Sunday, June 11, 2017

Bola Api Kes Habib Rizieq Bergolek Ke Arah Jokowi Pula?



Jokowi bertolak ke Tasikmalaya. ©2017 merdeka.com/titin supriatin

Jakarta: Bola panas kes chat berkonten pornografi yang mengheret nama pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Syihab sebagai suspek, mengarah ke Presiden Jokowi. Sejak kes ini mencuat, barisan pembela Habib Rizieq menuding ada pihak-pihak yang mengkriminalisasi ulama dan aktivis Islam.

Ketua Presidium alumni aksi 212 Ansufri Idrus Sambo termasuk salah satu yang bersuara keras di tengah kes Rizieq. Dia menilai, kekecohan di negeri ini terjadi kerana adanya kriminalisasi terhadap ulama. Dia yakin, tidak akan berlaku kekecohan jika kerajaan dan pihak polis tidak melakukan kriminalisasi terhadap ulama dan aktivis Islam. Sambo mengingatkan Jokowi agar menghentikan kekecohan ini. Dia bimbang umat Islam kembali bergerak dengan 'sasaran tembak' kerajaan yang berkuasa.

"Kita sudah capeklah berjuang pas Pilkada kemarin sampai Ahok dipenjara. Jangan sampai umat bergerak lagi, ini nanti sasarannya Presiden. Kalau kemarin kan baru sampai ke tahap Gabenor. Ini berbahaya, boleh menyebabkan perpecahan konflik horizontal, Ia berbahaya," katanya di laman masjid Istiqlal , Jakarta, Jumat (9/6).

Dia berharap Presiden Joko Widodo boleh mengambil keputusan yang sangat penting berkaitan kes yang membelit Rizieq Syihab. "Kami berharap pak Jokowi di bulan Ramadan ini mengambil keputusan membuat dasar yang sangat penting iaitu membebaskan para ulama kita, aktivis yang dikriminalisasi, jangan ada politik balas dendam," ujar Sambo.

Sambo juga menuding, rejim pemerintah telah melakukan kriminalisasi terhadap para ulama. Bahkan, penetapan sebagai suspek Rizieq yang penuh tipu muslihat menambah senarai kriminalisasi terhadap para tokoh ulama dan aktivis selama pemerintahan Jokowi. Presiden dinilai tidak membuat suasana menjadi kembali kondusif, justru sebaliknya.

"Sayang lagi-lagi sangat disayangkan. Di tengah harapan besar kami, bukannya bapak Presiden menyiramkan air, malah justru menyiram petrol ke dalam hati, yang malah makin mengeruhkan suasana, bahkan menambah pecutan potensi perpecahan semakin kuat, dengan menetapkan Habib Rizieq suspek dalam kes pornografi yang sangat kental kejuruteraan undang-undang, "ujarnya di Masjid Baitur Rahman, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (31/5).

20161123-Rizieq-Shihab-Usai-Penuhi-Panggilan-Bareskrim-Jakarta-FF

Bahkan mereka meminta Naib Presiden Jusuf Kalla agar menasihati Jokowi. Selain itu, mereka akan meminta masukan dan memohon bantuan untuk memujuk Jokowi melakukan campur tangan dalam kes chat pornografi ini.

"Kita berharap Pak Jusuf Kalla akan memberikan pencerahan-pencerahan kepada Bapak Jokowi. Kita datang ke Jusuf Kala, kita datang sebagai ibu bapa, mudah-mudahan Pak Jokowi boleh dinasihati Pak Jusuf Kalla," ujarnya.

Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) menilai tindakan kriminalisasi terhadap ulama, tokoh pembangkang dan aktivis Islam terus berlaku secara besar-besaran. GNPF menduga kes yang yang belakangan ini terjadi sarat dengan kejuruteraan. Tujuannya agar masyarakat menilai negatif peranan ulama, pimpinan pembangkang dan aktivis Islam.

Ketua GNPF Bachtiar Nasir mendakwa ada pihak-pihak yang mengarahkan pandangan bahawa ulama dan aktivis Islam seolah-olah antiPancasila, kepelbagaian atau kebhinekaan, dan keutuhan NKRI. Lagi-lagi, mereka meminta Jokowi turun tangan.

"Menyerukan kepada Presiden Joko Widodo untuk segera mengambil langkah-langkah serius guna menghentikan kriminalisasi terhadap ulama, tokoh pembangkang dan aktivis Islam," ujar Bachtiar Nasir melalui siaran pers yang diterima, Selasa (6/6).

Kuasa undang-undang Rizieq Syihab juga membaling bola panas ke Presiden Jokowi. Menurutnya, penetapkan suspek kes chat berkonten pornografi kepada anak guamnya sebagai sebahagian daripada usaha kriminalisasi. Penetapan ini membuat pasukan kuasa undang-undang Rizieq merasa kerajaan melakukan kriminalisasi.

"Kita minta Presiden Jokowi dengan amat sangat demi perpaduan bangsa kita, janganlah mengkriminalisasi ulama ini," kata kuasa undang-undang Rizieq, Eggi Sudjana, di bilangan Petamburan, Jakarta, Senin (29/5).

Pihak Istana tak tinggal diam. Berkali-kali kerajaan dan polis menyatakan bahawa kes Rizieq murni undang-undang, tidak ada kaitan dengan kerajaan. Setiausaha Kabinet Pramono Anung menegaskan tidak ada upaya kriminalisasi terhadap Rizieq dalam kes itu. Penetapan suspek merupakan murni penguatkuasaan undang-undang.

"Kalau seseorang yang bersalah secara hukum, baik itu umat atau pun siapa pun menteri, termasuk para pegawai, ya dia bertanggungjawab terhadap perkara itu," ujar Pramono di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (31/5).

"Jadi tidak ada sama sekali kriminalisasi terhadap ulama," tegas Pramono.

Pramono mengingatkan, Indonesia adalah negara berlandaskan undang-undang. Setiap kes yang berlaku harus diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

"Negara kita kan negara undang-undang, dan proses undang-undang itu proses yang terbuka. Sehingga dengan demikian kalau memang seseorang yang bersalah, ya bersalah saja. Kalau enggak bersalah ya enggak bersalah," kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) ini.

(Merdeka.com/IH)

No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails