Thursday, February 11, 2010

Sujud Syukur Atlet Di Padang Tidak Sah, Fatwa Lawak?

SUKAN

SALAH seorang ulama yang juga mufti emirat Dubai, Emirat Arab Berstu, Syaikh Dr. Ahmad Abdul Aziz al-Haddad mengatakan bahawa perkara sujud syukur yang dilakukan oleh beberapa pemain bola dalam bentuknya sekarang ini adalah batil (tidak sah) hukumnya.

"Tindakan bersujud yang katanya adalah sujud syukur yang dilakukan oleh pemain bola dan marak masa kini adalah batil hukumnya, tidak sah," demikian dikatakan al-Haddad (9/2).

Al-Haddad mengeluarkan fatwanya setelah kemenangan pasukan bola Mesir yang menjuarai Piala Afrika 2010' beberapa hari lalu. Selepas mencipta gol, pemain pasukan Mesir kerap melakukan "sujud syukur" berjemaah di arena lapangan. Atas hal inilah, pasukan bola Mesir juga dijuluki pasukan pesujud (muntakhab as-sajidin).

Al-Haddad berkata , sebaiknya pemain tidak perlu melakukan tindakan "sujud syukur" di padang itu, kecuali jika mereka telah memenuhi syarat-syaratnya, iaitu suci, menutup aurat, dan menghadap kiblat. "Sujud syukur adalah ibadah yang memiliki syarat-syarat pelaksanaan, misalnya suci badan dan tempat, menutup aurat, dan menghadap kiblat," terang al-Haddad.

Sementara itu, lanjut al-Haddad, pemain bola itu tidak memenuhi syarat, tidak tertutupnya aurat mereka dan tidak menghadap kiblat ketika mereka melakukan sujud syukur. "Jika memang hendak mensyukuri gol, cukuplah dengan mengucap al-hamdulillah," kata al-Haddad.

"Macam Tu Pun Sibuk?" Riaksi ulama Mesir

Fatwa Mufti Dubai yang menyinggung masalah pasukan sepak bola Mesir itu terus mendapat tanggapan dari ulama Mesir, salah satunya dari Syeikh Dr. Umar Hashim yang juga mantan Rektor Universiti Al-Azhar.

Hashim menjelaskan, secara syar'i, tindakan sujud syukur yang dilakukan pasukan bola Mesir sah hukumnya, tidak batil sebagaimana yang dinyatakan Mufti Dubai. "Tindakah tersebut merupakan bentuk ungkapan syukur dan kekhusyu'an kepada Allah," jelas Hashim.

Tambah Hashim, memang benar sujud syukur disyaratkan untuk suci, menutup aurat, dan menghadap kiblat. "Namun jika niat pemain melakukan hal tersebut adalah untuk mengungkapkan kesyukuran dan kekhusyu'an kepada Allah, maka itu tidak batil," imbuhnya.

Berkait masalah aurat pula, kata Hashim, setiap madzhab fikih memiliki pandangan dan standard masing-masing. "Madzhab Maliki memandang aurat lelaki adalah kemaluan dan duburnya," katanya.

Pandngan ulama Mesir mengenai fatwa ulama Dubai itu, se0lah-olah lawak, '.. wealah, begitu saja pun sibuk?. (Era Muslim/2MA)

2 comments:

mr edz said...

masing masing ada dalil

Anonymous said...

Terima kasihhh...

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails