Thursday, December 27, 2012

Bagaimana Swaziland Cegah Rogol?

Raja Mswati dari Swaziland (kanan) Raja Mswati dari Swaziland (kanan) (Swazi)

POLIS Swaziland berencana menerapkan kembali undang-undang peninggalan kolonial untuk mencegah terjadinya perkosaan terhadap wanita. Dalam perundangan tersebut, para wanita dilarang untuk mengenakan pakaian mini dan yang melanggar akan didenda.

Diberitakan BBC minggu ini, jurucakap polis Swaziland Wendy Hleta mengatakan undang-undang tahun 1889 itu akan diterapkan jika semakin banyak komplain yang datang. Selain pakaian mini, wanita di negara Afrika Selatan itu juga dilarang memakai jeans melorot atau tank-top. Pakaian jenis ini dianggap "tidak bermoral."

Tapi, undang-undang  ini tidak berlaku untuk kostum 'indlamu', iaitu pakaian tradisional berupa pakaian mini tanpa atasan alias telanjang dada. Biasanya kostum ini dipakai pada upacara tahunan oleh puluhan wanita, raja kemudian memilih salah satu dari mereka untuk dijadikan istreri.

Menurut Hleta, dengan memakai pakaian mini, para wanita sangat mudah ditelanjangi oleh para pemerkosa. Dia mengatakan, banyak lelaki di Manzini mengeluh banyaknya wanita berpakaian mini yang menggoda mereka.

Jika diterapkan, maka bagi mereka yang melanggarnya akan dikenakan denda hingga US$10 atau hukuman penjara selama enam bulan jika tidak membayar denda. "Tindakan para pemerkosa semakin mudah dengan hanya membuka pakaian mini yang dipakai wanita," kata Hleta.

Swaziland adalah negara pengidap HIV/AIDS terbesar di seluruh dunia. Negara ini satu-satunya di Afrika yang masih dipimpin oleh seorang raja absolut, iaitu Raja Mswati III. Dia memiliki 13 isteri dan sering dikecam kerana gaya hidup mewah dan membazir.
Namun, emansipasi wanita di Swaziland dipuji oleh kelompok Hak Asasi Manusia setelah mengangkat Ellinah Wamukoya sebagai satu-satunya paderi  wanita di Afrika oleh Gereja Anglikan.

Bagaimana pula Malaysia mencegah rogol? (IH)

No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails