Thursday, December 17, 2015

Ini Berkat Idea Kreatif Sedekah Jamu Percuma ..

Fauzi bersama para pelanggan jamunya: Percuma bagi yang hafal al-Quran..

JOM KREATIF

Siri Pengkayaan Al-Qurqn.
1Pengkayaan Al-Quran: Indonesia Terbit Al-Quran Ter...
2. Rupa-Rupanya Sudah 500 Tahun Papua Islam…

3. Ini, Tawaran Jamu Percuma Kepada Pelanggan Hafal A...

Menjadi diri sendiri dan berbeza, memang memerlukan usaha dan keberanian. Sekurang-kurangnya, itu yang dilakukan Muhammad Fauzi. Suatu hari, tiba-tiba ia punya idea luar biasa. Selepas melakoni pekerjaan ini sejak 20 tahun silam, ia dapat idea menjual jamu sambil membawa puluhan buku-buku bacaan di gerobak motosikalnya.


"Saiki zamane moco" (sekarang zamannya membaca, red). Tulisan itu dilekatkan di motor dekat dengan botol-botol jamunya. 

Di sisi lain, ia juga memberi pengumuman bertuliskan "yang hafal al-Quran minum percuma selama-lamanya".
Bonus percuma 'minum jamu sepuasnya dan selama-lamanya bagi hafidz / hafidzah (penghafal al-Quran)'

Sejak idea unik Fauzi menjual jamu sambil membawa buku bacaan bagi para pelanggannya, ia jadi ramai diperbincangkan di sosial media. Selain itu, ia juga menambah bonus percuma 'minum jamu sepuasnya dan selama-lamanya bagi hafidz / hafidzah (penghafal al-Quran)'.

"Idea itu muncul secara spontan, kebetulan isteri saya juga seorang hafidzah (penghafal al-Quran). Ini juga sebagai penghargaan terhadap para penghafal al-Quran, "kata Fauzi kepada hidayatullah.com semasa ditemui di rumahnya di Jalan Sukorejo RT 9 RW III, Desa Sukerejo, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Selasa (08/12/2015) lalu.

Fauzi bukan sedang bergurau. Ia mengaku sengaja memberikan bonus 'minum jamu percuma selama-lamanya'. Syaratnya cukup mudah, hanya mengaku sebagai seorang hafidz / hafidzah, maka Fauzi akan dengan senang hati memberikan jamunya secara cuma-cuma alias percuma.

"Cukup mengaku dia hafidz, saya akan kasih jamu sepuasnya dan selamanya. Urusan itu benar atau tidak, perkara dirinya dengan Allah sahaja, "tutur ayah dua anak yang mengaku berpendapatan 50,000 rupiah perhari ini.

Ketika ditanya sama ada dirinya tidak merasa rugi dengan cara seperti itu? Lelaki yang juga alumni Pondok Pesantren Bustanul Arifin, Banyuwangi ini menganggap hal itu sebagai sedekah biasa saja.

"Tidak sama sekali, itu ibarat sedekah atau berkongsi sama teman saja. Malahan insya Allah nggak mengurangkan pendapatan, "ungkapnya.

Bahkan, keyakinan ini Fauzi tularkan kepada temannya yang seorang penjual keropok keliling.

"Pada mulanya juga bertanya 'nggak rugi yah?' Saya jawab, 'wis tah (sudahlah) anggap sahaja sedekah, insya Allah nggak rugi," katanya yakin.

Hanya saja menurutnya, sehingga hari ini belum ada yang dapat minum percuma. "Belum ada yang percuma kerana dia penghafal al-Quran," ujarnya.


Muhammad Fauzi dengan latar belakang Taman Ilmu Masyarakat (TIM) Buduran, Sidoarjo [hidayatullah.com]

Zaman Membaca


Fauzi mengaku, ia mula dikenali kepada orang ramai kerana keunikannya dalam berjualan jamu. Tidak hanya menjajakan jamu, ia juga membawa puluhan buku setiap hari di gerobaknya untuk sekadar dibaca atau dipinjamkan kepada para pelanggannya.

Dilatarbelakangi oleh hobinya yang memang membaca, lelaki kelahiran 7 Mei 1982 ini juga berkeyakinan bahawa dengan membaca akan lebih mencerdaskan masyarakat bahkan mengangkat derajat hidup seseorang. 

Terlebih, kata Fauzi, membaca adalah seruan agama melalui wahyu yang pertama kali turun, yakni Iqra '(perintah membaca).

"Sebagaimana perintah Al-Quran itu kan Iqra ', bacalah. Nah dalam dakwah salah satunya kan bisa dengan membahagikan buku agar orang mau membaca," terang lelaki berambut panjang ini.

Ia ada idea membuat perpustakaan, semasa di rumahnya melihat isterinya membuka Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) bagi anak-anak warga sekitar tempat tinggalnya.

Melihat banyak anak-anak mengaji di rumahnya, tahun 1998, Fauzi berinisiatif membuat perpustakaan mini di rumahnya. Modal pertama buku-bukunya semasa di pesantren dulu. Sampai pada sekitar 2011, ia memutuskan untuk membawa buku-buku tersebut bersama dagangan jamunya.

Sejak wujud idea uniknya, kini menjadi berkah tersendiri bagi Fauzi. Kini, ia sudah mempunyai sebuah taman bacaan bernama Taman Ilmu Masyarakat (TIM) Buduran, Sidoarjo dengan jumlah sekitar 7000 koleksi buku bacaan.

Santri TPA di rumahnya yang mengaji setiap sore hari pun, kini sudah berjumlah hampir 100 anak. Ia juga menguruskan sebuah PAUD yang diberi nama Bustanul Hikmah yang menampung sebanyak 40 anak dengan percuma alias tanpa dipungut biaya.

"Itu sudah kita hadkan, kerana keterbatasan tempat. Sebetulnya sasaran awalnya hanya 15, tapi ternyata sekarang ada 40. Dan itu diasuh sendiri oleh isteri saya bersama dua orang sukarelawan, "jelas Fauzi.

Ditanya mengenai pembiayaan operasi, Fauzi menjawab bahawa semuanya berjalan dengan modal kepedulian dari orang lain.

"Sukarelawan pun hanya kami beri insentif 100 ribu per-bulan. Ya saya akan terus usahakan agar semua ini tetap jalan, saya yakin masih banyak di luar sana orang-orang yang peduli, "ungkapnya.

Sejak wajahnya muncul dan jadi perbincangan media sosial. Keberkatan ikut mengiringinya. Beberapa orang bahkan syarikat mendatanginya. Belum lama ini ia mendapat geran motor dari Tata Motor, syarikat motor asal India guna menjadikannya sebagai perpustakaan keliling. 

Ada pula yang membangun dan mengubahsuai rumahnya. Bahkan Fauzi mendedahkan, ia merancang membina pesantren di rumahnya.

"InsyaAllah tahun depan ini kita akan realisasikan, sekarang masih tahap merancang bangunannya. Jadi atas ini bakal didek semua, dan dibuat seperti bilik-bilik, untuk belajarnya nanti boleh di alam terbuka sahaja, "jelasnya sambil menunjuk bumbung rumahnya.

"Saya juga bercadang mencari hafidz untuk disekolahkan sehingga tamat kuliah," lanjut Fauzi.

Berkaitan pembiayaan dan lain-lain, Fauzi mengaku menyerahkan semuanya kepada Allah, sebagaimana yang sudah ia lalui selama ini.

"Dananya ngalir saja, insyaAllah ada. Seperti halnya rumah ini, kalau saya bekerja tanpa melibatkan Allah sebagai contoh, saya yakin sampai saat ini pun saya belum boleh bangun rumah sampai jadi seperti sekarang ini, "tuturnya.

"Sebelum buka perpustakaan saya juga bekerja, tapi nggak boleh sampai begini, makanya menurut saya penting sekali bekerja untuk Allah," tegasnya. 

(Berita ini juga dapat dibaca melalui m.hidayatullah.com)

Lihat juga..
E-Buku IH-103: Kisah-kisah Jom Kreatif (4)
E-Buku IH-103: Kisah-kisah Jom Kreatif (4)

1 comment:

mohd shahran said...

ulamak yang haram jadah dan celaka
http://agendsai.blogspot.my/2015/12/panas-pendedahan-terkinipanas-dari.html

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails