Wednesday, June 07, 2017

Kisahku, Perang &P/Kelabang Wanita Sihir. (2)

Hasil carian imej untuk peta sampit

CATATAN PERJALANAN IBNU HASYIM 

Kisahku, Ingin Pulang Tetapi..
[Dua bulan berselang aden hidup di tengah masyarakat Dayak, dengan kehidupan yang serba primitif dan berkali-kali menangis karena tak tahan dengan keterasingan yang melanda. Namun disisi lain, aden merasa sangat dihormati dan dilayani bak seorang raja.

"Datuk, memangnya ada apakah di luar sana hingga ulun kada dibulihakan bulik?" tanya aden suatu hari.

"Suku kami sedang ada perang, di luar, suku kami sedang diganggunya, kami sedang baku bunuh dengan, tetaplah di sini, ikam aman kala, kaina ikam jua mahu kami bulikakan jua?"

"Perang.....?"
"Hi'ih" (iya)
"Kenapa ulun kada dibunuhnya Datuk?"
"Ikam lain nang kami cari."

"Apa masalahnya Datuk?"
"Mustinya ketika ikam di mana bumi berpijak langit nang ikam junjung, mun pun ikam nang macam-macam kaya bubuhannya, ikam nang kami timpas, kami bunuhnya" (Jika pun kamu yang macam2 sama kami, tentunya kamu yang kami tebas, kami bunuh).

Jawaban-jawaban Datuk Maluna cukup singkat dan penuh makna, aden menyimpulkan bahawa, di mana pun kita singgah, harus menghormati adat istiadat setempat kalo mau selamat.

"Kapan, ulun kawa bulik Datuk?" (Bila saya bisa pulang Datuk?"
"Kaina mun sudah habis musuh kami bunuhnya."

Tiga Bulan Sesudah itu..

Datuk Maluna dan Alban serta kawan-kawan dan puluhan warga suku mengadakan upacara kepulangan aden. Tak terasa air mata menetes di pipi, betapa terharu aden mendapat suatu perlakuan yang teramat sangat berlebih menurut aden. 

Tapi itulah mereka, aden salut. Diberinya aden sebuah kalung adat dan sebuah Mandau Batu (pedang sepanjang satu meter yang bersifat elastis dan sangat tajam hingga mampu memutuskan paku yang ditancapkan pada sebatang kayu). Berhias rumbai-rumbai dari tulang-tulang kecil, hmmm.. Sangat indah.

Diantarnya aden ketepi sungai pada sebuah sampan yang berjejer, lambaian tangan dari warga suku laki-laki dan perempuan membuat airmata aden kembali berlinang haru. Diiringi tiga sampan aden dibawa menyusuri sungai yang cukup panjang. Di sepanjang menyusuri sungai, aden selalu mendengar kicauan burung-burung yang bercicit dengan suara indah.

Namun aden merasa aneh, sepanjang sungai kicauan burung itu selalu saja terdengar seperti terus mengikutinya. Kurang lebih dua jam berselang kami tanpa obrolan, namun dengan rasa penasaran akan suara burung yang terus mengikuti itu, aden pun membuka obrolan dengan bertanya pada Alban..

"Utuh, suara burung apa itu kah, kaya nang mangikuti haja lawan ulun?'
(Abang suara burung apakah itu, yang seperti terus mengikutiku?).
"Itu lain burung mas, tapi kawan ulun"

Lalu Alban mengambil semacam peluit yang terbuat dari semacam bambu kecil dari dalam kantong kecil di pinggangnya dan segera meniupnya, sangat indah suara tiupan dari mulut Alban dan sama persis bunyinya seperti yang ada di atas pohon-pohon itu. 

Sejenak Alban menujukkan telunjuknya ke atas pohon di pinggir sungai, aden tersenyum, nampak seseorang sedang bertengger di atas dahan dengan busur panah dan lengkap dengan gendongan anak panahnya, seraya melambaikan tangannya.

Aden menyimpulkan, betapa banyak para peniup itu, sepanjang pesisir sungai yang aden lalui. Tidak terlihat. hmmm benar-benar persembunyian yang sangat sempurna, kata aden dalam hati. Menjelang sore sampan berhenti sejenak di pinggiran sungai untuk sekedar istirahat. 

Aden diperlihatkan sebuah pohon cabe raksasa yang menakjubkan. Nampak sama persis dengan pohon cabe berukuran sangat besar, rimbun dan penuh dengan buah cabenya yang ranum dan berbuah sangat lebat hampir sama banyak dengan dedaunannya.
Hasil carian imej untuk cabai raksasa
Cabai sekadar hiasan.

Ditengah kekagumanya aden bertanya kepada Alban, "Wah, hebat sekali, bujur itu adalah pohon cabe kah, aneh, kayapa pang kawa kaya itu????"

"Bujur, itu pohon cabe, tapi cabe nang kada kawa dimakan mas, itu buah cabe beracun, monyet jua kada mahu mamakannya, mun dimakannya ikam kawa mati". Jelasnya.

Sepanjang malam aden berenam kembali berlayar menyusuri sungai,
hingga tertidur. Hingga pagi hari aden terbangun karena mendengar panggilan Alban, memberitahukan bahawa jika ingin melihat sebuah pulau ajaib bangunlah.

Hasil carian imej untuk perahu dayak di sungai
Hasil carian imej untuk perahu dayak di sungai
Imej yang berkaitan Tentu saja ketika beraktivitas di sungai para perempuan tidaklah dengan pakaian resmi dan lengkap. Hanya dengan sehelai kain sarung yang dipakai sebagai pembungkus tubuh mereka melakukan kegiatan mencuci dan mandi.

Aden diperlihatkan sebuah pulau kecil nun berjarak lumayan jauh, namun masih nampak bentuk-bentuk pohonnya. Nampak pula beberapa orang wanita yang berdiri memandangi kami meski jaraknya lumayan jauh. Alban dan kawan-kawan segera berdialog dengan bahasa Dayak yang aden tak mengerti.

Diberitahukan bahawa itu adalah sebuah pulau aneh yang angker serta ajaib, karena hanya bisa muncul dan terlihat setiap sembilan bulan sekali. Sebuah pulau yang dihuni oleh semua penduduknya wanita. Konon katanya, jika ada laki-laki yang berani singgah ke sana, tidak akan selamat alias dicincang-cincang dan dimakan oleh para wanita itu. 

Hmmm aden penasaran akan hal yang satu ini.
Hasil carian imej untuk pulau Kelabang wanita sihir
Sekor kelabang di tangan..

Menurut Alban, pulau itu bernama Pulau Kelabang. Dinamakan kelabang karena bentuk pulau yang memanjang dan nampak bergerigi dan berbentuk seperti seekor kelabang jika dilihat dari atas udara.. Dan dihuni oleh para wanita sihir. Mereka akan menjadikan laki-laki yang kebetulan terdampar di sana sebagai pejantan untuk meneruskan keturunannya selama sembilan hari. 

Kemudian dibunuh serta dimakan oleh mereka. Lalu wanita-wanita yang berhasil hamil akan menunggu kelahiran anaknya. Konon katanya, jika bayi yang terlahir adalah laki-laki, maka akan langsung dibunuh dan dimakan. Tetapi, jika bayi yang terlahir adalah perempuan maka akan dibiarkan hidup, karena mereka hanya menginginkan jenis kelamin perempuan saja.

Sampailah aden pada sebuah ceruk sungai pada sore harinya lagi, dan menginap di sebuah perkampungan kecil yang di huni sekitar lima belas orang saja. Semuanya laki-laki, dipondokkan kecil aden tertidur hingga pagi bersama Alban.

Hingga pagi harinya aden melakukan perjalan menyusuri hutan hingga sekitar jam dua siang. Sampailah aden disebuah pangkalan ojeg dan diantarnya hingga ke daerah yang bernama Kereng Pange. Sepanjang perjalanan ojeg, aden menyaksikan hampir seluruh kampung telah hancur berantakan, dan bekas rumah-rumah terbakar di mana-mana. Hmm Kalimantan membara, ucap aden dalam hati. 

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam, Aden sangat lega dapat berkumpul dengan seorang sahabat sesama suku, dan langsung dibelikan tiket kapal menuju Pulau Jawa. Esok harinya, aden menuju Pelabuhan Sampit dan menunggu kapal datang. Tak terduga, beberapa menit dalam labuhan kapal, petugas kapal mengadakan razia senjata tajam. 

Seluruh barang-barang bawaan penumpang digeledah, dan barang siapa ketahuan membawa senjata tajam ke atas kapal maka ditangkapnya. Menyadari hal itu, aden bertindak cepat. Cepat-cepat aden mengambil Mandau pemberian Datuk Maluna dan aden membawanya berlari keluar kapal dan dengan perasaan sedih tak menentu, aden membuangnya ke laut. 

Maafkan ulun Datuk, Mandaunya ulun buang... hikz.. Dan yang tersisa hanyalah sebuah kalung antik yang hingga kini aden simpan sebagai kenang-kenangan. Sampailah aden di tanah Jawa dengan selamat.

Demikian sahabat, sebuah kisah yang aden alami di Pulau Kalimantan pada tahun 2001, dan sulit untuk terlupa. Terima kasih sudah sudi menyimak. Dan aden tegaskan bahawa ini hanya sebuah kisah. Isi di dalamnya perihal MB (minyak bintang), aden tidak menyarankan untuk mempercayainya. 

Semuanya terserah kesimpulan anda, tetaplah dalam keteguhan iman dan Islam. Laa haulaa walaa quwwata ilaabillaah..]

Begitu, Ishaqul Huda menulis untuk Remaja Sampit di bawah tajuk "Minyak Bintang'' dan Kisah Ku di Sampit, Kampung Dayak Kalimantan Tengah.

Video: KISAH KEPALA SUKU DAYAK IBAN MASUK ISLAM

Kesimpulan: 

Dari saya (Ibnu Hasyim), kepada sahabat-sahabat pembaca yang dihormati....

Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah bersifat syumul, lengkap dan sempurna. Islam ditanzilkan oleh Allah SWT adalah untuk semua bangsa di dunia ini, termasuk Dayak, Melayu, Madura dan lain-lain. Walaupun Islam diturunkan di negara Arab, bahasa al-Quran dan hadis adalah bahasa Arab tetapi ini bukan bermakna Islam hanya mengutamakan bangsa Arab sahaja.

Islam datang menyatukan semua bangsa, walaupun berlainan bahasa, perbezaan warna kulit dan keturunan. Islam tidak pernah mengagongkan satu-satu bangsa dan menganggap bahawa semua bangsa adalah sama kerana orang yang paling mulia dikalangan manusia di sisi Allah SWT adalah orang yang paling bertakwa kepada-Nya.
Firman Allah SWT dalam Kitab Suci Al-Quran panduan anutan  dan rujukan umat Islam:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Maksudnya: 
  • “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Surah al- Hujurat ayat 13)
Dalam hadis-hadis sahih terdapat larangan dari sikap asabiyyah. Iaitu larangan mengajak kepada perkauman sempit, berjuang di bawah panji perjuangan yang kabur, sekular, sesat dan bidah serta pilih kasih. Yang disebut dalam hadis sebagai ‘asabiyyah ‘immiyyah dan qitlah jahiliyyah.

14 روايةً. م الإمارة 3440 حَدَّثَنَا هُرَيْمُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي مِجْلَزٍ عَنْ جُنْدَبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْبَجَلِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ((مَنْ قُتِلَ تَحْتَ رَايَةٍ عِمِّيَّةٍ يَدْعُو عَصَبِيَّةً أَوْ يَنْصُرُ عَصَبِيَّةً فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ)). 
  • Al-Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Jundab ibn ‘Abdillah al-Bajali berkata bersabda Rasulullah SAW : “Sesiapa yang mati terbunuh di bawah bendera ‘immiyyah, mengajak kepada kepada ‘asabiyyah atau membantu ‘asabiyyah maka ia mati dalam jahiliyyah.” (Hadis Sahih Muslim, al-Imaarah, hadis 3440. (terdapat 14 riwayat tentang asabiyyah).
Dilarang segala bentuk ‘asabiyyah perkauman, kenegerian, bangsa, keluarga, kecuali kecintaan kepada agama Allah. Hanya bendera Islam yang diterima dan diizinkan, dilarang marah kerana kaum, negara, bangsa, keluaraga, kebendaan, ideologi, sistem selain Islam. Segala perjuangan, seruan, dan pergerakan jahiiyyah adalah haram kecuali perjuangan Islam.
  • Dalam riwayat Abu Dawud dinyatakan bahawa ‘asabiyyah ialah membantu kaum atau bangsa sendiri melakukan kezaliman iaitu syirik dan maksiat. (al-Sunan, al-Adab, hadis 4456.)
‘Asabiyyah juga sinonim dengan sifat pilih kasih dan berat sebelah dalam sesuatu perkara, memberikan hak kepada orang yang tidak berhak.

Oh, sahabat-sahabat yang dimuliakan,

Di dalam doa iftitah semasa solat sering kita orang Islam baca doa maksudnya..
  • "Segala Kebesaran dan Kepujian adalah untuk Allah sebanyak-banyaknya. Maha Suci Allah setiap pagi dan petang. Aku menghadapkan mukaku kepada (Tuhan) yang menjadikan langit dan bumi, dengan keadaan tunduk menyerah diri dan bukannya aku termasuk dalam golongan orang musyrik. Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Semesta Alam. Tiada sekutu baginya kerana itu aku rela diperintah dan aku ini adalah termasuk golongan orang Islam."
Bukankah dalam doa ini kita serahkan diri kepada Allah SWT , hidup dan mati kita kerana Allah SWT dan memohon supaya kita termasuk dikalangan orang Islam? Kenapa dalam doa kita berjanji akan memperjuangkan Islam tetapi dalam kehidupan dan perjuangan ada dikalangan kita hidup semata-mata memperjuangkan bangsa dan mati untuk bangsa seperti yang berlaku dalam peristiwa Sampit Berdarah itu?

Walaupun bangsa arab adalah bangsa yang dominan tetapi Nabi SAW melarang sahabat-sahabatnya berjuang kerana bangsa, keturunan atau suku kaum. Sabda Nabi SAW maksudnya..
  • “Wahai manusia! Sesungguhnya Tuhan kamu sama, bapa kamu sama (Adam). Ketahuilah! Tiada kelebihan orang arab ke atas ‘ajam (yang bukan arab), atau ‘ajam ke atas arab, atau yang berkulit merah ke atas yang berkulit hitam, atau yang berkulit hitam ke atas yang berkulit merah melainkan ketakwaan” (Riwayat Ahmad dan al-Baihaqi). 
Dalam hadis yang lain sabda Nabi SAW..

عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ قَالَ النَّبِيُّ r إِنَّ الْأَشْعَرِيِّينَ إِذَا أَرْمَلُوا فِي الْغَزْوِ أَوْ قَلَّ طَعَامُ عِيَالِهِمْ بِالْمَدِينَةِ جَمَعُوا مَا كَانَ عِنْدَهُمْ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ ثُمَّ اقْتَسَمُوهُ بَيْنَهُمْ فِي إِنَاءٍ وَاحِدٍ بِالسَّوِيَّةِ فَهُمْ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ

  • (Maksudnya) Daripada Abi Burdah, daripada Abi Musa, katanya: Sabda Nabi S.A.W.: “Sesungguhnya kaum al-`Asy`ariyin apabila habis bekalan mereka dalam peperangan, atau kurang makanan keluarga mereka di Madinah, mereka himpunkan apa yang ada pada mereka dalam satu kain. Kemudian mereka membahagikan dalam satu bekas dengan sama rata. Sesungguhnya mereka daripadaku dan aku daripada mereka." (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
Dalam hadis di atas, walaupun Nabi SAW melarang asabiyyah tetapi baginda memuji sikap tolong menolong, bantu membantu serta perasaan mengambil berat antara satu sama lain. Baginda SAW memuji sikap yang ditunjukkan oleh kaum al-Asy`ariyin yang jamin menjamin kebajikan sesama mereka. 

Maksud “Sesungguhnya mereka daripadaku dan aku daripada mereka” ialah menggambarkan redhanya Nabi SAW dengan tindakan mereka. Betapa yang mereka lakukan menepati ketaatan kepada Allah.

Tolong menolong sesama sendiri atau puak, atau bangsa atau kumpulan dalam daerah kebajikan dan takwa tidak dianggap sebagai perkauman yang sempit. Kata al-Syeikh Muhammad al-Mubarak ketika menghuraikan hadis di atas:

  • “Sesungguhnya Nabi SAW. memerangi `asabiyyah (perkauman) yang semata-mata disebabkan keturunan, lalu menggantikannya dengan ikatan akidah dan prinsip. Namun baginda menganggap kaum al-`As`ariyin sebahagian daripada baginda. Ini disebabkan prinsip yang sama iaitu jamin-menjamin dan bantu membantu dalam harta. Juga membahagikan harta sesama sendiri dalam hal darurat dan keperluan ." (Muhammad al-Mubarak, Nizam al-Islam, mabadik wa qawa`id `ammah, m.s. 134, Dar al-Fikr, Beirut).
Ini kerana seseorang individu atau sesebuah organisasi kadang kala tidak dapat melaksanakan bantu membantu atau jamin-menjamin dalam kebajikan meliputi semua masyarakat. Maka sekurang-kurangnya hendaklah dibuat dalam batasan kelompok yang termampu.

Namun konsep kebajikan tidaklah boleh dihadkan hanya kepada kelompoknya sahaja, jika ada ruang atau tuntutan maka ianya mesti diluaskan kepada kelompok lain yang juga memerlukan bantuan. Tidak boleh pula menolong sesama sendiri sehingga ada pihak yang terzalim atau menyempitkan maksud pertolongan sehingga tidak diberi pertolongan melainkan hanya kepada kaum atau kumpulan sendiri sahaja. 

Ini untuk mengelakkan sikap `asabiyyah yang menolong kaum atau kumpulan sendiri sekalipun atas nilai kezaliman. Apabila ditanya Nabi SAW:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمِنَ الْعَصَبِيَّةِ أَنْ يُحِبَّ الرَّجُلُ قَوْمَهُ قَالَ لَا وَلَكِنْ مِنَ الْعَصَبِيَّةِ أَنْ يُعِينَ الرَّجُلُ قَوْمَهُ عَلَى الظُّلْم

Maksudnya: 
  • "Wahai Rasulullah! Apakah termasuk dalam `asabiyyah jika seseorang mencintai kaumnya?. Jawab baginda: Tidak! Tetapi `asabiyyah itu seseorang menolong kaumnya atas kezaliman." (Hadis Riwayat Abu Daud, Ibn Majah dan Ahmad dengan sanad yang sahih. Hadith ini dengan lafaz Ahmad)
Kalaulah tolong menolong sesama puak diizinkan dan dipuji oleh Rasululuh SAW demi kebajikan terutamanya ketika waktu susah dan terdesak, tentulah tolong-menolong sesama muslim dalam keadaan Islam dimusuh dan ditindas lebih dituntut. Bahkan tolong menolong, bantu membantu dan jamin-menjamin sesama muslim di dalam perkara makruf atau kebaikan adalah merupakan tuntutan al-ukhuwwah al-Islamiah (persaudaraan Islam). 

Seseorang muslim sentiasa berusaha membantu saudara muslimnya yang lain. Sabda Nabi SAW..

عَنْ أَبِي مُوسَى عَنِ النَّبِيِّ rقَالَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

  • “Bandingan seorang mukmin dengan seorang mukmin yang lain bagaikan satu bangunan, kuat-menguatkan antara satu sama lain”. (Hadis Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
Sahabat-sahabat yang dihormati,

Kini terdapat di dalam masyarakat kita suatu "jamaah" yang telah keluar dalam jamaah Islam telah berubah perjuangan dari Islam kepada bangsa, dengan mota "Melayu Sepakat, Islam Berdaulat", kononnya.

Bukankah Islam datang untuk menyatupadukan semua bangsa kepada satu akidah, satu kepercayaan dan satu perjuangan? Bukankah bangsa yang tidak ada akidah akan sesat dan menyeleweng daripada landasan sebenar? Sepatutnya seruan berbunyi, "Umat Islam sepakat, Islam akan berdaulat".

Kerana dalam masyakarat Malaysia terdapat Cina Muslim, India Muslim, Thai Muslim, Khadazan Muslim, Iban Muslim dan lain-lain bangsa yang menjadi muslim. Mereka semua adalah saudara-saudara kita seagama kenapa mesti fokus kepada satu-satu bangsa sahaja? 

Tren "jamaah" ini mula bersama-sama dan bersekongkol dengan kumpulan perjuangan asabiyyah dan sentiasa menyerang dan membuat fitnah kepada pergerakan Islam, parti Islam dan berdiam diri pula kepada golongan asabiyyah yang terang-terang mempertahankan kebatilan, memperlekehkan hukum hudud, menabur fitnah kepada jamaah yang ditinggalkannya dahulu.

Nabi SAW bersabda maksudnya..
  • “Yang paling dikasihi oleh Allah di antara kamu adalah: mereka yang baik akhlak, yang merendahkan sayapnya (diri), yang suka dengan orang dan yang disukai orang. Manakala yang dimurkai oleh Allah adalah: mereka yang pergi membawa fitnah, yang menceraiberaikan di antara saudara dan mencaci orang yang tidak bersalah akan kesalahannya” (Hadis riwayat At-Tabharani dan Abu Hurairah r.a.)
Sedangkan Nabi SAW bersabda. 
  • "Dari Al-Zuhri bahawa Rasulullah SAW bersabda : Tidak akan masuk syurga bagi yang memutuskan silaturahim". (Hadis Riwayat Muslim)
  • "Dari Abi Hurairah Radiallahuanhu, dari Rasulullah SAW bersabda, seorang Muslim adalah seorang yang apabila orang lain terselamat daripada lidahnya dan tangannya dan seorang mukmin adalah seorang yang apabila orang lain berasa aman daripadanya terhadap jiwa dan harta benda mereka". (Hadis Riwayat Nasaie)
Ingatlah pesan Nabi SAW bahawa golongan yang akan mendapat seksa yang dahsyat di hari akhirat adalah golongan ulama yang tahu hukum tetapi melanggarnya dengan memutuskan silaturahim sesama saudara Islam dan bersama-sama berjuang landasan yang salah dan redha dengan golongan asabiyyah .

Daripada Abu Zaid Usamah bin Zaid bin Harithah RA berkata.. 
  • “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Akan didatangkan seorang lelaki pada hari kiamat nanti lalu dilemparkan ke dalam api neraka sehingga terkeluarlah isi perutnya kemudian lalu ia berpusing (ditengah-tengah unggunan api neraka) seperti berpusingnya seekor kaldai di tempat penggilingan gandum. Para penghuni neraka terkejut melihat kejadian ini lalu mereka segera berhimpun di sekelilingnya sambil berkata kepadanya, Hai Fulan! Mengapa engkau jadi begini? Bukankah dahulu (sewaktu di dunia) engkau suka menyuruh orang berbuat kebaikan dan melarang mereka daripada kemungkaran?” Lalu orang itu menjawab, “Ya benar. Dahulunya saya suka menyuruh orang lain berbuat kebaikan tetapi saya tidak melakukannya dan saya suka melarang orang lain daripada melakukan kemungkaran tetapi saya sendiri melakukannya” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
Waullahualam.

Catatan Perjalanan Ibnu Hasyim, 
ibnuhasyim@gmail.com 

No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails