Tuesday, October 11, 2016

Hina Islam: Ahok Tersandung Batu Kerikil Surah Al-maidah..

ahok

Oleh: Agus Yuliawan
Aktivis Gerakan Ekonomi Masyarakat Peduli Tanah Air (Gempita)


KISAH cerita rakyat di Minangkabau Sumatera Barat akan selalu dikenang turun temurun, ketika tentara kerajaan Majapahit yang menduduki Minangkabau bertarung dengan tentara Minang. Dengan jumlah tentara Majapahit yang besar sangat sulit tentunya bagi tentara Minang untuk mengalahkan tentara Majapahit.
Daripada kedua belah pihak berdarah – darah dalam peperangan, tentara Minang akhirnya menawarkan berunding dengan tentara Majapahit, bagaimana dalam peperangan tersebut diganti dengan adu binatang. Siapa yang menang maka berhak menguasai tanah Minang.
Dalam adu binatang tersebut, tentara Majapahit memilih binatang Banteng besar yang kuat. Sementara tentara Minang, hanya memilih anak kerbau yang menyusui induknya yang kepalanya dikasih sebuah pisau. Saat di arena aduan, tentara Majapahit tidak menyangka jika tentara Minang hanya memilih anak kerbau kecil saja.
Menurut mereka pasti menang, karena bantengnya sangat besar dan kuat. Tapi kenyataannya dalam aduan sebaliknya, banteng yang kuat tersebut tak bisa berbuat apa-apa karena yang dilihatnya adalah seekor anak kerbau kecil yang besarnya tidak sepadan sehingga sangat sulit untuk menanduknya.
Sementara kerbau kecil yang kepalanya dibalut dengan pisau terus menusuk ke selangka banteng yang dikiranya adalah air susu sebagai makanannya. Tusukan – tusukan tersebut tanpa disadari menusuk perut banteng yang akhirya berdarah, sehingga membuat banteng keluar arena dan lama – lama banteng tersebut mati. Dengan kekalahan banteng inilah, akhirnya tentara Majapahit harus angkat kaki dari tanah Minang. Sementara tentara Minang tak perlu banyak berperang dalam mengusir tentara Majapahit.
Cerita rakyat ini–hingga sekarang terus dikenang dan memiliki makna yang luar biasa, dimana sesuatu yang besar seperti banteng yang kuat belum tentu terus menang. Kekuasaan yang besar dan angkuh belum tentu itu bisa berkuasa terus menerus. Seekor anak kerbau yang kecil saja teryata mampu membunuh seekor banteng yang kuat. Justru sangat berbahaya sekali anak kerbau tersebut.
Cerita rakyat Minang itu juga bisa dianalogikan dengan batu krikil lebih berbahaya daripada batu besar. Kepleset batu krikil saja yang sangat kecil bisa berdampak langsung jatuh. Bahkan hanya sebuah batu krikil yang kecil sudah banyak orang gagar otak karena kepleset dan jatuh kebentur kepalanya dengan benda keras.
Mungkinkah nasib Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok akhirnya kepleset dan terbentur sebuah batu krikil di pulau Seribu kala salah menafsirkan Al Quran Surat Al – Maidah ayat 51. Dimana jutaan umat Islam menuntut penegak hukum untuk memproses Ahok karena melakukan penistaan agama Islam.
Saktikah Ahok?
Ahok adalah manusia nomor satu di Indonesia yang tidak bisa disentuh oleh hukum. Dia ibarat malaiikat yang tidak bisa disalahkan. Anehnya meski dia sering plin plan dan gonta ganti partai (Golkar, Gerindra) tetap saja ada partai yang mempercayainya.


Keampuhan Ahok kebal terhadap hukum cukup diakui, bayangkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang merupakan institusi negara yang selama ini sebagai pedoman bagi penyidik negara dalam memperkarakan hukum bagi berbagai kasus pelanggaran penyelengaraan kekuasaan bisa dikalahkan dalam kasus Rumah Sakit Sumber Waras. Bahkan Jaksa, Polisi, KPK dan BPK diminta untuk menghentikan kasus Sumber Waras tersebut, sehingga Ahok bisa lengang kangkung. (Islampos)

1 comment:

Anonymous said...

Umat Islam Jakarta telah mengundi dan melantik si China kafir yang bernama Ahok @ Basuki Tjahaja Purnama menjadi gebenor Jakarta. Sebagai balasan kepada budi baik umat Islam Jakarta memilih dan melantik Ahok menjadi gebenur Jakarta, Ahok telah dan sedang memusuhi, menghina, menfitnah dan menentang agama Islam dan menindas hak umat Islam secara terbuka di Jakarta, Indonesia iaitu sebuah negara umat Islam yang besar.

Inilah pembalasan dari Allah ke atas umat Islam yang jahil dan ingkar terhadap perintah Allah dan RasulNya. Allah dan RasulNya telah melarang umat Islam melantik orang kafir dan munafik menjadi pemimpin umat Islam kerana orang kafir dan munafik tidak pernah redha terhadap umat Islam dan agama Islam:

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengambil orang-orang yang menjadikan agama kamu sebagai ejek-ejekan dan permainan – dari orang-orang yang telah diberikan Kitab sebelum kamu, dan orang-orang kafir musyrik itu: menjadi penolong-penolong; dan bertaqwalah kepada Allah, jika kamu benar-benar orang yang beriman."(Al-Maaidah 5:57)

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan bersetuju atau suka kepadamu (wahai Muhammad) sehingga engkau menurut agama mereka (yang telah terpesong itu). Katakanlah (kepada mereka): “Sesungguhnya petunjuk Allah (agama Islam itulah petunjuk yang benar”. Dan demi sesungguhnya jika engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka sesudah datangnya (wahyu yang memberi) pengetahuan kepadamu (tentang kebenaran), maka tiadalah engkau akan peroleh dari Allah (sesuatupun) yang dapat mengawal dan memberi pertolongan kepada mu. (Al-Baqarah 2:120)

Malangnya terdapat pemimpin-pemimpin parti sekular dan liberal yang mendakwa diri mereka beragama Islam tetapi pada masa yang sama mereka bekerjasama, bersekongkol, menyokong dan bersatu padu dengan parti perkauman Ultra Kiasu yang amat memusuhi agama Islam dan menindas hak umat Islam di negara ini. Sesungguh pemimpin-pemimpin parti sekular dan liberal ini adalah pengkhianat yang amat hina dan menjijikkan kerana mereka sedang mengkhianati umat Islam dan agama Islam di negara ini.

Wahai umat Islam, Allah dan RasulNya melarang umat Islam mengundi atau menyokong pemimpin kafir dan pemimpin munafik dalam PRU14 kerana orang-orang kafir dan munafik tidak pernah redha terhadap agama Islam dan umat Islam. Bahkan pemimpin kafir dan pemimpin munafik telah menunjukkan permusuhan mereka terhadap agama Islam, ulama Islam dan umat Islam secara terbuka.

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails