Friday, March 05, 2010

Pengganas Di Aceh Berwajah Baru -Ibu Pejabat Polis RI

Polis dikerahkan untuk merazia kamp di Aceh Besar, NAD

IBUPEJABAT Polis RI menyatakan belasan orang yang ditangkap di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan sangkaan terlibat terorisme merupakan anggota baru dalam jaringan teror Indonesia.

Dari 14 tersangka yang ditahan saat ini, tidak ditemukan jejak mereka dalam lingkaran jaringan teror yang pernah ada sebelumnya. Tetapi, pakar masalah terorisme Asia Tenggara yang juga pernah melakukan penelitian tentang Jemaah Islamiyah (JI), Sydney Jones, berpendapat rombongan yang ditangkap di Aceh itu bukan kelompok baru melainkan gabungan dari berbagai jaringan yang ada di Indonesia.

"Kelompok gabungan dari unsur-unsur yang sudah dikenal seperti Darul Islam (Negara Islam Indonesia), Ring Banten yang ikut dalam pemboman kedutaan Australia di Jakarta pada tahun 2004," kata Jones.

"Ada juga orang dari JI dan ada pula dari kelompok yang berafiliasi dengan Wahda Islamiyah di Makassar."

Menurut Jones, Wahda Islamiyah bukan kelompok teroris namun dianggap sebagai "orang tua" dari Laskar Jundullah semasa konflik di Poso, Sulawesi Tengah.

Kantor berita Associated Press di Jakarta melaporkan Jumaat (5/3) dini hari bahawa pegawai polis Aceh terlibat tembak menembak dengan kelompok tertuduh militan di Aceh, beberapa jam setelah polis RI mengumumkan penangkapan itu di Jakarta.

Polis mengaku punya cukup bukti yang menunjukkan mereka sedang merancang aksi teror. Polis mengatakan warga sekitar mendengar bunyi tembakan dan letusan dari bukit-bukit di Janto di Aceh Besar pada pertengahan Februari lalu. Polis mengejar para pelaku dan dalam beberapa kali upaya penangkapan berhasil menahan 15 orang, termasuk seorang yang kemudian terkorban akibat tembakan polis.

Menurut Juru bicara Mabes Polri (Polis Indonesia), Inspektur Jendral Erward Aritonang, mereka yang ditangkap kini dikenai status tertuduh kerna polis menemui bukti mereka berlatih untuk mempersiapkan aksi teror.

Edward menolak membeberkan bukti yang disebutnya, namun mengatakan tertuduh belum diketahui masuk jaringan teror mana pun yang sudah diketahui selama ini. Dari pengakuan mereka menurut polis ada yang berasal dari Pandeglang, Banten, serta Aceh sendiri.

Dari tertuduh disita, empat pucuk senjata api beserta peluru, granat serta atribut militer, seperti seragam dan khemah. Polis sampai kini masih mengejar sejumlah tertuduh lain yang diduga merupakan anggota jaringan penyedia logistik dan penyusun rencana latihan semi militer tersebut.

Dalam salah satu upaya penangkapan dua warga awam Aceh tewas tertembak. Polis mengatakan masih melakukan penyelidikan untuk memastikan apakah mereka tewas akibat tembakan polis atau yang tertuduh.

Barisan Sakit Hati

Sydney Jones mengistilahkan tertuduh ditangkap polis itu sebagai "barisan sakit hati", yang marah kerana organisasi-organisasi mereka seperti JI tidak menolong Nurdin M Top ketika dia memerlukan bantuan sewaktu dikepung polis tempo hari.

"Yang kami dengar, setelah Nurdin tertembak ada beberapa orang yang merasa sangat marah dan sangat resah," kata Jones.

Jones mengaku pernah mendapat khabar tentang pertemuan kelompok ini di Jakarta meliputi wakil dari kelompok-kelompok tersebut, yang ingin melanjutkan perjuangan Nurdin M Top.

Dalam percakapan dengan BBC Indonesia, Sydney Jones mengatakan kelompok ini melakukan latihan di Aceh kemungkinan bermaksud untuk menghindari deteksi pihak keamanan.

"Mungkin mereka cari tempat di luar Jawa kerana di Jawa sudah terlalu ketat pengawasan polis," kata Jones.

Tetapi ada juga kemungkinan bahawa mereka menyangka bisa berteman dengan para mantan anggota Grakan Aceh Merdeka (GAM) supaya mereka dilindungi.

"Tapi," kata Jones, "Saya yakin kalau kelompok ini diketahui keberadaannya oleh polis kerana ada laporan masyarakat atau orang-orang eks-GAM yang ada di situ."

Sydney Jones juga menyatakan keyakinannya bahawa para mantan anggota GAM tidak akan mahu memberikan bantuan atau ikut dalam tindak teroris kerana GAM sejak awal menentang kelompok-kelompok jihad.

"GAM itu berhaluan sangat nasionalis Aceh, dan lebih kuat melawan kelompok-kelompok ekstrem dibandingkan dengan daerah-daerah lain," kata Jones menambahkan. (BBC/AK)

1 comment:

Anonymous said...

Semoga semua ini TIDAK menghalang pelaksanaan undang2 Islam di Acheh.

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails