JAKARTA 8 April - Mahkamah Tinggi Indonesia hari ini menolak rayuan seorang wanita yang dipenjarakan selama 18 bulan gara-gara mengadu mengenai bunyi seruan azan.
Tertuduh, Meiliana, 44, yang merupakan penganut agama Buddha dan berbangsa Cina, didapati bersalah kerana menghina agama Islam selepas meminta masjid di kawasan perumahannya di Medan, kepulauan Sumatra untuk memperlahankan bunyi sistem suara kerana terlalu ‘bising’ dan ‘mencederakan’ telinganya.
Tindakan Meiliana pada dua tahun lalu itu mencetuskan rusuhan yang menyaksikan penduduk Muslim menyerang kuil Buddha.
Mahkamah Tinggi bagaimanapun tidak memberikan butiran lanjut mengenai penolakan rayuan terbabit. - AFP
Video:
[FULL] Fakta tvOne
- "Protes Suara Adzan: Menista Agama?"
Meiliana!!,Protes Volume Adzan!
Ini Video Sebenarnya Permasalahan Tersebut!!!!
Soal Wanita keturunan Tionghoa Penyebab kerusuhan, Ini Kata Camat Tanjung Balai -Saturday, July 30, 2016
ISLAMNKRI.COM - Kerusuhan yang pecah di Tanjung Balai, Sumatra Utara, membuat beberapa rumah ibadah terbakar. Menurut pejabat setempat, massa terprovokasi oleh berita-berita yang tidak benar, baik di lapangan mau pun di media sosial.
Sempat dilakukan pengamanan oleh polisi dan massa kembali pulang. Namun tidak lama berselang, gerombolan warga menyerang vihara dan kelenteng. Total ada sembilan rumah ibadah yang dirusak.
Menurut Zulfikar, massa diprovokasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan pembakaran dan perusakan. Ditambah lagi, kemarahan warga kian menjadi setelah kasus itu dibumbui isu-isu yang tidak benar di media sosial.
"Informasi di lapangan meluas, muncul provokator. Dikatakan wanita itu melempari masjid, imam diusir, menghentikan solat maghrib, itu semua tidak benar," kata Zulfikar kepada CNN Indonesia, Sabtu (30/7/16).
Pemerintah kota lantas melakukan upaya untuk meredam amuk massa dengan cara menghubungi satu per satu para penyebar isu di media sosial. "Kami minta kepada akun-akun itu agar posting dihapus. Kebetulan kami kenal dengan pemilik akun tersebut," ujar Zulfikar.
Namun massa terlanjur terbakar emosi. Mereka bergerak menghancurkan rumah ibadah umat Buddha. Tiga vihara dan enam kelenteng dibakar dan dirusak massa.
Amukan massa baru berhenti sekitar pukul 4 pagi. Zulfikar mengatakan, polisi telah menangkap para provokator dan penjarah rumah ibadah. Tidak ada yang terluka dalam peristiwa ini.
Saat ini situasi di Tanjung Balai masih mencekam. satuan Brimob yang dibantu Angkatan Laut diturunkan untuk menjaga lokasi.
“Baru kali ini terjadi lagi kerusuhan pasca 98. Tadinya warga rukun, namun gara-gara masalah kecil [jadi timbul kerusuhan],” lanjut Zulfikar.
sumber: cnnindonesia.com
"Informasi di lapangan meluas, muncul provokator. Dikatakan wanita itu melempari masjid, imam diusir, menghentikan solat maghrib, itu semua tidak benar," kata Zulfikar kepada CNN Indonesia, Sabtu (30/7/16).
Pemerintah kota lantas melakukan upaya untuk meredam amuk massa dengan cara menghubungi satu per satu para penyebar isu di media sosial. "Kami minta kepada akun-akun itu agar posting dihapus. Kebetulan kami kenal dengan pemilik akun tersebut," ujar Zulfikar.
Namun massa terlanjur terbakar emosi. Mereka bergerak menghancurkan rumah ibadah umat Buddha. Tiga vihara dan enam kelenteng dibakar dan dirusak massa.
Amukan massa baru berhenti sekitar pukul 4 pagi. Zulfikar mengatakan, polisi telah menangkap para provokator dan penjarah rumah ibadah. Tidak ada yang terluka dalam peristiwa ini.
Saat ini situasi di Tanjung Balai masih mencekam. satuan Brimob yang dibantu Angkatan Laut diturunkan untuk menjaga lokasi.
“Baru kali ini terjadi lagi kerusuhan pasca 98. Tadinya warga rukun, namun gara-gara masalah kecil [jadi timbul kerusuhan],” lanjut Zulfikar.
sumber: cnnindonesia.com
Lihat lagi..
Catatan Perjalanan Ibnu Hasyim Jan 2008 Tanjung Balai.
No comments:
Post a Comment