Thursday, July 04, 2013

Sambut Ramadhan, Bagaimana Kita, Rasul & Sahabat?

Umat Muslim di Seluruh Dunia Sambut Ramadan
Seorang kanak-kanak Palestin bermain bunga api merayakan bulan suci Ramadan di Jalur Barat kota Nablus, Palestin.. AP/Nasser Ishtayeh

CATATAN SANTAI IBNU HASYIM

ADA dua sikap orang dalam menyambut dan menghadapi Ramadhan, bulan penuh keberkahan ini.

Pertama, orang yang bergembira dan penuh antusias serta suka cita dalam menyambut bulan Ramadhan. kerana baginya, bulan Ramadhan adalah kesempatan yang Allah anugerahkan kepada siapa yang dikehendaki untuk menambah bekal spiritual dan bertaubat dari semua dosa kesalahan.

Ramadhan baginya adalah bulan bonus dimana Allah melipatgandakan pahala amal kebaikan. Maka segala sesuatunya dipersiapkan untuk menyambut dan mengisinya. Baik mental, ilmu, fizikal, dan spiritual. Bahgia, kerana di bulan yang terdapat janji dijauhkannya seseorang dari api neraka. Dan itu merupakan kemenangan yang membahgiakan.

Firman Allah,
  • “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali Imran: 185)
Kedua, ada menyambutnya dengan sikap yang sejuk. Tiada ada sukagembira, eronok dan bahgia. Baginya, Ramadhan tidak ubahnya dengan bulan-bulan lain. Orang seperti ini tidak dapat memanfaatkan Ramadhan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Dosa dan kesalahan tidak membuatnya risau dan gelisah hingga tak ada upaya maksimal untuk menghapusnya dan menjadikan Ramadhan sebagai momen untuk kembali kepada Allah.

Bahkan, ia sambut bulan Ramadhan dengan kebencian. Sebab bulan suci ini hanya akan menghambatnya melakukan dosa dan kemaksiatan, sebagaimana yang dilakukannya di bulan-bulan lain. Hatinya tertutup dan penuh benci kepada kebaikan. Menyaksikan kaum Muslimin berlumba-lumba dalam kebaikan, mengisi hari-hari mereka dengan ibadah adalah pemandangan yang tidak disukainya.

Dan syaitan telah menghembuskan kebencian dalam hatinya hingga Ramadhan bagai neraka baginya. Semoga kita dijauhkan dari sikap dan sifat ini.

Allah berfirman,
  • “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka Itulah orang-orang yang lalai.” (Al-A’raf: 179)
Ia tidak menggunakan akal dan hatinya untuk mencerna kebaikan yang berguna bagi kehidupannya.  Padahal pada tradisi setiap masyarakat hari-hari tertentu atau bulan-bulan tertentu yang memiliki keistimewaan di banding hari dan bulan yang lain.

Sebagaimana pada masyarakat jahiliyah sebelum Islam terdapat Yaumul ‘Afwi (Hari Pengampunan) bagi pembesar Quraisy. Sebagaimana Nu’man bin Al-Mundzir, ia memiliki Hari Pengampunan. Pada hari tersebut kaumnya datang kepadanya untuk mendapatkan ampunan darinya. Maka ia mengampuni mereka yang salah, membebaskan tawanan, memberikan amnesti, dan membebaskan kaumnya dari membayar cukai..

Bagaimana Rasulullh SAW dan sahabat menyambut Ramadhan?

Rasulullah menyambut bulan Ramadhan penuh perasaan bahgian dan sukacita. Beliau ingatkan para sahabat agar menyiapkan diri mereka untuk menyambut dan mengisinya dengan amal.

Diriwayatkan oleh Salman Al-Farisi bahawa Rasulullah berceramah di hadapan para sahabat di akhir Sya’ban, beliau bersabda,

“Wahai sekalian manusia. Kamu akan dinaungi oleh bulan yang agung nan penuh berkah. Padanya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu malam. Allah menjadikan puasa di bulan itu sebagai kewajiban dan qiyamnya sebagai perbuatan sunnah. Siapa yang mendekatkan diri kepada-Nya dengan amal kebaikan seolah-olah ia telah melakukan kewajiban di bulan lain. Dan barangsiapa melakukan kewajiban pada bulan itu maka ia seolah telah melakukan tujuh puluh kewajiban di bulan lain. 

Ia adalah bulan kesabaran dan kesabaran itu adalah jalan menuju syurga. Ia adalah bulan tauladan dan bulan dimana rezki dimudahkan bagi orang mukmin. Siapa memberi buka kepada orang yang berpuasa maka ia mendapatkan ampunan atas dosa-dosanya dan lehernya diselamatkan dari api neraka. Ia juga mendapatkan pahalanya tanpa mengurangi pahala orang itu sedikit pun. 

” Sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, tidak semua kita dapat memberi buka bagi orang puasa.” 

Rasulullah menjawab, “Allah memberi pahala yang sama kepada orang yang memberi buka walau sekadar kurma dan seteguk air atau seteguk air susu. Ia adalah bulan dimana permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan, dan ujungnya diselamatkannya seseorang dari neraka. Barangsiapa meringankan hambanya, Allah mengampuninya dan membebaskannya dari neraka. 

Perbanyaklah kamu melakukan empat hal: 

Dua hal pertama Allah ridha kepada kamu, iaitu mengucapkan syahadat tiada ilah selain Allah dan meminta ampunan kepada-Nya. Sedangkan hal berikutnya adalah yang kamu pasti memerlunya; iaitu agar kamu meminta syurga kepada Allah dan berlindung kepada-Nya dari neraka. 

Barangsiapa memberi minum orang berpuasa maka Allah akan memberinya minum dari telagaku yang tidak akan pernah haus sampai dia masuk ke dalam syurga.”
(Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)

Sahabat dan salafus-shalih pun senantiasa menyambut bulan Ramadhan dengan bahgia dan persiapan mental dan spiritual.
  • Diriwayatkan bahawa Umar bin Khatthab menyambutnya dengan menyalakan lampu-lampu penerang di masjid-masjid untuk ibadah dan membaca Al-Qur’an. Dan konon, Umar adalah orang pertama yang memberi penerangan di masjid-masjid. Sampai pada zaman Ali bin Abi Thalib. Di malam pertama bulan Ramadhan ia datang ke masjid dan mendapati masjid yang terang itu ia berkata, “Semoga Allah menerangi kuburmu wahai Ibnul Khatthab sebagaimana engkau terangi masjid-masjid Allah dengan Al-Qur’an.”
  • Diriwayatkan Anas bin Malik bahawa para sahabat Nabi saw jika melihat bulan sabit Sya’ban mereka serta merta meraih mushaf mereka dan membacanya. Kaum Muslimin mengeluarkan zakat harta mereka agar yang lemah menjadi kuat dan orang miskin mampu berpuasa di bulan Ramadhan. Para gubernur atau ketua menteri memanggil tawanan, barangsiapa yang meski dihukum segera mereka dihukum atau dibebaskan. Para pedagang pun bergerak untuk melunasi apa yang menjadi tanggungannya dan meminta apa yang menjadi hak mereka. Sampai ketika mereka melihat bulan sabit Ramadhan segera mereka mandi dan I’tikaf.”
Banyak membaca Al-Qur’an adalah salah satu kegiatan para salafus-shalih dalam menyiapkan diri mereka menyambut Ramadhan. Kerana Ramadhan adalah bulan dimana Al-Qur’an diturunkan. Bersedekah dan menunaikan semua kewajiban. Juga menunaikan semua tugas dan kewajiban sebelum datang Ramadhan. Sehingga dapat konsentrasi penuh dalam mengisi hari-hari Ramadhan tanpa terganggu oleh hal-hal lain di luar aktiviti ibadah di bulan suci ini.

Bukan dengan kegiatan fizikal dan material yang mereka siapkan, namun hati, jiwa, dan pikiran yang mereka hadapkan kepada Allah. Bukan sibuk dengan pakaian baru dan beragam makanan untuk persiapan lebaran yang mereka siapkan, namun semua makanan rohani dan pakaian takwa hingga mendapatkan janji Ramadhan.

Ibnu Mas’ud Al-Ghifari menceritakan,
“سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ -وَأَهَلّ رَمَضَانَ- فَقَالَ: “لَوْ يَعْلَمُ الْعِبَادُ مَا فِي رَمَضَانَ لَتَمَنَّتْ أُمَّتِي أَنْ تَكُوْنَ السَّنَةُ كُلُّهَا رَمَضَانَ”
  • “Aku mendengar Rasulullah saw –suatu hari menjelang Ramadhan – bersabda, “Andai para hamba mengetahui apa itu Ramadhan tentu umatku akan berharap agar sepanjang tahun itu Ramadhan.”
Maka marilah kita singsingkan lengan baju dan kencangkan ikat pinggang untuk menyambut jenak-jenak Ramadhan yang kian saat kian mendekat. Semoga kita disampaikan di bulan suci tersebut. Dan kita tidak tahu apakah Ramadhan kali ini kita mendapatinya. Juga kita tidak tahu apakah ketika mendapatinya ia menjadi Ramadhan yang terakhir bagi kita. Seperti tahun-tahun lalu.

Saya sampaikan salam dan selamat kepada tan-tuan semua, yang tengah berada di akhir Sya’ban ini. Semoga Allah menyampaikan kita semua di bulan Ramadhan yang sebentar lagi akan datang. Tamu agung itu begitu mulia membawa berbagai kebaikan dan keberkahan. Menjanjikan ampunan dan rahmat bagi yang menyambutnya dan berinteraksi dengannya dengan penuh keimanan dan harapan kepada Allah.

Amal perbuatan dilipat-gandakan pahalanya dan dosa-dosa diampuni. Doa dan munajat didengar dan dikabulkan Allah. Bahkan, padanya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Marilah kita sama-sama hayatinya..
Sekian, wallahul muwafiq
Catatan Santai Ibnu Hasyim  
Alamat: ibnuhasyim@gmail.com     
 
23 Jun 2013. KL

Sila lihat..
E-Buku IH-59: C/Santai (Minda) IH Mulai Jun 2012
E-Buku IH-59: C/Santai (Minda) IH Mulai Jun 2012

2 comments:

Topik said...

Marhaban ya Ramadhan, mohon doa`kan semoga semua tindakan dan gerak nafas terhitung sebagai ibadah disisi allah SWT.

NURUL ASHIKIN said...

mohon kongsi tuan, terimakasih ya Allah kerana engkau memberikan kesempatan kepada kami berada dalam bulan barakah .Moga diampuni kami dan dibebaskan kami dari api neraka. amin!

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails