Tuesday, May 12, 2009

Pakatan Pakistan-Afghan & AS-NATO Lenyapkan Ketenangan Lembah Swat..


Monday, 11 May 2009 21:07 Sekitar 200 anggota Taliban kehilangan nyawanya pada serangan ofensif terhadap militan di barat laut Pakistan, di lembah Swat.


Tenang bertukar jadi perang.. angkara pemimpin takutkan makhluk lebih dari Pencipta.

Ibnu Hasyim Catatan Santai


KETIKA Lembah Swat jatuh ke tangan Taliban, Kerajaan Pakistan macam terbakar janggutnya. Apa tidaknya, ternyata Taliban diterima dengan penuh gembira oleh rakyat. Apa yang dilakukan oleh Taliban tidak pernah disangka-sangka, membuka sekolah kembali, menghidupkan perekonomian, dan membuka penempatan baru tempat tinggal.


Apa yang selama ini didengar oleh penduduk Lembah Swat dari media, Taliban adalah barbar atau liar, suka memaksakan, tidak hargai perempuan dan segala macam berita buruk lainnya, tidak pernah terlihat. Jadi, tidak hairan, dalam jangka waktu yang tidak lama, penduduk Lembah Swat dengan tulus ikhlas terus melaksanakan perundangan Islam. Hingga daerah-daerah sekitar Swat pun terikut-ikut.


Ketika presiden Pakistan menghadap Obama, Obama pun segera memberi titah untuk memburu dan melenyapkan Taliban. Digempur di sana-sini, tetapi sama sekali tidak menakutlkan Taliban. Hanya dalam beberapa minggu sahaja, pengaruh Taliban telah meluas ke kawasan selatan sampai ke Bruner. Semuanya bermula dari Lembah Swat yang kerana permintaan masyarakatnya, untuk melaksanakan perundangan Islam.

Mujahidin Taliban berjaga siang malam. Mereka menghadapi tiga musuh serentak, pasukan Afghan, Pakistan dan tentara asing AS-NATO. Pemerintah Pakistan dan Afghanistan telah gelap mata. Pemerintahnya yang mengaku Muslim tetapi menjadi hamba abdi kepada presiden AS, Barack Obama. Tank-tank ini dikerahkan untuk menggempur Taliban, sementara tentara AS terus menggertak rakyat. Kerajaan Pakistan sama sekali tidak peduli dengan nasib rakyatnya.

Kedamaian desa permai begini sudah tiada lagi..


Penduduk Lembah Swat terus dibiarkan, tidak menghargai janji dan pilihan rakyat. Menghamba pada negara, tetapi yang tidak mahu Islam ditegakkan. Sekitar setengah juta rakyat Swat Valley telah diusir dari wilayahnya meninggalkan Taliban. Akibatnya, Swat menjadi kota mati. Toko-toko tutup, begitu juga sekolah. Padahal, sekitar dua minggu yang lalu, Taliban baru saja menghidupkan kembali denyut perekonomian dan pendidikan di sana. Salah satu suasana yang mencekam di Mingora, kota terbesar di Swat. Pasukan tentara Pakistan berduyun-duyun memburu Taliban di daerah Rustam. Api membumbung di langit Dir. Pasukan Pakistan menembak misil dan bomnya. Rakyat awam jadi korban tidak terkira ramainya.


Yang tinggal hanya lorong-lorong tak berpenghuni & bangkai-bangkai perang..


Hari ini, memasuki hari ketiga di Lembah Swat dan Buner, tentera Pakistan mulai mempersiapkan perang darat, dari rumah ke rumah. Jendral Athar Abbas, menyatakan, “Kami sudah memulai perang dari rumah ke rumah, tetapi jika Taliban tinggalkan Lembah Swat dan Buner, kami elakkan perang itu”, ujar Abbas.


Menurut Jendral Abbas, yang menjadi jurucakap tentera Pakistan, bahawa tentara sudah mengepung seluruh kota Mingora dan Lembah Swat, tegasnya. Menurut kalangan di Islamabad, pasukan elit Pakistan, sudah diterjunkan ke Mingora, tujuannya, konon untuk membebaskan kota terbesar di Lembah Swat dari pejuang Taliban. Berita-berita dari Islambad, menyebutkan tentera Pakistan telah berjaya menewaskan 700 pejuang Taliban, selama pertempuran yang berkecamuk di Lembah yang sangat subur dan indah itu.


Sesudah tiga pertempuran yang sangat hebat antara tentera Pakistan dan pejuang Taliban, ratusan ribu penduduk dari Lembah Swat meninggalkan kota itu, dan mengungsi ke Peshawar. Tentera Pakistan mengizinkan penduduk setempat meninggalkan kota itu, yang sekarang sedang berkecamuk perang. “Setiap orang meninggalkan kota itu, yang sekarang bertukar menjadi neraka!”, ujar seorang penduduk setempat. “Sejumlah meninggalkan Mingora dengan menggunakan kendaraan, dan jalan kaki, serta mereka tidak tahu hendak kemana”, tambahnya.


Di kota Mardan, yang terletak di kawasan NWFP, pemerintah telah menampung dan menyiapkan tempat bagi pengungsi yang jumlahnya mencapai 100,000 orang, dan akan bertambah mencapai 252,000. Namun, sejauh ini tidak ada tanda-tanda pejuang Taliban akan menyerah, dan meninggalkan wilayah itu, meskipun, mereka menghadapi tekanan tentera yang sangat hebat dari pemerintah Pakistan.


Perang yang hebat ini, semuanya adalah kerana pemerintah Pakistan, yang dipimpin Presiden Asif Ali Zardari telah tunduk kepada perintah AS, yang ingin membasmi Taliban dan Al-Qaeda. Apabila manusia tidak tunduk kepada Allah SWT, maka kuasa manusia sudah menggantikan tempat tunduk dan sembah manusia itu, sehingga mereka lupa siapa sebenarnya merupakan kelompok pejuang yang ingin membebaskan wilayah negara mereka dari penjajahan Barat..


Sekian, kita sambung lagi kisah di Lembah Swat, Insya Allah.


Ibnu Hasyim Catatan Santai
(e-mail: ibnuhasyim@gmail.com)
Mei 12, 2009. KL.


Ikuti kisah-kisal awal di Lembah Swat…

1..Saturday, April 25, 2009 Ketenangan di Lembah Swat, Membuat AS Tidak Tenang.

2..Friday, May 8, 2009 AS Paksa Pakistan Khianati Janji Damai Dengan Rakyat..

No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails