Saturday, October 04, 2014

Lacur Di Arab 2: Rezeki Haram Di Bawah Bendera Lailaha Illallah..

Bermodus kawin kontrak
Bendera negara Saudi Arabia.

PENDAPATAN 'M' (sebut saja nama itu), 27 tahun, sehari boleh dapat seribu riyal. Pagi tidur dengan lelaki Bengali dan sore sekatil dengan lelaki Pakistan. Pelacur beroperasi di Kota Jeddah, Arab Saudi, ini, dapat layan tiga pelanggan sehari.

Tenaga kerja wanita asal Indonesia itu menjadi pelacur demi menyambung hidup di negara yang bersimbulkan pemerintahan Islam 'Lailaha Lillallah'. Awalnya, M bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Dia menjadi pelacur setelah diperkosa majikannya. Gajinya juga tidak dibayar.

"Sekali main dibayar seribu riyal," kata M saat dihubungi melalui telefon selulernya minggu lalu. 

Sejak lari dari rumah majikannya, M tinggal di penampungan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di Jeddah bersama puluhan rakan senasib. Sambil menunggu pekerjaan lagi sebagai pembantu rumah tangga, M menyambil atau kerja sambilan sebagai pelacur untuk membiayai hidup. Dia ditawari mucikari asal Indonesia untuk melayani nafsu lelaki Bengali.

"Saya terpaksa melakukan ini untuk menyambung hidup," ujarnya.

Rezeki haram dari tanah suci

Teman-temannya di penampungan tidak ada yang tahu dia menggeluti profesi haram itu. M kini telah berkahwin dengan lelaki asal Pakistan dan menetap di Jeddah. Dia sudah dua kali berkahwin selama bekerja di Arab Saudi. Suami pertamanya adalah orang Bengali. Nafsu seksnya sangat kuat. M tidak mampu mengimbangi. Pernikahan mereka karam.

"Nikah hanya sebulan," tutur M.

Menurut Ujang, pegawai perusahaan swasta dan sudah tinggal di Jeddah tujuh tahun, para TKW (Tenaga Kerja Wanita) pelacur ini beredar lewat jaringan telefon. Biasanya pelacur akan dihubungi oleh TKI merangkap mucikari.

"Mereka tidak mangkal, tapi dihubungi dan langsung datang ke apartemen," kata Ujang.

Nasir, pekerja asal Indonesia di Jeddah, mengiyakan. Para pelacur Indonesia sudah memiliki langganan. Biasanya, para pekerja kasar, seperti supir taksi dari Pakistan, India, dan Bangladesh.

"Dia itu punya nomor dari teman ke teman," ujarnya.

Nasir menjelaskan kebanyakan pelacur TKW asal Indonesia itu merupakan orang-orang yang lari dari majikan.

"Kebanyakan mendapatkan perlakuan seksual," tuturnya.

Dia menceritakan isterinya sebelum dinikahi juga dua kali lari dari rumah majikan kerana mahu diperkosa. (IH'/fas)

Lihat sebelum ini..

No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails