Tuesday, September 21, 2010

Indonesia: Kes Rompak CIMB, Al-Qaeda Aceh?


TRIBUNNEWS.COM

Warga Lamongan Terkait Teroris Ditangkap
Selasa, 21 September 2010 | 07:14 WIB

MEDAN, KOMPAS.com — Untuk mengungkapkan kasus perampokan Bank CIMB Niaga dan terorisme, Detasemen Khusus 88 dibantu aparat setempat juga menggerebek tiga warung internet di beberapa lokasi di Medan, Sumatera Utara.

Dalam penggerebakan di Warnet Artanet, Jalan Ngumban Surbakti, Medan, polisi meringkus AS alias G (25), warga Karang Anyer, Jawa Tengah, dan pria berinisial B (30), warga Lamongan, Jawa Timur.

Pada jam yang sama, juga ditangkap tersangka teroris di Warnet Serasi, Jalan Djamin Ginting, Medan, yakni N, warga Bangil, dan S (58), warga Sawangan, Jawa Tengah.

Petugas juga menggerebek Warnet Kendari. Dalam penggerebakan itu, diamankan FRA (22), warga Bengkalis, Ria, dan DIA (25), warga Langkat.

Pada hari yang sama, Densus 88 juga menangkap W alias P (31), warga Bandar Lampung, dan HK alias A alias AS (25), warga Bandar Lampung.

Al Qaeda Aceh
Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri, Senin (20/9/2010), menyebutkan, kawanan perampok Bank CIMB Niaga Medan terkait kegiatan terorisme.

"Ini tidak murni kriminal sehingga penanganan kasus ini benar-benar dilakukan oleh Densus 88 dan mohon dipahami betul," ujar Bambang.

Ia menjelaskan, ada satu pelaku yang ditangkap hidup diketahui bernama Marwan alias Abah alias Beben alias Reza alias Watno yang mengaku sebagai Wakil Al Qaeda Aceh.

Dari penangkapan ini pula, Polri dapat mengungkap identitas dua tersangka teroris yang tertembak di Cawang, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu. "Mereka adalah Udin dan Hasbi yang memang keluarganya, oleh yang namanya Marwan alias Watno, dilarang mengambil jenazahnya. Waktu itu kami langsung kebumikan," ujarnya.

Menurut Kapolri, pengejaran terhadap pelaku perampokan Bank CIMB Niaga tersebut karena kasus itu terkait latihan militer di Cijanto, Aceh, beberapa waktu lalu.

Karena itu, Densus 88 Antiteror ditugaskan turun ke Sumut. Untuk kasus terorisme, kata Kapolri, SOP-nya sudah ditangani Densus 88, sementara untuk pidana umum dapat dilakukan jajaran Polda Sumut. "Ini bukan kriminal murni, ini hanya rangkaian peristiwa terorisme yang berhasil diungkap Densus 88," katanya.

Dari rangkaian tugas yang dilakukan kelompok teroris ini di Sumut, kelompok ini telah melakukan serangkaian perampokan, di antaranya, perampokan money changer di Belawan dan BRI di Amplas, 13 Juli 2010.

Menurut mantan Kapolda Sumut itu, kelompok ini juga sudah mempersiapkan aksinya dalam waktu dekat di BRI di Tanjung Balai, tiga showroom dan Bank BRI di Kisaran. "Semua ini dilakukan bersama kelompok-kelompok mereka di Sumut," katanya.

Ia mengatakan, gembong ini juga tak cuma beraksi di Sumut, tapi juga di Lampung. "Mereka sudah siap membeli senjata api dan granat di Lampung. Mereka digerakkan Mustofa atau Abu Tholud. Dia sebenarnya sudah pernah divonis 8 tahun, tetapi dapat remisi dan sudah keluar. Kini beraksi lagi. Dia masih DPO," kata Kapolri.

Kapolri menambahkan, rangkaian pengungkapan ini tidak hanya berhenti di sini. Tim masih terus mengejar 15 DPO lainnya. "Kasus ini tidak murni kriminal sehingga penanganannya oleh Densus," tegasnya lagi. (Kompas)

1 comment:

Anonymous said...

apeda satu pon xpaham.....

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails