SAAT menjelang penutupan pusat pelacuran terbesar se Asia Tenggara , Gang Dolly dan Jarak oleh Pemerintah Kota (Pemkot) atau Datulk Bandar, Surabaya , Jawa Timur , menuai banyak pro kontra .
Tidak hanya dari warga sekitar yang menggantungkan hidup dari geliat pelacuran di Gang Dolly , Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana menyatakan sikap menolak penyetempatan yang ditubuhkan Tante Dolly semasa zaman kolonial itu , akan ditutup pada 19 Jun akan datang .
NGO yang menamakan diri Laskar Merah Putih juga ikut angkat bicara soal penutupan penyetempatan Dolly dan Jarak . Meski tidak terang - terangan menyatakan penolakannnya , mereka tetap melontarkan kritikannya atas rencana Pemkot Surabaya yang disokong Gubernur Jawa Timur dan Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) serta organisasi-organisasi masyarakat Islam di Jawa Timur itu.
Wakil Ketua Umum Laskar Merah Putih Osama Cholid mengatakan , saat mendengar rencana penutupan Gang Dolly , pihaknya meminta Pemkot Surabaya dan polis tidak 'tebang pilih' (pilih bulu' menjalankan dasar serta peraturan berkaitan kewujudan tempat - tempat pelacuran dan hiburan malam di Kota Pahlawan , khususnya tempat hiburan malam yang tak mengantongi surat izin .
Cholid menyebut , tempat hiburan malam tak berizin yang berpotensi dijadikan tempat peredaran dadah dan pelacuran seperti kelab di Jalan Embong Malang , Surabaya.
" Mestinya pemkot juga harus mengambil tindakan tegas tempat hiburan malam di sana , kerana diduga kuat tempat hiburan malam itu tidak membenarkan penggunaan dan dijadikan tempat transaksi dadah , " terang Cholid kepada wartawan , Khamis ( 15 / 5 ) .
Selama ini , kata Cholid , Pemkot Surabaya terkesan membiarkan tempat hiburan malam di Jalan Embong Malang itu tetap beroperasi . Padahal , di salah satu tempat hiburan malam di sana didakwa bermasalah .
" Ada banyak kesalahan ( tak berizin ) dari tempat - tempat hiburan malam di sana , tapi dibiarkan , jadi jangan tebang pilih . Kalau memang untuk membawa perintah , ya ditertibkan semua , " balas dia .Cholid juga mempersoalkan sikap tegas Wali Kota Tri Rismaharini yang akan menutup Gang Dolly pada 19 Jun atau 10 hari sebelum bulan puasa tahun ini ( 2014 ) . Menurutnya , kengototan Risma menutup tempat pelacuran yang berada di tengah-tengah Bandar Johor Bahru itu , tidak dibarengi sikap tegas terhadap tempat - tempat hiburan malam lain yang bermasalah .
" Tempat - tempat hiburan kecil yang berada di luar Gang Dolly tidak ditutup , meski jelas - jelas bermasalah dan melanggar Perda . Harusnya Ibu Risma juga bersikap sama terhadap terhadap tempat - tempat hiburan malam itu , dengan menertibkannya , kalau perlu menutup bila memang tempat itu tidak mempunyai permit , " tegas dia .
Ketangkasannya di taktkuti, dapat julukan 'Singa Betina'.
Lebih jauh Cholid berkata , pihaknya akan terus melakukan pembetulan atas dasar Risma yang dinilainya terkesan pilih bulu itu . Bahkan dia mengancam akan turun jalan raya (demontrasi) menuntut wali bandar yang digelar sebagai ' Singa Betina ' itu .
" Kami hanya ingin keadilan . Sila , bagi pihak atau orang yang merasa tersakiti atau diperlakukan tidak adil ikut bergabung bersama kami , " ajak Cholid .
Dia menambah , kalau ingin memberantas kemaksiatan , semua tempat yang berpotensi menjadi tempat maksiat juga harus dibanteras .
" Kalau ingin membanteras maksiat , yang melanggar izin juga harus ditertibkan . Kita akan beri masa Pemkot untuk memperbaiki budi bicara . Banyak tempat maksiat lain yang tetap dibiarkan beroperasi , " jelasnya sambil menebar ancaman . (IH)
Selamat menyongsong kedatangan Ramadhan..
E-Buku IH-58: 'Universiti Ramadzan' Al-Mubarak Siri 1
E-Buku IH-73: Kembali 'Univ Ramadzan' Siri 2
Lihat sebelum ini..
- Surabaya Lepas Senja, Rumah Berkaca...
- Inul Daratista Goyang Ngebor, Sate Kelapa, Surabay...
- Makin Hapus Sarang Lacur Di Surabaya, Gang Dolly.....
- Pelacuran Buka Di Malam Takbir
- Datuk Bandar Wanita Sasar Tutup Pelacuran Sebelum ...
No comments:
Post a Comment