Monday, February 22, 2016

Pelacuran: Datuk Bandar M'sia Perlu Belajar Dari Wali Kota Jakarta.


Pelacuran Di Negara Umat Islam Terbesar Di Dunia.
Siri 3: Roboh Kawasan Pelacuran Kalijodo. 2 Tips Risma Kep...
Siri 4: Hari Ini, Kalijodo Mulai Ditinggalkan.. Mengapa?

Siri 5: 1,000 Pelacur Demo Telanjang, Kalau Kalijodo Dirob...
Siri 6: Hari Ini Kalijodo: Operasi Pekat, Tapi Tiada Pembo...
Siri 7:  Pelacuran: Datuk Bandar M'sia Perlu Belajar Dari W...

Suasana sepi di kawasan Kalijodo pasca operasi pemberantasan penyakit masyarakat pada Sabtu (20/2/2016).

PELACURAN suatu penyakit sosial merbahaya, yang juga disebut 'zina' atau najis zina. Ia bukan suatu khidmat, seperti yang sering disebut 'khidmat seks.. Sepatutnya negara-negara Islam atau umat Islam patut mempelajari lebih lanjut bagaimana menghapuskan pusat-pusat pelacuran samada jangka pendek atau jangka panjang. 

Diberitakan Gubernur DKI Jakarta Ahok begitu terkesan dengan sosok Tri Rismaharini, mantan Wali Kota Surabaya, Jawa Timur. Hal itu dikemukakan gubernur bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat penganugerahan penghargaan Bung Hatta Anti Corruption Awards (BHACA) kepada Risma dan Bupati Batang, Jawa Tengah, Yoyok Riyo Sudibyo.

"Saya sangat berkesan dengan sosok Bu Risma. Saya mengagumi Bu Risma," ucap Ahok di acara BHACA, Graha Niaga, Sudirman, Jakarta Pusat, Khamis 5 November 2015.

Selama menjadi Gubernur DKI Jakarta, Ahok mengaku banyak belajar dari Risma dalam memimpin Kota Surabaya. Menurut Ahok, apa yang dilakukan Risma di Surabaya dilakukan untuk mengembangkan Jakarta menjadi lebih baik.

"Kami belajar banyak dari Surabaya. Surabaya yang kecil kita kembangkan untuk Jakarta. Kami belajar dari Bu Risma. Kita terus belajar dari daerah-daerah yang lebih baik," ujar Ahok.

Sebelum ini, Ahok beberapa kali menyatakan, Risma sebagai sosok kepala daerah yang bagus. Bahkan Ahok pernah menyatakan Risma cocok menjadi wakilnya untuk memimpin Jakarta.

Sejumlah jejak pendapat dari lembaga survei menyatakan Risma pas untuk menjadi pemimpin Jakarta, atau minimal bisa mendampingi Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017. Di sela acara penghargaan BHACA, Risma menanggapi hal itu. 

Namun, Risma sekali lagi menyatakan menolak meninggalkan Surabaya untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Enggak ah. Enggak. Saya sudah janji dengan warga Surabaya," pungkas Risma.


Sementara itu, sekitar 30 anggota Relawan Pemuda yang mengatasnamakan Pemuda Produktif, Inspiratif, Solutif (Pemuda PIS) bentukan putra pertama Tri Rismaharini dan Fuad Benardi, datang ke Sekretariat Tim Pemenangan Risma-Whisnu. Mereka datang sembari membawa poster dan berkaus merah bertuliskan: "Saya Surabaya".

Elemen muda yang juga mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta di Surabaya itu menyerahkan surat pernyataan dukungan terhadap Risma-Whisnu, kepada tim pemenangan.
Kawasan Dolly, Surabaya, Jawa Timur, salah satu kawasan prostitusi yang disebut-sebut terbesar di Asia Tenggara. Kawasan yang sudah terkenal sejak tahun 1960-an saat Tante Dolly mendirikan rumah pelacuran pertama untuk memuaskan syahwat para tentara Belanda pada masa itu.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (12/4/2015), lokalisasi Dolly dulu menjelma menjadi kekuatan dan sandaran hidup bagi sekitar 800-an wisma esek-esek dan sekitar 9.000-an lebih penjaja cinta. Tetapi kini Gang Dolly sudah berubah.

Bekas lokalisasi Dolly yang terletak di Jalan Kupang Gunung Timur kini terlihat sepi. Untuk menghidupkan kembali ekonomi eks lokalisasi Dolly, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kini menyulapnya menjadi sejumlah rumah industri.

Sejumlah wisma yang dulu ramai oleh kupu-kupu malam dan pria hidung belang, kini dialihfungsikan menjadi industri sepatu. Salah satu contohnya di Wisma Barbara. Wisma yang dulu cukup terkenal ini kini menjadi rumah kelompok usaha bersama membuat sepatu yang mulai merintis usaha sejak bulan Oktober 2014.

Ada 30 warga terdampak penutupan Dolly yang mayoritas ibu-ibu bergabung dalam kelompok usaha bersama ini. Namun setelah 7 bulan berlalu, kini tinggal 15 orang atau separuh warga yang masih bertahan di bekas wisma ini.
Warga sekitar lokalisasi Dolly diberdayakan untuk menjahit bahan-bahan membuat sepatu hingga setengah jadi. Kemudian disetorkan ke pabrik sepatu untuk proses finishing.

Sejumlah warga yang ikut usaha ini mengaku mendukung perubahan ini. Namun sayang tidak diimbangi penghasilan yang didapat. Para anggota kelompok usaha bersama ini berharap usaha menjahit produksi sepatu menjadi usaha yang menjanjikan bagi mereka agar dapat membantu perekonomian keluarga.

Dukungan Pemkot Surabaya dalam pemasaran hasil karya mereka sangat diharapkan warga agar usaha ini bisa terus bertahan. Itu yang patut dicontohi, bukan sahaja oleh Wali-wali Kota, di Indoneia, bahkan oleh Datuk-datuk Bandar di Malaysia. (IH)



No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails