillo ha detto in una delle sue lezioni nel Kazakhstan: “una banca sulla tua strada è peggio che la prostituzione nella tua stessa famiglia!”.

Quindi è il momento di comprendere quanto ci siamo discostati dal Deen e quanto urgentemente dobbiamo tornare indietro.

Il 12 agosto non è la fine, ma l’inizio del nostro affare poiché la valuta della Shariah è il primo elemento da sistemare, subito seguito dal secondo elemento, il Souq (mercato islamico) che a sua volta richiederà che tutti gli altri elementi della Muamalat islamica entrino in gioco, portando quindi ad un intero cambiamento paradigmatico su ciò che è il denaro, il commercio, la ricchezza, l’investimento - e su ciò che non lo è.

Alla cerimonia saranno presenti molti ospiti: accanto ai ministri capo di svariati stati malesi, ci saranno ufficiali del governo del sultanato di Sulu, dell’Indonesia, del Pakistan, della Turchia, oltre ai leader di varie jama’as ed organizzazioni dalla Germania, dalla Spagna, dal Kazakhstan ed altri paesi. L’evento vedrà senza dubbio l’emergenza del nuovo centro del mondo islamico del ventunesimo secolo: NUSANTARA.

I leader musulmani, gli attivisti e specialmente i media sono tra i più benvenuti a Kota Bharu, nel Kelantan, per testimoniare il principale evento islamico degli ultimi 100 anni.

Con l’avvicinarsi del giorno storico del 12 agosto il Muamalah Council e il suo presidente, Hajj Umar Azmon, desiderano esprimere gratitudine per Datuk Nik Abdul Azi e per Datuk Husam Musa del governo statale del Kelentan; possa Allah concedere a Datuk Nik Abdul Azi e a Datuk Husam Musa, alle loro famiglie e alla loro gente il successo totale in questo mondo e, più importantemente, nel prossimo. Amin.

Dinar Exchange Rates

Fonte: www.iraqwar.mirror-world.ru
Link: http://www.iraqwar.mirror-world.ru/article/229819
19.07.2010

Komen Blog Ibnu Hasyim: Kita tunggu lagi, apa kata media lain di dunia..

Ibnu Hasyim bersama Prof Dr Omar Vadillo CEO Kelantan Golden Trade semasa memberi penerangan mengenai Dinar Kelantan di Aceh.

Jika Pakatan Kuasai Putrajaya, RM1000 Untuk W/Emas



KL OGOG 13 10: DAP hari ini mengumumkan bahawa parti itu akan memberikan beberapa habuan sekiranya Pakatan Rakyat membentuk kerajaan persekutuan yang baru pada pilihan raya umum akan datang. Pada sidang media, Setiausaha Agungnya, Lim Guan Eng berkata mereka akan membuat bayaran RM1,000 dalam bentuk tunai kepada semua warga emas yang berusia 60 tahun ke atas.

Katanya, jika menguasai Putrajaya, kerajaan Pakatan Rakyat juga akan menghapuskan amalan saman ekor yang menyenarai-hitamkan pemilik kenderaan daripada memperbaharui cukai jalan mereka. "Kami juga akan membekalkan wifi percuma di seluruh Malaysia,” kata Lim yang juga adalah Ketua Menteri Pulau Pinang.

Katanya, Pakatan menjangkakan keputusan itu akan menyaksikan kerajaan Pakatan Rakyat terpaksa membelanjakan RM2.1 juta setiap tahun tetapi ia bagi membuktikan “penghargaan dan pengiktirafan sumbangan warga emas kepada negara”.

Ditanya, bagaimana Pakatan akan mendapatkan wang itu, Lim berkata jumlah itu kecil jika dibandingkan dengan wang negara yang hilang akibat rasuah. “Diramalkan Malaysia kehilangan sekurang-kurangnya RM28 bilion akibat rasuah setiap tahun. Kita bukan bercakap mengenai kemampuan menghapuskan rasuah sepenuhnya tetapi cuba mengurangkan sebahagian daripadanya,” katanya pada sidang akbar selepas mempengerusikan mesyuarat jawatankuasa pusat DAP di Kuala Lumpur.

Lim menolak persepsi tindakannya itu sebagai percubaan membeli undi. “Sekarang ini bukan pilihan raya, macam mana nak beli undi? Lagipun tak salah beri wang kepada rakyat,” katanya.

Beliaujuga menafikan tindakan itu bersifat 'populist' kerana ia juga sudah dilaksanakan di kebanyakan negara, seperti Thailand, katanya sambil menunjukkan majalah mingguan perniagaan The Economist. “Kita juga tidak mahu fokus terlalu banyak terhadap kesilapan Barisan Nasional, tetapi kita mahu ketengahkan apa yang mampu kita tawarkan,” kata Lim.

Menurut beliau lagi, persetujuan juga sudah didapatkan dari parti Pakatan yang lain seperti PKR dan PAS berhubung tindakan berkenaan dan mereka tudak mempunyai sebarang bantahan. “Saya bercakap kepadanya (Ketua Pembangkang, Datuk Seri Anwar Ibrahim) dan beliau berkata OK lah,” kata Lim.

“Kita mahu membuktikan bahawa DAP bukan anti-Melayu ataupun anti-Islam atau juga bukan sebuah parti komunis. Kita tidak mempunyai sebarang hubungan dengan parti komunis di dunia, tidak seperti Umno yang baru menadatangani perjanjian dengan parti komunis China,” katanya.

Umno baru-baru ini memeterai memorandum persefahaman dengan Parti Komunis China bagi pertukaran pemimpin belia agar “kedua-dua negara lebih memahami pembangunan sosial dan ekonomi Malaysia dan China”. (AK)

Sokong Hukuman Lebih Berat Kes Buang Bayi -Nik Aziz

KOTA BARU, 13 OGOS 10: Menteri Besar Kelantan Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat menyokong penuh cadangan kerajaan mengenakan hukuman lebih berat terhadap kes buang bayi bagi membendung gejala itu yang semakin berleluasa di negara ini.

Mursyidul Am PAS itu berkata hukuman lebih berat itu adalah menepati ajaran Islam supaya dapat memberi pengajaran kepada pelaku dan bakal pelaku.

Beliau juga bersetuju sekiranya hukuman bunuh dikenakan ke atas kes membabitkan kes buang bayi yang menyebabkan bayi itu mati, katanya kepada pemberita selepas menyampaikan kuliah mingguan di Medan Ilmu di sini hari ini.

Nik Aziz berkata demikian ketika diminta mengulas keputusan kerajaan mengarahkan polis menyiasat kes pembuangan bayi sebagai kes percubaan bunuh atau bunuh yang boleh dijatuhi hukuman gantung.

Semalam, Menteri Pembangunan Wanita, Keluarga dan Masyarakat, Senator Datuk Seri Shahrizat Abdul Jalil berkata, Jemaah Menteri telah bersetuju bahawa kerajaan perlu mengambil tindakan yang lebih berkesan bagi membendung penularan kes tersebut kerana kejadian buang bayi masih berleluaasa walaupun kerajaan mengambil pelbagai inisiatif untuk menanganinya.

Menteri Besar Kelantan itu berpendapat undang-undang sekarang lebih “bersimpati” kepada penjenayah buang bayi yang menyebabkan gejala itu masih berleluasa. — Bernama

Kawal Harga Ayam: Menteri Tak Pandai Tadbir Negara.


KL OGOS 13 10: Bernama melaporkan Timbalan Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Kepenggunaan Datuk Rohani Abdul Karim berkata, ketika diminta mengulas mengenai harga ayam yang naik mendadak di beberapa buah negeri dengan bermulanya bulan Ramadan ini. Antaranya katanya....

Satu:

(i) 'kenaikan harga ayam di sesetengah tempat bukan disebabkan faktor kekurangan bekalan'.

'kerana daripada mesyuarat yang saya hadiri pagi tadi dengan pihak Kementerian Pertanian dan Industri Asas Tani, bekalan lebih daripada mencukupi iaitu 10.5 juta ekor ayam untuk seminggu walhal permintaan ayam sehari hanya satu juta ekor.'

(ii) 'tetapi sikap pembekal yang sengaja menaikkan harga sesuka hati berikutan permintaan tinggi terhadap barang itu ketika ini.'

'Ini semua taktik mereka..'

(iii) 'Keadaan ini disebabkan kuasa pasaran iaitu apabila permintaan lebih tinggi dan ayam pula bukan barang kawalan, mereka telah naikkan harga di peringkat runcit.'

Kedua: Saranan Menteri itu...

(i) 'Pengguna dinasihatkan agar tidak panik dengan harga ayam yang naik mendadak ketika ini kerana ia hanya bersifat sementara'

(ii) 'pengguna juga berupaya mengelakkan diri mereka daripada terus ditindas dengan memainkan 'kuasa pembelian' sepenuhnya.'

(iii) 'Sementara harga ayam tengah naik, pengguna boleh tukar kepada makanan lain dan ini akan menyebabkan permintaan menurun dan akhirnya harga ayam pun akan turun juga kerana ayam bukan gula yang boleh disimpan. Apatah lagi orang sentiasa nak yang segar..'

Ketiga: Apa tinmdakan kementerian?

(i) 'kementerian itu sentiasa menjalankan pemantauan dari semasa ke semasa bagi memastikan harga barang tidak dinaikkan sesuka hati'

(ii) 'menjelang Aidilfitri ayam akan dijadikan barang kawalan dan harganya akan terkawal'

Keempat: Untuk maklumat lanjut sila lihat...

Kelima: Antara komen terbaru pembaca fasal kenaikan harga ayam..

mr edz said...

pemimpim hampeh jer semua tu.. tak pandai mentadbir negara..

JBS said...

Hapuskan sahaja jawatan menteri pengguna tu dan gantikan dengan jawatan menteri jaga peniaga dan pembekal. itu sahajalah yang sesuai bagi pemimpin-pemimpin melayu yang tak habis-habis mengkhianati bangsanya dari dulu kini dan selamanya....melayu bodoh!, lagi ditindas, lagi kuat menyokong UBN. Takut sangat kepada pembangkang, macamlah boleh hidup 1000 tahun lagi!

Keenam: Penyelesaiannya? Menurut Blog Ibnu Hasyim, Tolak BN dalam PRU13 akan datang.

(Sumber: Bernama/AK)

Sambut Ramadhan Dengan Lepak... -Asyraf Imam Muda

Imam Muda Asyraf (gambar) mengajak para remaja melepak dan menghabiskan masa masjid atau surau.

KL OGOG13 10: Memandangkan bulan Ramadan ini menuntut umat Islam mengerjakan solat terawih, bagi Asyraf atau nama sebenarnya Muhammad Asyraf Mohd Ridzuan, 26, tidak salah sekiranya remaja melepak di masjid atau surau berbanding di tempat lain.

Sekurang-kurangnya dengan mengajak remaja walaupun hanya duduk di tepi masjid atau surau, mampu meninggalkan kesan yang baik kepada mereka pada masa akan datang. Mungkin dengan cara tersebut, para remaja akan terbuka hati untuk sama-sama melakukan solat dan mengimarahkan rumah ibadat.

Selepas memenangi program realiti kelolaan Astro Oasis dan Jabatan Agama Islam Wilayah Persekutuan (Jawi) itu, Asyraf kembali menjalankan tugasnya sebagai imam di Masjid Desa Petaling, Kuala Lumpur. Untuk bulan Ramadan ini, tugas imam muda yang berasal dari Sungai Gelugor, Pulau Pinang itu tidak hanya terikat di Masjid Desa Petaling sahaja sebaliknya dia akan ke beberapa masjid di dalam dan luar Kuala Lumpur.

Dia bukan sahaja dijemput untuk mengimamkan solat Maghrib, Isyak dan terawih malah ada juga sesetengah masjid yang menjemputnya berbuka puasa, menyampaikan tazkirah, qiamulail, serta kuliah Subuh dan Zohor. Asyraf yang berpengalaman menjadi imam di Masjid Desa Petaling sejak Januari tahun ini akui tanggungjawabnya semakin mencabar namun dia akan cuba melakukan yang terbaik demi menggalas tugas sebagai imam.

“Insya-Allah, saya akan cuba menarik lebih ramai golongan muda ke masjid kerana kebiasaannya mereka hanya akan datang atas faktor tertentu.

“Saya rasa mulai sekarang, kita sepatutnya memberi peluang kepada golongan muda untuk melaksanakan tugas-tugas di masjid. Jangan membuat persepsi awal yang mereka tidak mampu melakukannya kerana dengan cara itu mereka akan rasa layak untuk menjadi orang masjid,” katanya yang mempunyai kontrak dengan Astro selama tiga bulan lagi.

Buat masa ini, dia akan terikat dengan beberapa aktiviti yang diatur oleh Astro. Barangkali selepas ini, dia bakal bergelar peniaga yang setakat ini sudah ada dalam perancangannya disamping menjawat jawatan imam dan guru tuisyen mengaji al-Quran dari rumah ke rumah.

Biar apa pun, sebelum berniaga, anak kedua dari lima beradik kepada pasangan Mohd Ridzuan Yusoff, 55, dan Robiah Bakar, 55, itu akan menamatkan pengajian peringkat Sarjananya di Universiti Malaya terlebih dahulu.

“Selepas selesai dengan Imam Muda, saya rasa kehidupan saya tidak terlalu berubah dengan drastik sebaliknya biasa-biasa sahaja. Tetapi apabila ke masjid, ada juga yang memberikan ucapan tahniah atas kemenangan saya dan menegur sapa.

“Bagaimanapun, apa yang lebih penting kepada saya selepas ini adalah untuk menjaga diri-sendiri kerana ramai ulama dan tokoh Islam yang memerhati serta memberikan nasihat kepada saya. Sekarang, pandangan orang terhadap saya terbahagi kepada dua iaitu bertanggungjawab sebagai imam dan imam muda,” beritahunya yang sudah berkahwin dengan Nurhusna Yusof, 23.

Sempena bulan Ramadan, Asyraf sempat berpesan kepada semua umat Islam agar menganggap bulan ini sebagai Ramadan yang terakhir dalam hidup kita. (mStar Online/AK)

Ceti Islam Pinjaman Ramadhan? Pihak Berwajib Kena Pantau..

Orang ramai dinasihatkan tidak terpengaruh dengan promosi pinjaman peribadi bagi mengelak terbeban pada kemudian hari

Kosmo! Online: Promosi pinjaman Ramadan menakutkan

KL OGOS 13 10: Syarikat-syarikat pinjaman wang berlesen serta koperasi kini dilihat ligat mempromosikan pinjaman peribadi mereka kepada orang ramai sempena bulan Ramadan dan jualan mega yang berlangsung ketika ini.

Slogan seperti 'Jangan ketinggalan, promosi pinjaman peribadi kami - Ramadan Special' yang menawarkan kadar faedah rendah disebar menerusi pelbagai cara termasuk di Internet. Promosi serupa turut disertai sektor perbankan yang menggunakan Khidmat Pesanan Ringkas (SMS) dan media massa untuk memberitahu pelanggan tentang pinjaman kecil mereka.

Presiden Kongres Kesatuan Pekerja-Pekerja Dalam Perkhidmatan Awam (Cuepacs), Omar Osman berkata, ramai yang telah terpikat akhirnya terperangkap dengan hutang setiap kali musim perayaan. "Daripada apa yang kita perhatikan memang ramai penjawat awam terlibat dengan hutang, tambahan pula pada musim perayaan. Bila ditolak segala hutang, wang gaji yang tinggal tidak sampai 40 peratus," katanya.

Beliau juga tidak menolak kemungkinan ramai penjawat awam akan bertindak serupa tahun ini memandangkan Hari Raya Aidilfitri dijangka disambut pada 10 September iaitu hampir dua minggu sebelum gaji yang seterusnya.

Blog Ibnu Hasyim: Perangkap ceti guna nama Islam dan Ramadhan, pihak berwajib kena pantau segera.

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails