Thursday, December 01, 2016

Ini Kampung Naga Mukim Badui, Tasikmalaya..


Hasil carian imej untuk kampung badui kampung naga
Wisata Kampung Naga

Catatan Perjalanan Ibnu Hasyim, Jakarta Ke Tasikmalaya (4)  


"AYUH Pak, kita ke Garut. Lawati Kampung Naga.. Permukiman Badui Tasikmalaya.." Kata kawanku.

"Ai, di Tasikmalaya pun ada kampung Badui? Setahuku di Tanah Arab saja.." Terkejut aku.

"Oh ada.." Jawab kawanku.  

"Kampung Naga, dan permukiman Badui merupakan suatu perkampungan dihuni sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya. Dalam hal ini mereka mengamalkan adat Sunda. 

"Ianya menjadi objek kajian antropologi mengenai kehidupan masyarakat pedesaan Sunda di masa peralihan dari pengaruh Hindu menuju pengaruh Islam di Jawa Barat. Badui dan masyarakat Naga adalah merupakan contoh suku asli di pulau Jawa yang terkenal sebagai suku bangsa yang berpegang teguh pada adat istiadat dan sistem kepercayaan asli nenek moyangnya. 

"Contohnya dalam menjalankan kehidupan dengan pakaian adatnya, upacara adat, serta prosesi sacral pernikahan yang mengikuti tradisi nenek moyang mereka sampai saat ini. Meskipun demikian kedua suku diatas memegang teguh budayanya dan sama berbahasa Sunda namun mereka memiliki banyak perbedaan.

"Diantaranya, iaitu suku Badui tidak mahu menerima apapun yang berhubungan dengan modernisasi dan menganut agama ethnis.  Tetapi suku Naga masih menerima perbedaan (willing open) dan kepercayaan yang dipegangnya bukan agama ethnis." Jelas kawanku agak mendetail.
Hasil carian imej untuk Permukiman Trasional Badui, Kampung Naga, Tasikmalaya.

Hasil carian imej untuk Permukiman Trasional Badui, Kampung Naga, Tasikmalaya.
Upacara Adat masyarakat Kampung Naga yang sering selenggarakan di antaranya: MENYEPI. Upacara menyepi dilakukan pada hari Selasa, Rabu, dan Sabtu.

Pemandu mobil yang sedang memandu kami itu mencelah..

"Secara administratif Kampung Naga termasuk kampung Legok Dage Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Jarak tempuh dari Kota Tasikmalaya ke Kampung Naga kurang lebih 30 kilometer, sedangkan dari Kota Garut jaraknya 26 kilometer.

"Untuk menuju Kampung Naga dari arah jalan raya Garut-Tasikmalaya perlu menuruni tangga yang sudah ditembok (Sunda sengked) sampai ke tepi sungai Ciwulan dengan kemiringan sekitar 45 derajat dengan jarak kira-kira 500 meter. Kemudian melalui jalan setapak menyusuri sungai Ciwulan sampai ke dalam Kampung Naga." Katanya.
Imej yang berkaitan

Hasil carian imej untuk kampung Naga tasikmalaya

Hasil carian imej untuk kampung Naga tasikmalaya

Hasil carian imej untuk kampung Naga tasikmalaya


Menurut data dari Desa Neglasari, bentuk permukaan tanah di Kampung Naga berupa perbukitan dengan produktivitas tanah boleh dikatakan subur. Luas tanah Kampung Naga yang ada seluas satu hektar setengah, sebagian besar digunakan untuk perumahan, pekarangan, kolam, dan selebihnya digunakan untuk pertanian sawah yang dipanen satu tahun dua kali.

Daya tarik objek pelancongan Kampung Naga terletak pada kehidupan unik dari komuniti Kampung Naga tersebut. Kehidupan mereka dapat berbaur dengan masyrakat moden, beragama Islam, tetapi masih kuat memlihara Adat Istiadat leluhurnya. Seperti berbagai upacara adat, upacara hari-hari besr Islam misalnya  Upacara bulan Mulud atau Alif dengan melaksanakan Pedaran (pembacaan Sejarah Nenek Moyang).

Proses ini dimulai dengan mandi di Sungai Ciwulan. Bentuk bangunan di Kampung Naga sama baik rumah, mesjid, patemon (balai pertemuan) dan lumbung padi. Atapnya terbuat dari daun rumbia, daun kelapa, atau injuk sebagi penutup bumbungan. Dinding rumah dan bangunan lainnya, terbuat dari anyaman bambu (bilik).

Sementara itu pintu bangunan terbuat dari serat rotan dan semua bangunan menghadap Utara atau Selatan. Selain itu tumpukan batu yang tersusun rapi dengan tata letak dan bahan alami merupakan ciri khas gara arsitektur dan ornamen Perkampungan Naga.

Sejarah/asal usul Kampung Naga menurut salah satu versi nya bermula pada masa kewalian Syeh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, seorang abdinya yang bernama Singaparana ditugasi untuk menyebarkan agama Islam ke sebelah Barat. Kemudian ia sampai ke daerah Neglasari yang sekarang menjadi Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.

Hasil carian imej untuk Syeh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati,
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah, lahir sekitar 1450 M, namun ada juga yang mengatakan bahwa beliau lahir pada sekitar 1448 M. Sunan Gunung Jati adalah salah satu dari kelompok ulama besar di Jawa bernama walisongo. Wikipedia
Di tempat tersebut, Singaparana oleh masyarakat Kampung Naga disebut Sembah Dalem Singaparana. Suatu hari ia mendapat ilapat atau petunjuk harus bersemedi. Dalam persemediannya Singaparana mendapat petunjuk, bahawa ia harus mendiami satu tempat yang sekarang disebut Kampung Naga.

Nenek moyang Kampung Naga yang paling berpengaruh dan berperan bagi masyarakat Kampung Naga "Sa Naga" yaitu Eyang Singaparana atau Sembah Dalem Singaparana yang disebut lagi dengan Eyang Galunggung, dimakamkan di sebelah Barat Kampung Naga. Makam ini dianggap oleh masyarakat Kampung Naga sebagai makam keramat yang selalu diziarahi pada saat diadakan upacara adat bagi semua keturunannya.

Namun bila Eyang Singaparana meninggal, tidak diperoleh data yang pasti bahkan tidak seorang pun warga Kampung Naga yang mengetahuinya. Menurut kepercayaan yang mereka warisi secara turun temurun, nenek moyang masyarakat Kampung Naga tidak meninggal dunia melainkan ghaib tanpa meninggalkan jasad. Dan di tempat itulah masyarakat Kampung Naga menganggapnya sebagai makam, dengan memberikan tanda atau petunjuk kepada keturunan Masyarakat Kampung Naga. 

Ada sejumlah nama para leluhur masyarakat Kampung Naga yang dihormati.. Seperti: 
  1. Pangeran Kudratullah, dimakamkan di Gadog Kabupaten Garut, seorang yang dipandang sangat menguasai pengetahuan Agama Islam. 
  2. Raden Kagok Katalayah Nu Lencing Sang Seda Sakti, dimakamkan di Taraju, Kabupaten Tasikmalaya yang mengusai ilmu kekebalan "kewedukan". 
  3. Ratu Ineng Kudratullah atau disebut Eyang Mudik Batara Karang, dimakamkan di Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, menguasai ilmu kekuatan fisik "kabedasan". 
  4. Pangeran Mangkubawang, dimakamkan di Mataram Yogyakarta menguasai ilmu kepandaian yang bersifat kedunawian atau kekayaan. 
  5. Sunan Gunungjati Kalijaga, dimakamkan di Cirebon menguasai ilmu pengetahuan mengenai bidang pertanian.
Bagaimana pula kisah kaum Badui atau Baduy dari Tasikmalaya atau lainnya? Bersambung Insya Allah!

Observasi Kampung Naga - Tasikmalaya


Catatan Perjalanan Ibnu Hasyim, Jakarta Ke Tasikmalaya (4)
ibnuhasyim@gmail.com 
Desa Cimanggu, Puspahiang, 
Tasikmalaya 30 Okto 2016.


Lihat sebelum ini..
E-Buku IH-114: Jakarta Ke Tasikmalaya, Yang Perlu Anda Tahu.
E-Buku IH-114: Jakarta Ke Tasikmalaya, Yang Perlu Anda Tahu.

5 comments:

agen jamkho said...

kampung naga adalah sebuah kampung yang masih alami alam dan manusianya

agen korset munafie said...

deket dengan kampungku

agen obat jamkho said...

singgahlah kalau ke indonesia

wsc biolo asli said...

sangat terbuka untuk umum asalkan ikut aturan adatnya

Anonymous said...

Stim semacam aje .....pak HAJI..

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails