Sunday, July 15, 2012

3 Hal, Penyebab Saya Masuk Islam -N/Dip Jerman

Dr Murad Hoffmann
 
DIKALANGAN cendikiawan Muslim nama Dr Murad Hoffmann bukan nama yang asing lagi. Mantan duta besar Jerman yang pernah bertugas di Al-Jazair dan Maroko ini bukan hanya terkenal kerana adalah seorang mualaf tapi juga kerana buah pikirannya mengenai Islam yang dituangkan dalam buku-buku yang sudah banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. 

Diantara buku-bukunya yang terkenal adalah "Diary of A German Muslim" dan "Journey to Islam" menceritakan bagaimana Hoffmann yang berasal dari keluarga Katolik memutuskan untuk menjadi seorang Muslim. Meski demikian tidak banyak yang mengetahui apa sebenarnya pengalaman batin yang dialami, mendasari keputusan pindah agama dari Katolik menjadi seorang Muslim. 

Menurut Doktor Murad, ada tiga hal yang menjadi faktor penentu atas keputusannya menjadi seorang Muslim.

Pertama, ketika ia menjadi duta Al-Jazair pada tahun 1962.. Ketika itu, Al-Jazair sedang memperjuangkan kemerdekaannya dari Perancis. Perancis membuat sepakat dengan kumpulan pejuang, jika mereka sedia melakukan gencatan senjata maka Perancis akan menyerahkan kedaulatan Al-Jazair ke tangan mereka. 

Tetapi orang-orang Perancis yang tinggal di Al-Jazair selalu melakukan provokasi agar pejuang tersebut melakukan perlawanan, sehingga Perancis dapat alasan untuk menyalahkan mereka. Keteguhan mereka tidak terpancing provokasi membuat membuat Doktor Murad kagum. 

"Saya sangat kagum dengan tingkat disiplin mereka, yang membuat saya tertarik membaca Al-Quran, untuk tahu apa yang memberikan kekuatan besar pada pejuang-pejuang Al-Jazair itu," ujar Murad.

"Saya berfikir, saya sudah pindah agama meski belum secara resmi. Dan saat itulah saya berfikir mahu meninggalkan semua ideologi Kristen," sambungnya.
Kedua, seni dalam Islam. Murad mengungkapkan, selain diplomat ia juga seorang kritikus tari ballet.  Untuk itu ia sering pergi, hampir 50 kali dalam satu tahun terutama ke Amerika Syarikat (AS) untuk menyaksikan pertunjukan ballet dan mengkritik pertunjukan-pertunjukan itu. 

"Sebagai seorang kritikus, saya perlu ada standart-standart tertentu. Tetapi semua standart itu tidak bererti sama sekali buat saya ketika saya melihat produk seni Islam. Saya pertamakali menyaksikan hasil karaya seni Islam di kota-kota Spanyol seperti Granada, Cordoba, Seville dan Andalusia," papar Murad.
"Karya seni Islam menyentuh saya dengan cara yang tidak pernah saya rasakan terjadap karya seni lainnya," sambung Murad.
Ketiga, yang menjadi faktor penentu keputusannya memeluk Islam adalah setelah ia mengetahui bahwa semua failasuf-failasuf terbesar dan termashyur di dunia, adalah Muslim. 

"Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Al-Ghazali dan Ibnu Rush adalah beberapa diantaranya. Saya merasa kesal dengan diri saya sendiri, mengapa saya tidak mengetahui hal itu sebelumnya," tutur Murad.

Beberapa failasuf terkenal, sambung Murad, pemikiran-pemikirannya sangat dipengaruhi oleh pemikiran Ibnu Khaldun yang menjadi pelopor ilmu sosiologi dan sejarawan pertama. "Satu orang memiliki dua bidang ilmu pengetahuan. Tetapi sosok Ibnu Khaldun tidak dikenal oleh masyakarat di Eropah sampai abad ke-20 meskipun sejumlah ilmuwan Eropah sudah mengenal sosok cendikiawan Muslim itu sejak abad ke-19," tukasnya.
Pada tahun 1980, Departemen Luar Negeri Jerman memberikan "pembekalan" berupa pengetahuan tentang Islam pada calon-calon dutanya yang akan ditugaskan ke negara-negara Muslim. Kebetulan momen itu bertepatan dengan hari ulang tahun putera Murad. "Saya pun bilang pada anak saya bahwa saya akan memberikan sesuatu namun bukan yang berhubungan dengan uang tapi berhubungan nilai-nilai yang luhur," ungkap Murad.
"Saya pun mulai menulis semua hal yang menurut saya penting tentang apa yang saya temukan dalam Islam. Semuanya tertulis dalam 14 halaman," sambungnya.

Murad lalu menunjukkan tulisannya pada Imam Muslim asal Dusseldorf yang memberikan pelatihan pada para diplomat Jerman itu. Keesokan harinya, imam tadi bertanya apakah Murad meyakini apa yang telah ditulisnya dan Murad menjawab "ya".
"Jika kamu yakin, maka kamu adalah seorang Muslim," kata Murad menirukan ucapan imam Muslim yang membaca tulisannya.

Murad kemudian mempublikasikan tulisannya itu dan disebarluaskan di pelosok Jerman. Ia secara resmi mengucapkan dua kalimat syahadat di Islamic Center Colonia pada bulan September 1980. Ia memberitahu pada kementerian luar negeri Jerman tentang keislamannya dan menolak ditugaskan ke Israel atau Vatikan.
Sejak itu Murad rajin menulis buku-buku Islami. Buku pertamanya, "Diary of a German Muslim'" sudah dialihbahasakan ke berbagai bahasa di seluruh dunia. Sepanjang hidupnya sebagai Muslim, Murad yang beristerikan seorang Muslimah asal Turki sudah dua kali menunaikan ibadah haji dan lima kali berumrah.
Sekarang, Murad sudah berusia 78 tahun dan faktor usia membuatnya membatasi sejumlah aktivitas dan perjalanan ke luar negeri. Sedikitnya ada 13 buku yang ditulis Murad dan 250 artikel tinjauan buku yang ditulisnya untuk berbagai organisasi antara lain untuk lembaga studi Islam di Islamabad, American Journal of Islamic Social Science Studies di Virginia dan Muslim World Book Review di Inggeris. (IH/readislam)

Lihat video beliau...
  1. Dr. Murad Hofmann Interview

    www.youtubeislam.com Please visit these websites for more islamic literature and help... This video came from www.youtubeislam.com for more ...
    by immonly 3 years ago 5,350 views

    Juga...

    E-Buku IH-43: Kisah-kisah Saya Pilih Damai... Islam
    E-Buku IH-43: Kisah-kisah Saya Pilih Damai... Islam

No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails