Thursday, April 25, 2013

Rusuhan Di Xinjiang Berulang Lagi, 21 Terkorban.


Polisi anti kerusuhan China berpatroli di Kota Kashgar Provinsi Xinjiang Polis anti rusuhan China mengawal di Kota Kashgar Provinsi Xinjiang (REUTERS/Carlos Barria/Files)

PERTEMPURAN berdarah terjadi di provinsi Xinjiang, China, mengorbankan 21 orang akibat luka disebabkan senjata tajam atau tertembak. Ini adalah insiden berdarah pertama di wilayah majoriti Muslim ini sejak tahun 2009 lalu.

Diberitakan Reuters yang mengutip jurucakap pemerintahan Xinjiang, Hou Hanmin, Rabu kelmarin, Insiden itu terjadi pada Selasa, 23 April 2013. Sembilan warga, enam polis dan enam orang etnik Uighur terkorban.

Menurut Hou, insiden itu adalah ulah sekelompok teroris yang dilatih di Pakistan. Lokasi Xinjiang yang berbatasan dengan Afganistan, Pakistan, India dan Asia Tengah, menyuburkan gerakan radikalisme yang ingin membentuk negara merdeka Turkestan Timur.

Saat itu, kata Hou, insiden bermula ketka tiga pekerja mengawal di wilayah Bachu, atau dikenal dengan nama Maralbexi di Kashgar. Menurut informasi, ada orang mencurigakan di sebuah rumah. Ketiganya memanggil bantuan semasa menemui banyak benda tajam, seperti pisau dan kapak. Mereka dikepong  oleh belasan orang Uighur, kata Hou, lalu dibunuh. 

"Ini jelas adalah serangan pengganas." ujarnya.

Beberapa orang petugas keamanan yang datang juga terlibat pergaduhan. Hou mengatakan, masa itu hanya seorang polis yang membawa pistol. Rumah itu dibakar, menjadikan korban bertambah ramai. Pemerintah China tidak menyebutkan kelompok yang terlibat Namun,lapan orang ditahan.

Bantahan Puak Uighur
 


Kelompok Hak Asasi Manusia dan masyarakat Uighur di pengasingan membantah kronologi yang diungkapkan pemerintah China. Menurut informasi yang mereka terima, kekerasan itu dipicu oleh penembakan dan pembunuhan pemuda Uighur oleh tentera China.

"Informasi yang kami terima, pemerintah menurunkan tentara bersenjata ke jalan-jalan. Akibat insiden itu, talian telepon seluler dan internet terputus. Hari ini sudah lebih baik, namun belum sempurna," kata Dilxat Raxit, jurucakap Kongres Uighur Dunia.

Kekerasan kali ini adalah yang paling berdarah sejak Julai 2009. Masa itu terjadi perlawanan hebat di ibukota Xinjiang, Urumqi, antara warga majoriti Han dan minoriti Muslim Uighur, 200 orang terkorban. 

Etnik Uighur adalah kelompok suku Muslim asli Xinjiang yang berbahasa Turki. Etnik ini kerap berlawan dengan pemerintah China yang menyekat agama, bahasa dan kebudayaan mereka. (IH)

No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails