Thursday, October 10, 2013

Kisah Gadis Di Lembah Swat, Diperalatkan..


Malala Yousafzai
Di tengah-tengah masyarakat Lembah Swat, muslimahnya berpakaian menutup aurat lengkap, dia masih degil berpakaian begini..

MALALA Yousafzai (gambar) dihebuhkan berjaya diselamatkan dari maut, setelah beberapa kali menjalani operasi tengkorak. Namun gadis 16 tahun ini belum boleh santai. Kepalanya masih masuk dalam bidikan moncong laras senjata panjang yang kononnya dilakukan oleh Taliban. Begitu beritanya.

Tambah berita itu lagi, Taliban akan terus memburu Malala sampai gadis ini terbunuh. Menurut Taliban, Malala masih menjadi ancaman bagi penerapan syariah Islam 'versi mereka' di wilayah Lembah Swat, Pakistan. Sebenarnya bukan 'versi mereka', tetapi 'versi Islam' yang diamal oleh mereka.

Seperti kata jurucakap Taliban Pakistan, Shahidullah Shahid, kepada Telegraph. Shahid mengatakan.. 

"Kami tidak menentang Malala, tetapi kami menentang ideologinya," kata Shahid, semasa diwawancara melalui telefon.
"Siapa yang berkempen melawan agama dan menghina Islam, seperti yang dia lakukan dengan ideologi sekulernya, adalah musuh kami dan kami akan mengancamnya lagi dan lagi," ujarnya menambah.

Suara Taliban keluar setelah nama Malala semakin dikibarkan. Gadis yang tinggal di Lembah Swat ini diperalatkan adalah lanjutan dari memperalatkan gadis-gadis lain sebelum ini. Konon, menjadi simbol perlawanan terhadap penindasan kaum wanita. Tetapi sebenarnya ditujukan kepada penghancuran agama Islam itu sendiri yang menjadi benteng ketahanan mujahidin Islam di wilayah itu.

Gadis 'batu loncatan' ini dinobat menjadi nominator penerima Penghargaan Nobel Perdamaian. Jika namanya keluar Jumaat depan, dara kelahiran tahun 1997 ini akan menjadi orang termuda sepanjang sejarah Nobel.  Majalah TIME, mendaulatkan menjadi salah satu orang paling berpengaruh di dunia. Dalam setahun terakhir, kehidupan Malala berubah dari seorang pelajar biasa menjadi hebat dan mendapat sorotan internasional. 

Diceritakan, pada 9 Oktober 2012, di Lembah Swat, Malala bersama teman-temannya berada dalam bas sekolah, mereka tiba-tiba disergap orang-orang bertopeng dan bersenjata. Malala ditembak tepat di kepala. Peluru tembus melalui kepalanya ke leher, dan bersarang di bahunya. Dua orang kawannya juga jadi korban, namun selamat. Kerana itulah dia kini menjalani operasi tengkorak.

Kerana pembunuhan ini, Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari menawarkan hadiah 10 juta rupee untuk informasi pelaku penembakan. Banyak pihak lagi diperalatkan untuk meledakkan isu ini diperingkat global. Sehingga banyak negara menawar untuk merawatnya, di antaranya Jerman, Inggeris dan Amerika Syarikat (AS). Akhirnya, keluarga Malala memilih untuk merawatnya di England, tepatnya di Rumah Sakit Queen Elizabeth di Birmingham.

Bagaimana Malala Di'tersohor'kan?

Malala tersohor pertama kali pada tahun 2009 lalu. Saat itu ayahnya yang memiliki sebuah sekolah di Lembah Swat diminta BBC untuk mencari pelajar yang boleh menulis pengalaman mereka hidup di bawah kepemimpinan Taliban.
Masa itu Lembah Swat berada di bawah kekuasaan Taliban yang dipimpin Maulana Fazlullah. Akhirnya Malala yang terpilih.

Antara kisahnya, yang mengundang jutaan pembaca di blog BBC.

"Saya mimpi buruk kelmarin, ada helikopter militer dan Taliban. Saya mimpi seperti itu sejak militer melancarkan operasi di Swat. Ibuku membuatkan sarapan dan saya pergi sekolah. Saya takut sekolah kerana Taliban melarang wanita sekolah."
"Hanya ada 11 murid di kelas yang seharusnya bisa terisi 27 orang. Jumlahnya menurun setelah Taliban mengeluarkan larangan. Tiga kawanku pindah ke Peshawar, Lahore dan Rawalpindi bersama keluarga mereka kerana larangan ini," tulis salah satu paragraf dalam laporan Malala pada BBC.

BBC membuat namanya terkenal. Usai projek tersebut, New York Times melanjutkannya dengan membuat filem dokumenter dengan Malala pada 2009. Saat itu, keluarga Yousafza mengungsi ke pinggiran kota kerana pertempuran terjadi lagi. Nama Malala semakin melambung, berbagai media menghampirinya, baik dalam dan luar negeri. Dia kerap muncul di acara tv, mempromosikan pendidikan wanita.

Pada Oktober 2011, Uskup Desmond Tutu dari Afrika Selatan menominasikan Malala untuk Penghargaan Perdamaian Anak Internasional dari Yayasan Kids Rights di Belanda. Dia adalah wanita Pakistan pertama yang masuk nominasi. Pada Desember 2011, dia mendapatkan Penghargaan Pemuda Nasional pertama Pakistan yang diberikan langsung oleh Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani.

Dalam pidato kemenangannya, dia mengaku bukan anggota partai politik, namun ingin mendirikan partainya sendiri nanti, untuk mempromosikan pendidikan wanita. Sejak itu, Malala mengubah cita-citanya, dari dokter menjadi ahli politik.

Malala semakin dikenal sebagai penentang mujahidin Taliban, dan dengan tidak disedari dia sudah menjadi balaci diperalatkan musuh-musuh Islam.
Malala kini tinggal di England bersama keluarganya. Dalam pidatonya di PBB, Malala mengatakan dia tetap akan maju menentang belenggu dan teroris tidak akan dapat memhapusnya.
"Mereka pikir peluru dapat menguasai kami, tapi mereka salah. Teroris pikir mereka boleh mengubah tujuan saya dan menghentikan ambisi saya. Tapi tidak ada yang berubah di diri saya selain ini: kelemahan, rasa takut dan putus asa telah mati. Kekuatan dan keberanian telah lahir," ujar Malala dalam pidatonya.

Dalam wawancaranya tengan BBC awal minggu ini, Malala sekali lagi menegaskan bahawa Taliban telah mencoreng ajaran Islam dengan menerapkan hukum syariat versi yang salah.
"Membunuh orang, menyiksa dan mencambuk mereka, itu bertentangan dengan ajaran Islam. Mereka (Taliban) telah menyalahgunakan nama Islam," kata Malala pada program khusus BBC "Shot for Going to School".

Dalam wawancara itu, kononnya keberanian Malala terlihat jelas. Dia tidak takut pada Taliban. Dia malah menyerukan pemerintah untuk melakukan dialog dengan Taliban demi perdamaian di Pakistan.
"Cara terbaik untuk mengatasi masalah dan menuntaskan perang adalah melalui dialog. Itu bukan urusan saya, itu pekerjaan pemerintah," kata dia.

Malala yang kini bersekolah di Sekolah Khusus Wanita Edgbaston di Birmingham ini juga menyerukan para siswa di Inggeris untuk menghargai pendidikan mereka.
"Saya ingin mengatakan bahawa pendidikan itu sangat berharga, sangat bergengsi, pergilah sekolah," ujarnya.

Soal nominasi Nobelnya dia mengatakan, "Jika saya menang Nobel, maka akan jadi kesempatan baik untuk saya. Tapi jika tidak, itu tidak penting, kerana tujuan saya bukan Nobel. Tujuan saya adalah perdamaian dan pendidikan untuk semua anak."

Kesimpulan: Maka jelaslah, bahawa Malala dan orang-orang sepertinya, otaknya telah dijajah sekarang. Amat teruk kalau negara sudah dijajah, tetapi teruk lagi apabila otak dan pemikiran  rakyat atau pemimpin sesebuah negara menjadi hamba penjajah. Yakni tidak mahu menjadi hamba kepada Allah SWT dan Islam, bahkan ingin membabaskan diri, dari syariat Islam.(IH)
Malala Yousafzai mendapat penghargaan kemanusiaan dari Universitas Harvard.
Kini Malala sudah jadi ahli politik peccai penjajah..

Lihat sebelum ini..

4 comments:

Anonymous said...

Islam menggalakkan umatnya menuntut ilmu hingga ke liang lahad tak kira lelaki atau perempuan. Kenapa Taliban halang perempuan menuntut ilmu ? Jelas disini Taliban yang tak betul. Versi Islam mana Taliban ni ikut perempuan tak boleh belajar dan bekerja. Nabi Muhammmad SAW tak pernah suruh buat macam Taliban buat. Islam sekarang telah dirosakkan oleh pihak gila macam taliban, al-qaeda, wahabi, syiah dan lain-lain. Kembalilah kepada ajaran Islam yang sebenar.

Anonymous said...

Benar islam mewajibkan menuntut ilmu. Tapi Islam x suruh wanita keluar rumah bekerja cari nafkah. Itu kerja lelaki.

Negara kita membuka ruang kpd semua. Sbb tu lelaki tak ada tempat & jadi pemalas. Menyebabkan wanita lagi gigih utk belajar & bekerja utk menyara hdup.

Taliban berusaha menerapkan ilmu dengan meletakan t/jwb keluarga kpd lelaki.




Anonymous said...

sokong. bukan tugas wanita buat kerja lelaki. sekalipun dalam menuntut ilmu ada adab dan caranya. x boleh rujuk dalil secara umum. tengok huraian dalam kitab

Unknown said...

Fitnah?

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails