Sunday, October 18, 2015

Bongkar Konflik Sebenar Di Aceh, Kristian Serang Islam. Begini Ceritanya..

Umat Islam ditembaki orang Kristen di Singkil, ini ceritanyaPegawai perubatan sedang merawat pesakit bernama Uyung (27), korban tembak pada konflik di Aceh Singkil, apabila dirujuk di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin, Rabu (14/10). Mangsa yang mengalami luka tembakan pada dada dan bahu kanan.

SINGKIL: Warga Kristian di Singkil menembak massa atau orang awam yang berada di lokasi konflik SARA, Selasa (13/102015). Dalam konflik tersebut, korban jatuh di pihak Islam. Satu dinyatakan meninggal dunia, dan 5 luka-luka. 

Mereka yang menjadi korban adalah: Syamsul bin idal (25) - meninggal terkena tembakan pegawai kerajaan. Peluru itu mengenai sebelah mata, dada sebelah kiri dan leher.

Konflik 'bernuansa SARA' berawal dari tunjuk perasaan elemen masyarakat yang menamakan dirinya Pemuda Peduli Islam (PPI), pada Selasa (6/10), di Kantor Bupati Kabupaten Aceh Singkil.

Dalam aksinya itu, PPI menuntut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil segera membongkar gereja atau Undung-undung yang tidak mempunyai Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang termaktub dalam Peraturan Gubernur Aceh Nomor 25 Tahun 2007 dan SKB 2 Menteri Nombor 8/9 Tahun 2006.

Kemudian, pada hari Khamis (8/10) terjadi pertemuan FKUB Provinsi Aceh, Bimas Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh beserta Pemda Aceh Singkil yang diwakili oleh Wakil Bupati Aceh Singkil.

Selanjutnya pada Isnin (12/10), Pemkab Aceh Singkil mengundang para tokoh dari Unsur Forkopimda, unsur DPRK Aceh Singkil, Pimpinan Dayah / Pesantren, Ormas, dan Ulama untuk mengadakan mesyuarat tentang menanggapi tuntutan dari PPI Kabupaten Aceh Singkil. Mesyuarat yang bermula sejak pukul 10.00 pagi itu tidak membuahkan hasil.

Lalu, Pemkab meminta kepada perwakilan mesyuarat untuk masuk ke bilik kerja Bupati Aceh Singkil. Hasil daripada pertemuan itu, disepakati akan membongkar 10 gereja dan Undung-undung pada tarikh 19 Oktober 2015.

Selesai rapat, masih di hari yang sama Isnin (12/10), unsur Forkopimda meneruskan Rapat Paripurna, dan wakil-wakil rapat langsung menuju ke Kampung Lipat Kajang Bawah. Setiba di sana, orang ramai atau massa dari umat Islam sudah menanti. 

Surat berita acara kesepakatan hendak dibacakan oleh saudara Warman, namun tidak jadi dibaca, kerana massa terus mendesak untuk melakukan pembongkaran gereja / undung-undung.

Esok harinya, 13 Oktober 2015, selesai unsur Muspida Aceh Singkil menggelar Rapat Paripurna, langsung menuju Kampong Lipat Kajang untuk menemui massa, namun kehadiran Bupati beserta rombongan ditolak untuk masuk ke lokasi massa.

Kira-kira pukul 02.00, unsur Forkopimda meminta untuk menjumpai Korlap dari PPI untuk membacakan hasil mesyuarat yang diadakan di pejabat Bupati. Besar harapan Bupati agar massa menahan diri untuk tidak melakukan pembongkaran gereja / undung-undung. Begitu juga dengan Dandim, meminta massa untuk tidak melakukan rusuhan.

Pada hari Selasa pagi (13/10), massa yang atas nama umat Islam langsung menuju ke Kampung Suka Makmur dan terus membakar Undung-undung. Selesai pembakaran Undung-undung, massa langsung menuju ke Kampung Dangguran untuk hal yang sama. 

Namun, belum sempat membawa perintah gereja liar itu, pihak Kristian melakukan perlawanan dengan menembak massa yang berada di lokasi.
Dalam rusuhan tersebut, korban jatuh di pihak Islam. Satu dinyatakan meninggal, dan 5 luka-luka. 

Mereka yang menjadi korban adalah: 
  • Syamsul bin idal (25) - meninggal terkena tembakan aparat. Peluru itu mengenai sebelah mata, dada sebelah kiri dan leher. 
Sedangkan yang menjadi korban luka, yakni: 
  • Salman (18) - warga Silatong, luka tembak bahagian perut kiri, 
  • Uyung (27) asal Tanjung Mas, luka tembak bahagian bahu kanan,
  • Asriyanto (21) asal Silatong Kecamatan Simpang Kanan, luka bahagian tangan kanan , 
  • Amsar (53) asal Bulusema, luka bahagian kepala, dan 
  • Herman (21) asal Ketapang Indah, Singkil Itara, luka tembak bahagian kanan.
Dilaporkan, pada masa kejadian, polis langsung menangkap 47 orang umat Islam yang ikut melakukan aksi di Aceh Singkil.
Laporan: Desastian / JITU
(IH/azmuttaqin / arrahmah.com)

Lihat sebelum ini..
Juga..
E-Buku IH-61: P.Kebajikan B/Aceh M'sia
E-Buku IH-61: P.Kebajikan B/Aceh M'sia

2 comments:

Anonymous said...

Inilah akibat tok menghormati agama lain. Bertindak sendiri tak mengikur undang2.
macam kat malaysia juga. Yg selalu buat onar yg baju merah

Anonymous said...

Dah diberi masa sehingga 19 Oktober, kena gopoh?

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails