Friday, May 15, 2009

Menado: Perjalanan Dalam Laut..

Ibnu Hasyim Catatan Perjalanan

SEMALAM 14 Mei, saya sampai di Lapangan Terbang Di Manado Sulawesi Utara, kira-kira waktu Isyak mulai masuk. 
"Bapak dari Malaysia?" Tanya seorang di lapangan terbang itu, se waktu saya keluar dan singgah minum, kerana menurutnya di situlah satu-satunya restoran yang menyediakan makanan halal yang dimilikinya.
Bila saya mengangguk, katanya lagi, "Petang tadi, Perdana Malaysia Mohammad Najib Tun Abdul Razak sampai, menghadiri World Ocean Conference atau ringkasnya WOC dan Coral Initiative Triangle (CTI)..." 
"Apa benda WOC tu?" 

Dia terus menjelaskan."Oh. Proyek wisata melihat keindahan terumbu karang di Taman Laut Bunaken. " Dia menceritakan dengan bangganya, walaupun saya tak tanya. 
"Teman saya berkesempatan mengunjunginya Kamis (Mei, 2009) lalu. Mereka berangkat dari salah satu dermaga di Boulevard, Manado. Rombongannya menyewa perahu bermotor satu. Perahu yang di tengahnya ada 2 kaca yang bisa diturunkan untuk melihat keindahan taman laut ini memuat sekitar 20 orang. " Katanya, "Tarifnya, sebenarnya antara Rp 850 ribu hingga Rp 1 juta. 
Namun, rombongan mereka yang berjumlah sekitar 6 orang itu bisa mendapatkan harga Rp 750 ribu. Itu untuk pulang-pergi Bunaken-Manado dengan waktu yang bebas tak terbatas. Alternatif lain, bisa saja menumpang perahu serupa yang tidak di-charter, alias untuk umum. 

Bayarnya jauh lebih murah, Rp 10 ribu. Tapi harus ekstra sabar karena ngetemnya lama." Dia menceritakan, menurut temannya yang pergi pada Khamis itu, mereka berangkat pukul 10.00 WITA. Cuaca yang cukup cerah membuat mereka menikmati perjalanan sekitar 45 menit ke lokasi taman laut.. 
Di kejauhan terlihat Gunung Manado Tua dan Pulau Bunaken di sebelahnya.. 
Sampai di spot taman laut yang kesohor itu, kaca pun diturunkan. Spot itu adalah spot Likuan 2.
"Spotnya banyak sih. Ada Pangalisan yang bagus, tapi harus muter lagi. Saat melihat bawah laut, tampak keindahan terumbu karang, walaupun ada juga yang sedikit rusak atau mati ...yang penampakannya seperti gunung kapur yang gersang." 

Di Pulau Bunaken pula tersedia persewaan snorkelling dan diving. Untuk fin (kaki katak) plus masker bisa disewa dengan harga Rp 60 ribu, wetsuit alias pakaian selam Rp 50 ribu, live jacket atau pelampung dikenai tarif Rp 10 ribu, dan underwater atau perlengkapan menyelam (diving) disewakan dengan harga Rp 250 ribu. Mereka berangkat ke spot tempat snorkelling.

"Begitu nyemplung... mata teman saya itu pun tak bisa berpaling memandang taman laut yang terkenal itu. Dari koral-koral yang hidup, banyak sekali ikan-ikan hias yang berlalu lalang. Seperti ikan badut (clown fish) ala 'Nemo', dan ikan-ikan hias lainnya beraneka warna. Jika berharap ikan-ikan itu mahu mendekat, pegang saja biskuit, mereka bakal menyambar satu persatu. 

"Nahkoda perahu motor sewaan mereka itu yang ikut bersnorkeling menunjukkan ikan napoleon yang berenang di palung laut. Lantas, dia menggamit tangan mereka dan mengajak menyusuri spot yang terumbu karangnya masih bagus. Koral berwarna hijau, kuning, ungu, merah seperti pelangi di dalam laut. Selain melihat ikan hias, boleh juga melihat teripang dan bintang laut beraneka warna. Aduhai indahnya!" 

Dia terus mempromosi Taman Laut itu. Namun saya tidak tertarik dengan cerita itu. Yang saya tertarik, mengapa Datuk Seri Najib sampai di Manado akhir persidangan. Mengapa ucapan beliau tiada liputan meluas dari akhbar-akhbar tempatan? 
Sedangkan program itu melibatkan puluhan negara-negara di dunia, PBB dan kehadiran pemimpin tinggi Amerika Syarikat.. 

Besoknya keluar berita tempatan yang tiada kena mengena dengan program itu... PM Malaysia Kunjungi Raja Gowa Jumat, 15 Mei 2009 | 10:01 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com — Sebanyak tiga satuan setingkat kompi (SSK/100 personel) polisi bertugas mengamankan kumjungan Perdana Menteri Malaysia Mohammad Najib Tun Abdul Razak yang tiba di Makassar, Jumat. "Kunjungan sehari PM Malaysia melibatkan pengamanan sebanyak tiga SSK atau sekitar 300 orang," ujar Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Hery Subiansauri di Makassar, Jumat.

Pengamanan terhadap PM Malaysia dalam menyambut keturunan Raja Gowa Ke-19, I Mappadulung Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul Djalil Tumenangari Lakiung, ini menggunakan pola terbuka serta pola tertutup. "Pengamanan yang digunakan yakni pola terbuka dan tertutup," katanya. 

Agenda utama PM Malaysia selama di Sulsel yakni diterima secara adat Kerajaan Gowa oleh 30 pasukan berkuda, 30 orang atraksi gandrang bulo (penari gendang), dan mengunjungi makam Raja Gowa. PM Malaysia dijemput oleh Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Bupati Gowa H Ichsan Yasin Limpo, Muspida, keluarga Kerajaan Gowa, serta undangan lainnya dengan memakai pakaian adat kerajaan. 

 Selain mengunjungi makam Sultan Hasanuddin yang diterima dengan prajurit kerajaan, tokoh masyarakat dengan menggunakan payung putih (lallung), PM Malaysia juga melakukan penanaman pohon di halaman rumah jabatan bupati Gowa serta peresmian Jalan Tun Abdul Razak yang sebelumnya adalah Jalan Aroepala atau jalan lingkar Hertasning Baru.

Apakah benar Datuk Seri Nagib berketurunan Bugis? Sekian catatan perjalanan untuk kali ini. Perjalanan diteruskan.. 









Ibnu Hasyim Catatan Perjalanan (e-mail: ibnuhasyim@gmail.com) Menado, Sulawesi Utara. Mei 15, 2009. 

Lanjut, sila klik... Thursday, March 6, 2008 TPM Najib Asal-usul Parit, Tak Pernah Melawat Parit.

3 comments:

PG said...

Salam Pak Hasyim.
Seronoknya kalau dapat ke sana.

Shahabudeen Jalil said...

haritu pak hasyim pi Acheh sewaktu Hassan Di Tiro pergi ke sana.. kalinie pula pergi ke Manado sewaktu PM Najib pergi ke Manado. Ada perkaitan ke atau kebetulan ?

achoksabah said...

sulawesi..asalusulku..bj habibie,jusuf kalla...

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails