Wednesday, October 17, 2012

Krisis Ekonomi: M'sia Tidak Selamat?



CATATAN SANTAI IBNU HASYIM
 
HARI ini ada beberapa berita ekonomi yang menggempar dan memberangsangkan. Laporan Audit negara menyebutkan, pnjaman terkumpul yang dijamin kerajaan persekutuan meningkat sebanyak RM19.85 bilion atau 20.5 peratus pada tahun 2011 dan buat pertama kalinya telah melepasi paras RM100 bilion untuk mencecah RM116.76 bilion, demikian didedahkan dalam Laporan Ketua Audit Negara 2011.

Angka ini telah meningkat dua kali ganda dalam tempoh empat tahun dan mengalami peningkatan pesat sejak tahun 2008. Peningkatan dari tahun 2008 kepada 2011 adalah 69 peratus atau RM47.52 bilion. Kalau kita tinjau pula  ekonomi global. Resesi akhbar sejak tahun 2007 dan masih tersisa sampai sekarang membuat banyak negara hampir pailit. Pemain besar ekonomi dunia juga terkena imbasnya, pertumbuhan ekonomi mereka melambat.


Negara super power macam Amerika Syarikat dan China gigit jari dengan turunnya perekonomian mereka. Negara-negara Eropah berjuang menutupi hutang mereka. Namun, di tengah carut-marut ekonomi global, ada beberapa negara yang masih stabil, bahkan meningkat perekonomiannya.

Jurnal ekonomi dan politik AS, Foreign Policy, bulan ini merangkum tujuh negara yang selamat dari krisis 2007, salah satunya tercatat adalah Indonesia, Malaysia takde nampaknya.

 .
Berikut adalah daftar ke tujuh negara tersebut:

1. Korea Selatan: Kemajuan negara itu di tengah krisis ekonomi dunia tidak terlepas dari mimpi Presiden Lee Myung-bak untuk menjadikan negara itu sebagai negara kelas satu. Dalam mewujudkan mimpinya, Lee meningkatkan riset, pengembangan serta inovasi dari 3.4 persen menjadi 5 persen dengan bantuan subsidi pemerintah. 


Tercatat, beberapa perusahaan seperti Samsung, Kia dan Hyundai menangguk untung di saat yang lainnya terpuruk. Korea Selatan adalah negara pertama yang bangkit dari resesi pada tahun 2009. Pendapatan masyarakat negara itu meningkat pesat dalam 11 kuartal terakhir. Lembaga pemeringkat hutang Fitch pada September tahun ini menetapkan Korea Selatan sebagai negara syurga bagi investor.

2. Poland: Dulu, Poland dianggap sebagai negara paling tidak menjanjikan di Eropah timur, tertinggal jauh dari Republik Ceko dan Slovenia. Namun, krisis Eropah jadi berkah tersendiri bagi Poland. Ekonomi negara ini meningkat 15.8 persen pada 2008 dan 2011, di saat ekonomi Eropah turun hingga setengahnya. Hal ini tidak lain berkat kebijaksanaan fiskal dan kewangan Poland yang brilian, tingkat hutang rendah dan pasar luas bagi konsumen domestik.


Masyarakatnya juga ikut menyumbang peningkatan ekonomi Poland. Pekerja di negara ini bekerja lebih lama 500 jam per tahun dibandingkan Jerman, dengan upah yang lebih kecil. Sedangkan Poland adalah satu-satunya negara Eropah yang tidak terimbas krisis terparah pada 2009.


3. Kanada: Tahun ini untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, masyarakat Kanada lebih kaya dari pada masyarakat Amerika Syarikat. Padahal dua dekad lalu, Kanada jatuh bangun menghadapi hutang dan pertumbuhan minimum. Kejayaan Kanada mengatasi krisis ekonomi adalah berkat penghematan yang mereka lakukan sejak tahun 1990an. 


Di tengah investasi pemerintah yang masif di bidang infrastruktur, perdana menteri kala itu, Paul Martin, juga mengeluarkan larangan ke atas sektor perbankan yang melakukan praktik beresiko dan membahayakan institusi finansial lainnya. Ahli ekonomi mencatat, pendapatan Kanada meningkat 15 persen dalam 10 tahun terakhir. Kanada juga merupakan 10 negara layak untuk tempat hidup.

4. Sweden: Saat krisis finansial menimpa Sweden pada 1992, pemerintah langsung mengambil alih beberapa bank. Sweden memotong cukai yang tinggi dari perusahaan-perusahaan dan individu, juga menggunakan sebahagian besar anggaran untuk pendidikan dan kesihatan.

Pemerintah Sweden mampu menjaga hutang mereka menjadi tetap rendah, sekitar 38 persen dari Keluaran Dalam Negara Kasar (KDNK). Sweden tercatat sebagai negara dengan ekonomi cepat-tumbuh se-Eropah pada 2011 setelah Estonia. Nilai mata wang krona juga terus melampaui euro.

5. Indonesia: Foreign Policy menuliskan, Indonesia tertolong oleh rasa percaya diri pemerintah dan rakyat yang luar biasa tinggi. Sebanyak lapan persen rakyatnya percaya  negaranya akan menjadi negara superpower.  Berikutnya. Indonesia juga melampaui India sebagai negara dengan konsumen paling optimis sedunia.


Pertumbuhan tahunan Indonesia stabil, 4.5 persen saat resesi dan menempati pertumbuhan kedua tertinggi di G-20 setelah China tahun lalu. Pertumbuhan ini berkat komoditi seperti arang batu (batu bara), minyak kelapa sawit, dan timah. Tingkat konsumen kelas menengah Indonesia juga meningkat pesat. 


Penjualan kereta naik 15 persen per tahun, berujung pada semakin banyaknya perusahaan otomotif yang investasi. Salah satunya adalah Nissan yang meningkatkan produksi mereka hingga dua kali ganda, atau senilai US$400 juta.

6. Turki
KDNK dan pendapatan per kapita Turki hampir meningkat hingga tiga kali lipat di tengah krisis di Eropah. Turki sekarang menjadi produser kereta terbesar bagi pasaran Eropah. Honda, Hyundai, Renault, Toyota dan Ford membuka kilang di sana. 
Kemajuan Turki adalah berkat pemerintahan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan yang meliberalisasi investasi dan memperketat regulasi yang membendung korupsi. Turki juga telah mengembalikan peranannya sebagai jambatan antara Eropah dan Timur Tengah. Mitra dagang terbesar Turki adalah Jerman, Mesir, Iran, Irak dan Arab Saudi.

7. Mexiko:Walaupun Mexiko terkenal banyak masalah, di antaranya, masalah dadah yang membunuh lebih dari 50,000 orang dalam enam tahun terakhir, namun ekonominya dikatakan 'meroket'. Pertumbuhan ekonomi Mexiko melampaui Brazil tahun lalu. 


Lebih dari 700,000 lapangan pekerjaan tercipta di negara ini pada 2010, mencabar dominasi China dan AS sebagai produser peralatan rumah tangga. Inflasi dan tingkat hutang Mexiko juga sangat rendah. Untuk pertama kalinya tahun ini, tingkat migran warga Mexiko ke AS rendah, menandakan kemajuan membuat rakyat baik di negaranya sendiri.
Direktur Jenderal WTO Pascal Lamy

Baru-baru ini, Direktur Jenderal World Trade Organization (WTO), Pascal Lamy (gambar), menilai pertumbuhan ekonomi Asia di tengah krisis dunia tidak menjamin negara-negara di kawasan ini kebal terhadap imbasan yang akan muncul.

“Ekonomi Asia memang masih berjalan lebih baik daripada kawasan lainnya di dunia,” ujar Lamy dalam keterangan pers World Export Development Forum 2012 di Jakarta 15 Oktober 2012.


“Jika konsumsi China bertambah, itu akan menjadi berkah bagi seluruh dunia". Jelas Lamy seraya mengingatkan bahawa perekonomian China juga tidak lepas dari imbas penurunan eksport mereka.

 
Perekonomian Asia yang terus bertahan selama masa krisis ini, Lamy mengakui, merupakan nilai tambah dari banyaknya negara-negara berkembang baru di Asia. Keuntungan lain adalah Asia memiliki China dan India yang terus bertumbuh di masa krisis Eropah dan dunia.  

Komposisi sumber pertumbuhan ekonomi dunia ini diduga tidak berubah dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Yang jelas Malaysia tidak termasuk tujuh negara yang selamat dari krisis 2007. Tidak termasuk 7 negara yang selamat dulunya, apakah sampai sekarang tidak selamat lagi?

Begitu, kira-kira sembang-sembang ekonomi.. Isya Allah, bertemu jika ada kesempatan yang lain. Sekian, wassalam.
Catatan Santai Ibnu Hasyim
alamat: ibnuhasyim@gmail.com  17 Okt  2012
KL

Sila lihat...
E-Buku IH-59: C/Santai (Minda) IH Mulai Jun 2012
E-Buku IH-59: C/Santai (Minda) IH Mulai Jun 2012
 

No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails