Monday, November 26, 2012

Selusur Jejak Islam Di Pergunungan Ural, Rusia.

Menelusuri Jejak Islam di Pegunungan Ural (1): Tujuan Pertama, Mengunjungi Masjid Jami Pervouralski
Rombongan Prosveshchenie tiba di Masjid Jami Pervouralski

Satu: Kunjungi Masjid Jami Pervouralski

DI AWAL tahun 2012 ini, kami, komunitas muslim Yekaterinburg yang tergabung dalam organisasi Prosveshchenie (pendidikan) mengadakan agenda napak tilas budaya Islam di wilayah pegunungan Ural. Melalui kegiatan ini, diharapkan umat muslim yang tinggal di Sverdlovks Oblast (salah satu wilayah Rusia) bisa lebih mengenal satu sama lain. Selain itu, kami berharap kunjungan ini bisa memberikan dukungan moral kepada muslim yang tinggal di pedalaman.

Suhu dingin awal tahun tidak menghalangi niatan kami untuk bersilaturrahim kepada saudara muslim yang ada di kawasan pegunungan Ural. Selasa (3/1), dengan suhu minus 19 derajat, setelah melaksanakan sholat Shubuh, 15 orang dari perwakilan organisasi Prosveshchenie berangkat meninggalkan kota Yekaterinburg.

Tujuan pertama kami ialah mengunjungi Masjid Jami “Fabr” di Kota Pervouralski. Sesampainya di kota Pervouralski, kami diterima oleh pengurus masjid dengan begitu ramah. Selanjutnya, pengurus masjid menceritakan kepada kami tentang kehidupan Muslim di kota yang diresmikan pada tahun 1933 ini.

Menurut keterangan salah seorang pengurus masjid, Gulstina Hanum (45), Sampai pada tahun 1992, masyarakat muslim Pervouralski hanya memiliki satu pondok kecil yang difungsikan sebagai rumah ibadah. Kemudian, pada tahun 1992 muncul ide pembangunan masjid dari masyarakat, dan pada tahun yang sama, pembangunan masjid pun dimulai. Masjid Jami ini sendiri dibuka untuk pertama kalinya pada tahun 2004.

Pembangunan masjid ini tidak langsung sekali jadi, namun berlangsung secara bertahap. Dan seiring berjalannya waktu, kini tampilan masjid sudah tampak lebih bagus.

Sekarang, masjid yang terletak di jalan Gagarina 16 ini mempunyai tiga lantai. Di lantai bawah tanah terdapat dapur dan ruang makan, tempat untuk menjamu tamu yang berkunjung ke masjid. Di beberapa kesempatan, ruangan lantai dasar ini juga digunakan untuk merayakan perayaan hari besar Islam.

Di lantai pertama terdapat ruang administrasi pengurus masjid dan ruang madrasah. Sementara, di lantai dua terdapat ruang utama untuk sholat dan perpustakaan yang lengkap dengan literatur–literatur Islam. Selain itu, masjid ini juga sudah memiliki kios untuk menjual daging halal yang terletak di sebelah bangunan utama masjid.

Dirasa cukup mendapatkan informasi dari masjid jami Pervouralski, lalu kami melanjutkan perjalanan kembali. Tujuan kami selanjutnya adalah kota Mihailovsk yang berjarak 163 Km dari kota Yekaterinburg.

Dua: Masjid Bekas Detski Sad dan Hangatnya Pechka


Menelusuri Jejak Islam di Pegunungan Ural (2): Masjid Bekas Detski Sad dan Hangatnya Pechka
Prosveshchenie bersama Nurislam Ahmatdiyev (tengah jenggot putih), di depan madrasah Tauhid Ufa-Shigiri
Berbeda dengan Masjid Jami “Fabr” di Pervouralski, Masjid Pokayanie ini sangat kecil, ruang utama untuk sholat hanya mampu menampung sekitar 20 jamaah orang dewasa. Masjid tampak seperti rumah penduduk biasa, berlantai satu, berdinding luar kayu dan masih menggunakan pemanas ruangan traditional pechka. Pechka adalah perapian tradisional berbentuk cerobong asap. Agar pechka terus hidup, tuan rumah harus selalu menyediakan kayu bakar dan terus mengontrol api.

Menurut keterangan dari imam masjid, Rinat Mavletbayev (32), sebelum difungsikan sebagai masjid, bangunan ini merupakan bekas Detski Sad (Taman Kanak-Kanak) yang sudah tidak dipakai. Kemudian, bangunan tersebut disewa oleh umat Islam Mihailovsk untuk dijadikan sebagai rumah ibadah.

Karena umat Islam Mihailovsk dipandang aktif dan mempunyai kontribusi besar di wilayah itu, maka pemerintah daerah Nizhneserginsk menghadiahkan bangunan itu kepada umat Islam. Akhirnya, bangunan tersebut resmi menjadi milik umat Islam sejak Desember 2010.

Tujuan kami selanjutnya ialah Desa Ufa-Shigiri. Di desa ini kami mengunjungi masjid dan madrasah Taubat. Menurut salah satu sesepuh muslim Ufa-Shigiri, Nurislam ahmadiev (57),  nenek moyang penduduk desa yang terletak di pinggiran sungai Sergi-Ufa ini merupakan sekelompok orang yang melarikan diri dari Tatarstan.

Setelah pendudukan Kota Kazan - Ibu Kota Tatarstan -  pada tahun 1552 oleh tentara Rusia, banyak Tatarin (sebutan etnis Tatar) yang melarikan diri sampai ke daerah ini dan mendirikan permukiman baru. Hingga saat ini, Ufa-Shigiri dikenal sebagai Desa Tatar. Sebagaimana Tatar identik dengan Muslim, desa ini pun kemudian dikenal dengan desa muslim.

Sejak berdiri pada tahun 1552, kemudian melewati masa pemerintahan Uni-Soviet, Desa Ufa-Shigiri merupakan salah satu desa yang bisa mempertahankan budaya dan tradisi Islam. “Pemuda di desa ini jika bertemu dengan kita di jalan, mereka akan menyapa assalaamu’alaikum,” jelas Nurislam Hazrat.

Seperti layaknya masjid yang terletak di pedalaman, Masjid Taubat masih berdinding luar kayu dengan pemanas ruangan tradisional, pechka.

Selain itu, muslim desa ini memiliki sebuah madrasah dengan lima kelas yang semuanya dibangun atas dasar swadaya masyarakatnya atau tanpa mengandalkan bantuan dari pemerintah Rusia.

Desa Ufa-Shigiri juga mempunyai pemandangan yang indah. Oleh karenanya, jika musim panas tiba, di daerah ini sering diadakan kegiatan berkemah yang diikuti oleh muslim seluruh penjuru Sverdlovsk Oblast.

Tiga: Masjid Tua dan Imam Masjid Mantan Atlet Hoki

Menelusuri Jejak Islam di Pegunungan Ural (3-habis): Masjid Tua dan Imam Masjid Mantan Atlet Hoki
Salah satu masjid tua di Pedalaman Krasnoufimski yang berumur lebih 250 tahun

Setelah dari Desa Ufa-Shigiri, kami melanjutkan perjalanan ke kota kecil Krasnoufimski. Kami tiba di daerah Krasnoufimski pukul 23.00 waktu setempat. Kami langsung menuju Masjid Jami Krasnoufimski dan memutuskan untuk bermalam disana.

Masjid  Jami Krasnoufimski dapat dibilang cukup besar. Berlantai dua, dengan sebuah ruangan luas sebagai tempat istirahat bagi para tamu, sebuah dapur serta ruang madrasah. Usianya pun sangat tua. Seperti tertulis dalam buku ensiklopedi Islam Ural, masjid yang terletak di pusat Kota Krasnoufimski ini dibangun oleh seorang saudagar bernama Muhammad Hafizov Habibulina pada tahun 1896.

Setelah sholat Shubuh kami beramah tamah dengan pengurus masjid tersebut. Menurut penuturan Imam Masjid Jami Krasnoufimski, Rafael Safin Hazrat (51), desa-desa wilayah Krasnoufimski yang terletak di pedalaman, secara keseluruhan masih memegang budaya dan tradisi Islam. Bukan hanya para orang tua saja, tapi pemudanya pun turut aktif di masjid. Bahkan, mata pelajaran keislaman pun diajarkan di sekolah dasar.

Selanjutnya Rafael Hazrat mengajak kami untuk mengunjungi Desa Bayak. Dalam perjalanan ke desa yang terletak 20 Km dari kota ini, Rafael Hazrat menunjukkan kepada kami beberapa masjid tua dan kuburan muslim yang berumur lebih dari 250 tahun. Hal itu menjadi bukti sejarah Islam di pedalaman Ural.

Kami sampai di Masjid Ust-Bayak (Bayak – nama salah satu tokoh Muslim Tatar). Masjid ini dibangun atas swadaya muslim Desa Bayak. Imam Masjid Ust-Bayak, Rafil Ziyatdinov (47), selalu menekankan kepada jamaahnya untuk bisa menjadi muslim yang mandiri. “Dengan menjadi Muslim yang kuat, orang lain baru bisa menghargai kita,” ceritanya kepada kami.

Rafil Ziyatdinov ialah mantan atlet Hockey. Kepiawaiannya dalam bidang olahraga ini kemudian dimanfaatkannya untuk menggaet hati para pemuda Desa Bayak. Selain mendirikan masjid, Rafil Ziyatdinov beserta jamaahnya juga membangun lapangan hoki es.

Sebenarnya masih banyak masjid yang terdapat di pedalaman pegunungan Ural. Namun, napak tilas kami harus berhenti sampai disini.

Menurut buku sejarah Islam di negara federasi Rusia, Islam masuk ke wilayah Ural pada abad ke-8 dengan dibawa oleh pedagang dari Arab dan Asia Tengah. Dagestan, Chechnya, Bashkortostan dan Tatarstan merupakan negara–negara di federasi Rusia yang menjadi bukti jejak Islam.

Banyak manfaat yang kami ambil dari agenda awal tahun ini. Di antaranya, kami mengetahui bahwa di pedalaman pegunungan Ural, masih terjaga tradisi dan kebudayaan Islam yang sangat tua. Selain itu, kami semakin yakin, bahwa di tengah suatu kaum, pasti Allah mengutus hamba-Nya yang akan menuntun manusia ke jalan-Nya.

Sekian.

M. Zainun Najib 
Mahasiswa S2 Ural Federal University
Yekaterinburg, Sverdlovsk Oblast

No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails