Sunday, June 27, 2021

Dari Gunungsitoli, Pulau Nias.. -Ibnu Hasyim

Catatan Perjalanan Ibnu Hasyim

Indokini: Dari Gunungsitoli, Pulau Nias..

NIAS atau dalam bahasa Nias diebut Tanö Niha,  adalah kepulauan yang terletak di sebelah barat pulau SumateraIndonesia, dan secara administratif berada dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara

Pulau ini merupakan pulau terbesar dan paling maju di antara jejeran pulau-pulau di pantai barat Sumatera, dihuni oleh majoriti suku Nias (Ono Niha) yang masih memiliki budaya megalitik. Daerah ini memiliki objek wisata penting seperti selancar (surfing), rumah tradisional, penyelaman, fahombo (lompat batu).

Pulau dengan luas wilayah 5.625 km² ini berpenduduk hampir 900.000 jiwa. Agama majoriti di daerah ini adalah Kristen Protestan dimana 90% penduduknya memeluk agama ini, sedangkan sisanya beragama  Katolik, Islam, dan Budha. Penduduk yang memeluk agama Islam pada umumnya berada di wilayah pesisir Kepulauan Nias. 

Pulau Nias yang sebelumnya adalah hanya 1 kabupaten saja, saat ini telah dimekarkan menjadi empat kabupaten dan 1 kota, iaitu Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Utara, dan Kota Gunungsitoli.
Geografi
LokasiAsia Tenggara
Koordinat1°6′LU 97°32′BT
Luas4.771 km²
Negara
Indonesia
ProvinsiSumatera Utara
KabupatenNiasNias SelatanNias Barat,Nias Utar

Budaya baru bagi masyarakat Muslim Nias..

Ono Niha Ndrawa (Kajian Etnografi Komuniti Muslim Nias, di Desa Bozihöna, Distrik Idanögawo, Kabupaten Nias)

Pada pandangan masyarakat umum, orang-orang Nias, yang dikenal sebagai majoriti memeluk agama Kristian, yang telah lama dipeluk oleh orang-orang Nias dan diketahui sangat tebal dengan adat istiadat yang masih terpelihara utuh hingga sekarang oleh setiap orang pengganti. 

Namun, tidak banyak orang yang tahu bahawa orang Nias selalu memasuki pulau Nias Islam, yang dibawa oleh pendatang dari Aceh dan Minang, tetapi orang Nias belum menerimanya. Penyelidikan dilakukan di dusun I dan dusun II di Desa Bozihöna, Kabupaten Idanögawo, Kabupaten Nias. 

Di mana kampung tersebut merupakan kawasan pesisir yang menjadi pusat kediaman masyarakat Islam di kecamatan. Walaupun bukan tempat pertama di mana Islam disiarkan di pulau Nias. Namun, Desa Bozihöna sangat terkenal dengan suasananya yang Islamik, terdapat banyak kearifan tempatan dari masyarakat seperti pekerjaan, tradisi budaya dan pelaksanaan ibadah yang berbeza dengan orang Nias yang lain. 

Kaedah etnografi bersifat holistik secara kualitatif yang digunakan dalam kajian ini. Berdasarkan maklumat dan penjelasan dari pengetahuan informan yang diterima semasa proses pembelajaran dan praktik di lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara, pemerhatian, dan penyertaan dalam masyarakat, memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan masalah penyelidikan dan kajian literatur. 

Masalah yang dibincangkan adalah mengenai masyarakat Muslim Nias setempat, kerana banyak orang di luar Nias tidak tahu bahawa ada suku Nias yang beragama Islam, maka timbul pertanyaan, bagaimana tradisi mereka, apakah mereka sama dengan adat Nias pada umumnya? 

Islam mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap masyarakat Muslim, sehingga munculnya adat dan tradisi baru dan berbeda dari adat istiadat masyarakat Nias pada umumnya. 

Kesimpulannya adalah bahawa ada akulturasi antara budaya Aceh dan Minang dengan budaya Nias sehingga muncul budaya baru bagi masyarakat Muslim Nias yang akan terus diteruskan kepada anak-anak dan cucu mereka sesuai dengan ajaran dan perintah agama serta peraturan adat. (URI)

Gunung Sitoli &Nias, Masuknya Islam..



Secara kronologis masuknya Islam ke pulau Nias dapat diurutkan sebagai berikut:

1.Tahun 858 M. seorang Persia bernama Sulaiman pernah menyinggahi pulau Nias yang dinamakannya denga Pulau Nian. Hal ini telah disebutkan oleh E. Fries dalam bukunya Amoeata Hoelo Nono Niha hal 53. Sayangnya tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini.

2.Tahun 1624 M. Nias masuk menjadi wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (berkuasa dari tahun 1607 s/d 1635).

3. Pada tahun 1642(?)/1080 H. orang Aceh di bawah pimpinan Teuku Polem dari Meulaboh tiba di Nias, yang kemudian menetap di kampung Hele Duna Siwulu (sekitar Desa Mudik sekarang).

4.Keterangan ini diperkuat dalam buku Encyclopedia Van Nederndsch Cost Indie III cetakan kedua, keluarang Martinus Nijhoffe Gravenhage tahun 1915 dalan halaman kedua memuat keterangan seorang Belanda bernama Davidson tentang apa yang dilihatnya sewaktu dia pada tahun 1665 mengelilingi pulau Nias, bahwa orang Melayu terutama Aceh bergaul dengan suku-suku Nias dan bahawa agama yang dibawanya Islam. Islam berpengaruh atas lembaga kebudayaan kerohanian asli orang Nias.

5. Pada tahun 1111 H. atau sekitar tahun 1690 M. seorang Minangkabau bernama Datuk Raja Ahmad suku Chaniago asal negeri Priangan Padang Panjang telah sampai di Nias, sekitar Teluk Baliku kira-kira 12 Km utara kota Gunungsitoli dan tinggal menetap di Kampung Dalam (sekitar perbatasan Desa Mudik dan Kelurah Ilir sekarang).

6. Sekitar tahun 1215 H atau 1794 M dibawah pimpinan Haji Daeng Hafiz (orang Bugis) tinggal dan menetap di Gunungsitoli.

7.Sekitar tahun 1810 M. orang Arab di bawah pimpinan Said Abdullah dari Kotaraja Banda Aceh sampai dan menetap di Gunungsitoli.

8.Sekitar tahun 1863 M. orang India dibawah pimpinan Mustan Sahib tiba dari Meulaboh dan menetap di Gunungsitoli, setelah sebelumnya tinggal di Singkil.

Sumber tulisan: Drs. Suady Husin: Suatu Tinjauan Tentang Ada Perkawinan dan Warisan Pada Masyarakat Islam di Nias Pesisir, Fakultas Ilmu Sosial IKIP Medan Tahun 1976.


Mengapa Kristen Mendahului Islam Berkembang Di Nias?

Menurut Drs. Suady Husin, sebagaimana kedatangan Islam di Nusantara, Islam masuk ke Pulau Nias bukan melalui misi khusus untuk menyebarkan agama, melainkan dibawa oleh para pendatang ke Pulau Nias baik yang berdagang mahupun yang menetap disana. Meskipun Islam telah terlebih dahulu masuk ke Pulau Nias, namun pada perkembanganya tidak sepesat agama Kristen yang disebarkan dalam misi khusus oleh para misionaris.  

Umumnya masyarakat asli Nias yang masuk Islam adalah kerana kesedaran sendiri atau kerana ikatan perkawinan dengan para pendatang yang beragama Islam. 
Ada beberapa faktor kemungkinan kurang pesatnya Islam berkembang di Nias pada masa itu, antara lain:

1. Para pendatang ini memang bukan datang untuk menyebarkan agama. Kemungkinan kerana mereka telah menjalin hubungan yang baik dengan para penguasa setempat, mereka memilih untuk tetap memelihara hubungan baik yang telah terjalin tanpa mengintervensi adat dan kepercayaan penduduk setempat. 

2. Apalagi setelah adanya kesepakatan/ pemberian wilayah kekuasaan bagi para pendatang dengan penguasa setempat.

3. Kondisi alam yang pada waktu itu masih berupa hutan rimba sehingga membuat akses yang sulit ke pedalaman dan pegunungan dimana kebanyakan penduduk asli tinggal.

4. Masyarakat setempat yang biasa beternak babi membuat para pendatang beragama Islam sulit berasimilasi dengan penduduk asli. Hanya penduduk asli yang datang ke perkampungan ummat Islam dan berinteraksi cukup intens dengan para pendatang saja yang akhirnya masuk Islam.

5. Ternak babi bagi masyarakat Nias merupakan ternak utama untuk upacara-upacara adat, sehingga sangat wajar jika mereka sulit menerima kepercayaan baru yang mengharamkannya.




Melakukan ujaran kebencian di media sosial.


JawaPos.com
 - Direktorat Tindak Pidana Siber (Dirtipidsiber) Polri meringkus Natalius Telaumbanua, pemuda asal Nias, Sumatera Utara (Sumut). Penangkapan  yang berlangsung di Silima Banua RT 03 RW 05, Kelurahan Silima Banua, Kecamatan Tuhemberua, Kabupaten Nias Utara, karena dia melakukan ujaran kebencian di media sosial.

Direktur Siber Polri Brigjen Fadil Imran menuturkan, pelaku ditangkap pada Kamis (20/4) malam sekira pukul 20.00 WIB. "Kini yang bersangkutan sudah dibawa ke Bareskrim," kata Fadil, Jumat (21/4).

Pelaku ditangkap lantaran memposting ujaran kebencian melaui akun Facebook milik Hendri Agustinus Telaumbanua yang sudah tak digunakan sejak Februari 2017 lalu. Pelaku, kata Fadil, menjelek-jelekan Nabi Muhammad SAW di dalam grup Facebook yang bernama "Debat Islam vs Kristen Mencari Kebenaran".

"Atas perbuatannya kami kenakan Pasal 28 ayat 2 undang-undang ITE terkait penyebaran kebencian berbasis SARA di dunia maya," sambungnya. 

Proses penangkapan Natalius ini dipimpin langsung oleh Kasubdit II Dit Siber Polri Kombes Himawan Bayu Aji. Dari penangkapan itu, petugas mengamankan sebuah telepon genggam merek Advan S4T.

Kini pelaku dan barang bukti sudah dibawa ke Bareskrim Polri untuk diperiksa lebih lanjut terkait apa motif pelaku sehingga berani memposting ujaran kebencian tersebut.

Lebih lanjut mantan  Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Wadirtipideksus) Bareskrim Polri ini menuturkan, pihaknya kini masih melacak akun-akun di media sosial yang tergolong melakukan ujaran kebencian. Bagi pelaku tersebut nantinya segera ditindak hukum.  "Penindakan hukum sebagai dasar dan upaya penegakkan etika dalam beraktivitas di dunia maya," pungkas dia. (elf/JPG)

2 comments:

Anonymous said...

Otak Menteri yang tipu sijil pendidikan bila buat kerja, semua nampak bodoh bangang.

Tindakan Kementerian Perumahan dan Kerajaan Tempatan (KPKT) membenarkan perkhidmatan pinjaman wang berlesen beroperasi serta merta yang dijenamakan semula sebagai ‘kredit komuniti’ ketika peminjam memohon kerajaan melaksanakan moratorium pinjaman bank, amat mengguris hati rakyat.

Sikap Menteri KPKT, Datuk Zuraida Kamaruddin yang tidak sensitif terhadap penderitaan rakyat, kerana kebenaran dari KPKT itu seolah-olah menawarkan mereka pinjaman Ah Long pada waktu kesempitan hidup.

“Pinjam wang dari golongan ini (ah long) ibarat menabur garam pada luka.

Nama menteri ni boleh dimasukkan dalam senarai calon yang ditimbang kati atau kilo semasa PRU 15 nanti.

Anonymous said...

Insyallah majority mungkin tinggi. PRU 15 bila dah pecah berderai PKR bole di kira timbang kati atau kilo saja calon ni nanti.

Zuraida Kamaruddin (PH - PKR)

59.2% (54,307)

Leong Kim Soon (BN - MCA)

13.5% (12,351)

Nurul Islam Mohamed Yusoff (PAS)

10.5% (9,598)
Tan Hua Meng (PRM)

0.3% (294)
Registered voters: 91,737

Majority: 41,956

Spoilt votes: 608

Unreturned votes: 0

Voter Turnout: 77,539 (84.5%)

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails