Monday, May 18, 2009

'Jerusalem of Indonesia', Bahayakah Pada Asia?

Di belakang saya, bandar Menado di lembah pantai antara berbukitan dingin ini..

Ibnu Hasyim Catatan Perjalanan

KALAU di Tanah Arab, Israel atau Jerusalem dicipta menjadi duri dalam daging umat Islam, Malaysia ada Singapura yang terpancut keluar dari negara kerdil ini, apakah Indonesia ada Jerusalemnya juga? Lihat tulisan ini...

Manado Ingin Jadi “Jerusalem of Indonesia”

SUMRINGAH wajah Pak Ci, begitu panggilan Ir. Ciputra, Ir.Ciputeratatkala Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan untuk Patung Yesus Memberkati, 2 Desember 2007.

Proyek ini merupakan karya yang telah lama diidam-idamkan. Sebuah patung yang didirikan di atas kavling terbaik di kawasan Citraland Manado. Dari sini, orang dapat melihat langsung pemandangan terindah dari Kota Manado, Pulau Manado Tua, Bunaken dan Gunung Klabat.

Untuk proyek ini, Ciputra mencurahkan perhatian secara penuh, baik dalam merencanakan dan membentuk patung. Termasuk model, ukuran, sampai usai pembuatannya.

Monumen Tuhan Yesus Memberkati yang dibangun Ciputra di kawasan Citraland di Kelurahan Winangun Kota Manado sudah diresmikan pada hari Ahad (2/12/2007) lalu oleh Gubernur Sulut Sinyo Harry Sarundajang.

Keberadaan monumen Tuhan Yesus yang merupakan tertinggi di Asia dan kedua di dunia, menjadi hadiah terindah bagi umat Kristen di Sulut, terlebih khusus dalam masa penantian (minggu adven) menyambut Hari Natal, 25 Desember 2007 kala itu.

Melalui Monumen Tuhan Yesus, Ciputra ingin mempersembahkan sebuah ikon baru untuk Kota Manado, yaitu sebuah lokasi tujuan wisata religi yang baru bagi masyarakat Nusantara dan mancanegara. Kabarnya, ini adalah monumen religi tertinggi di Indonesia. Selain itu, monumen ini menjadi patung kedua tertinggi sesudah patung Tuhan Yesus Christ The Redeemer di Corcovado Rio De Janeiro Brasil.

Di sekeliling patung Tuhan Yesus Memberkati itu diletakkan empat patung dengan masing-masing sebuah prasasti yang menggambarkan penderitaan rakyat Manado selama Perang Dunia ke-2. Dengan meletakkan empat patung ini di kaki patung Tuhan Yesus, terdapat pesan untuk setiap orang yang dalam penderitaan agar datang kepada Tuhan Yesus untuk mendapatkan kelegaan.

Jerusalemnya Indonesia

Menurut suami Dian Sumeler ini, Manado menjadi salah satu kota yang paling spesial dari kota-kota lainnya di Indonesia. Ini terlihat dari keseriusannya dalam membangun Manado. Setelah sukses membangun perumahan Citraland dan Monumen Yesus Memberkati yang menghebohkan, ia kembali membuat Jalan Salib pada ketinggian 33 meter, panjang 164 meter, dan 187 anak tangga.

Proyek ini baru saja diresmikan Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Sinyo Harry Sarundajang dan diberkati oleh Uskup Manado Mgr Joseph Suwatan melalui sebuah Misa, Sabtu (11/4) lalu.

Dalam bukunya yang berjudul “Manusia Unggul yang Disertai Tuhan” pak Ci menulis bersama rekannya, Ir. Antonius Tanan. Buku yang berisi kiat-kiat Pak Cik itu menceritakan harapan dan keinginannya dalam hidup. Di antaranya, ingin menjadi manusia unggul yang diberkati dan disertai Tuhan dalam hidup, baik pekerjaan dan pelayanannya.

“Dan yang pasti, pembangunan wisata religi ini karena saya dan teman-teman ingin menjadikan Manado, Jerusalem of Indonesia,” tandasnya.

Meski demikian, ia menilai proyeknya masih belum seberapa. Sebab, ia masih memiliki lima proyek lainnya tak kalah besarnya yang sedang dibangun. Diantaranya; Plasa Taman Getsemani, yang menggambarkan peristiwa ketika Yesus Kristus ditangkap, Plasa Gereja-gereja berbagai dinominasi, Open Air Theatre, Rumah Biara, dan Rumah Doa.

Sementara itu, Gubernur Sulut SH Sarundajang, mengatakan monumen Jalan Salib itu akan menjadikan Sulut di mata dunia sebagai wisata religi. Momentum peresmian Jalan Salib tersebut bertepatan dengan peringatan Kamis Putih, Jumat Agung dan Minggu Paskah yang diperingati pada Ahad (12/4) kemarin, sekaligus bertepatan dengan rencana digelarnya WOC (World Ocean Conference) yang akan digelar di Manado 11-15 Mei.

“Dunia internasional akan mengenal wisata religi ini dan datang ke Sulut untuk menyaksikan karya Tuhan melalui inisiatif maestro properti Indonesia Ciputra ini. Kita bangga dengan prakarsa ini,” puji Sarundajang.

Monumen Jalan Salib tersebut oleh Museum Record Indonesia (MURI) dicacat memecahkan rekor, karena merupakan yang paling terjal dengan kemiringan 70 persen. Sementara yang diresmikan sebelumnya, monumen Patung Yesus Memberkati, termasuk monumen ketiga tertinggi di dunia.

Sebagaimana diketahui, ritual Jalan Salib itu dilakukan untuk merefleksikan peristiwa penyiksaan terhadap Yesus Kristus hingga wafat disalib.

Tapi apa sesungguhnya motivasi Ciputra untuk semua proyek-proyek religious ini? [cha, berbagai sumber/www.hidayatullah.com]

Wassalam.

Ibnu Hasyim Catatan Perjalanan (e-mail: ibnuhasyim@gmail.com) Minahasa, Sulawesi. Mei 18, 2009.

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails