Thursday, June 13, 2013

Kegiatan Pelacur & Dadah Kedutaan AS Terbongkar.

Gedung Putih
Rumah  Putih.

 SETELAH terbongkarnya penyadapan telefon dan internet, kini pemerintah Amerika Syarikat (AS) kembali diguncang dengan berita memo kedutaan besar mereka di luar negera. Dalam memo tersebut, Kedutaan AS di beberapa negara dikatakan sedang menutup-nutupi perilaku busuk diplomatnya.

Diberitakan Reuters, Rabu 12 Juni 2013, memo ini pertama kali dipublikasikan oleh CBS News dari sumber di dalam Kementerian Luar Negera AS minggu ini. Memo ini merupakan memo internal Kementerian Luar Negera AS yang diduga ditulis oleh mantan Duta AS ke Myanmar Larry M. Dinger yang saat itu bertugas sebagai auditor untuk Biro Keamanan Diplomat Kemeterian Luar AS.

Dalam memo itu tercantum lapan pelanggaran oleh pekerja Kemlu AS di luar negeri, mulai dari menyewa pelacur di bawah umur hingga soal dadah yang dipesan masuk ke kedutaan melalui jaringan obat bius bawah tanah. Berbagai peristiwa ini terjadi saat Hillary Clinton menjabat sebagai menteri luar negera AS.

Di memo itu juga dikatakan bahawa seluruh penyelidikan terhadap pelanggaran-pelanggaran itu dihalang-halangi atau dipersulit oleh pihak Kedutaan. Di antara contohnya, dalam memo disebutkan bahawa seorang duta AS aktif yang tidak disebutkan namanya sering melucuti pengamanannya untuk pergi ke taman menyewa pelacur, bahkan perempuan di bawah umur. Saat hendak diselidiki tuduhan ini, tulis memo, asisten meneri luar untuk manajemen Patrick Kennedy melarangnya.

Walaupun CBS tidak menyebutkan siapa duta itu, namun Duta AS di Belgium Howard Gutman mengeluarkan pernyataan membantahnya. Dia mengatakan tuduhan itu tidak berdasar. "Saya tinggal di taman cantik di Brussels, kalau berjalan-jalan di lokasi itu, tidak mungkin saya melakukan tindakan yang tidak patut," kata dia.

Contoh pelanggaran lainnya adalah penyerangan seksual terhadap warga negara asing yang bekerja sebagai petugas keamanan Kedutaan AS Di Beirut, Lebanon. Juga pernah melakukan hal serupa di Bagdad, Khartoum dan Monrovia. Ketika hendak diselidiki, penyelidik tidak diberikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.

Di Irak, dalam memo dikatakan bahawa jaringan pengedar dadah bawah tanah bekerja di dekat Kedutaan AS dan memasok obat bius untuk petugas keamanan Keduaan. Tapi penyelidikan kes ini dipersulit oleh pejabat dalamannya. Tuduhan lainnya ditujukan terhadap pasukan keamanan Clinton saat berkunjung ke luar negera. Dikatakan juga anggota pasukan keamanan tersebut menyewa pelacur saat berkunjung ke berbagai negara. Inspektur jenderal yang ditugaskan menyelidiki masalah ini menyimpulkan bahawa masalah prostitusi telah menjadi wabak.

Terbongkarnya memo ini menambah buruk AS di mata warganya. Sebelumnya, pemerintahan Barack Obama dikecam lantaran menyadap telefon dan internet jutaan warganya. AS berdalih, cara ini digunakan demi keamanan negara. (IH)

No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails