Sunday, February 06, 2011

Seekor Ibu Kera Sedang Berduka..

CATATAN SANTAI
Cerita Duka Ketika Seekor Simpanse Meratapi Kematian Anaknya
Ibu kera itu menggendong jasad anaknya satu hari lebih.

LONDON, hari ini, diberitakan para ilmuwan terkejut, ketika melihat sebuah adegan mengharukan.. Seekor ibu kera yang sedang berduka. Gambar-gambar seperti di atas mengejutkan. Dukanya macam manusia juga, melihat anak dicintainya menghembuskan nafas terakhir di ribaan.

Apa tidaknya, hubungan rapat dengan anak-anaknya bersemadi begitu lama. Dua tahun dalam pelukan. Menyusui sampai enam tahun. Sedih gile bukan kepalang.. Meratapi dengan gaya sendiri, kepergian anaknya yang baru 16 bulan itu. Maka kisah ini difilemkan.

Jasad anak sayangnya dikendung lebih 24 jam.. Baru diletakkan perlahan-lahan dengan lembut ke tanah. Dari jarak dekat, dia merenung pilu wajah anaknya. Secara berkala matanya kembali melabuh ke tubuh anak. Jari-jari si ibu itu menyentuh lembut wajah dan leher anaknya, untuk pastikan betul-betul, ruhnya telah tiada. Kolopak matanya sudah tentu berair..

‘’Pada hari berikutnya, ibu kera itu telah meninggalkan tubuh anaknya,’’ tulis laporan Institut Psikolinguistik Max Planck.

Wawasan Unik

Dr Katherine Cronin dan Edwin Van Leeuwen bersama Prof Mark Bodamer dari Universiti Gonzaga (Washington) dan Innocent Chitalu Mulenga mengambil gambar ibu kera simpanse itu di Chimfunshi, Zambia. Simpanse disingkatkan dalam Bahasa Inggeris, chimp, adalah nama umum dari 2 spesies kera dalam genus Pan. Simpanse adalah haiwan yang sering ditemui di hutan tropis.

Dr Cronin mengatakan kajian ini memberikan wawasan unik mengenai bagaimana simpanse meratapi kesedihannya. ‘’Setelah menggendong mayat bayinya selama lebih dari satu hari, ibu simpanse meletakkan tubuh anaknya di tanah,’’ kata Cronin. ‘’Dia berulang kali mendekati tubuh anaknya. Jari-jarinya menempel pada wajah dan leher bayi selama beberapa detik.’’

Ibu simpanse tetap dekati tubuh anaknya selama hampir satu jam. Dia kemudian membawa jasad anaknya ke kelompok simpanse. Ibu simpanse meminta kelompoknya untuk menyelidiki tubuh anaknya. ‘’Pada hari berikutnya, ibu itu tidak lagi membawa tubuh bayi,’’ terang Cronin.

Laporan yang dipaparkan dalam American Journal of Primatologi ini memberikan gambaran bagaimana primata beraksi terhadap kematian orang dekatnya. Apakah mereka mengerti tentang kematian? Apakah mereka berkabung...

Peneliti percaya, simpanse mengalami masa transisi yang unik. Se bagai ibu, simpanse belajar tentang kematian bayinya. Suatu proses yang belum pernah dilaporkan secara rinci sebelum ini.

‘’Video ini sangat berharga kerana si ibu simpanse memaksa seseorang untuk berhenti dan berfikir tentang apa yang mungkin terjadi dalam benak primata lainnya,’’ kata Cronin. ‘’Apakah penampil akhirnya memutuskan bahawa simpanse adalah berkabung. Atau, dia hanya ingin memastikan tentang kematian anaknya.’’

Kesimpulan.. Perasaan kera ini, lebih kemanusiaan dari binatang manusia bernama Mubarak di Mesir yang membunuh ramai rakyatnya hari ini, dan spesis-spesis yang sama dengannya. Bagaimana di Malaysia, ada ke spesis ini? Cari sendiri le.. Hmmm!

Ibnu Hasyim Catatan Santai
alamat e-mail: ibnuhasyim@gmail.com
6 Feb, 2011. S'ngor

Ku coret catatan ini apabila melalui Jalan Gombak Bt 12-15, melalui perkampungan Orang Asli, terlihat kelompok-kelompok kera bergayutan dan berjogetan di tepi jalan. Perjalanan sempena Hari cuti Gong Xi Fa Cai di tahun binatang kesayangan.. arnab.

Lihat banyak lagi ungkapan tersembunyi...
E-Buku IH-22: Ungkap Rahsia Yang Maha Agung
E-Buku IH-22: Ungkap Rahsia Yang Maha Agung

No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails