Monday, May 02, 2011

Bakar 6 Masjid, Tiada Dalam Berita ..

CATATAN PERJALANAN -Medan-Banda Aceh 5

"KALAU gereja dibakar, banyak berita tersebar. Kalau masjid dibakar, dirusak, dibongkar oleh kelompok tertentu, tiada berita pun!" Seseorang bersungut, semasa saya meneguk kopi 'ule garing', sejenis kopi aceh, di sebuah kedai kopi Aceh di kota Medan beberapa hari lepas. "Konon Indonesia negara hukum.." Katanya lagi menyindir.

"Ehh.. Betulkah? Saya tak dengar cerita apa-apa pun?" Saya cuba korek-korek berita.

"Itulah sebabnya, Senin (11 April 2011) lalu, Forum Umat Islam Sumatera Utara (FUI SU) bersama perwakilan dari warga Kampung Melayu, Deli Serdang, Sumatera Utara, dengan didampingi oleh PAHAM (Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia) Indonesia, mendatangi Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Jakarta, guna melaporkan pengaduan masyarakat terkait pelanggaran HAM." Jawab seorang lagi yang tidak perkenalkan nama, dengan agak serius.

"Ini bukti gambarnya.." Ditunjukkannya gambar seperti di atas.

Menurutnya lagi, siang itu, menjelang Asar, Sudirman Timsar Zubil (Ketua FUI SU), Sabarudin Sagala (warga Kp Melayu Selambo), Muhammad Daud Merutu (Penasihat Himounan Tani), Hery.. mereka diterima oleh Jhony Nelson Simanjuntak dan Bakti Eko dari Komnas HAM (Hak Asasi Manusia). Dalam pengaduannya, Ketua FUI SU menyampaikan tiga kes serentak, berkait pembakaran, pembongkaran, pengrusakan masjid dan penganiayaan terhadap masyarakat di Sumatera Utara.

Kata orang itu lagi, “Kejadian ini sudah terjadi berkali-kali dan telah menghanguskan beberapa masjid serta menyebabkan gesekan yang dapat menimbulkan konflik horizontal di masyarakat. Kejadian ini memang tidak terpublikasi dengan baik, karena bagi sebagian media, kasus yang korbannya adalah masyarakat Islam (Muslim), dianggap tidak ‘seksi’ dan menjual untuk dijadikan topik utama pemberitaan. Begitu kata Direktur PAHAM Nasrullah Nasution SH."

Jelas beliau lagi, hal ini tidak main-main, ada beberapa tindakan pembakaran dan pengrusakan masjid disertai dengan penganiayaan, antara lain:

1) Pembakaran dan pengrusakan Masjid Nur Hikmah di Dusun Lima Desa Aek Loba Kecamatan Aek Kuasan, Kabupaten Asahan.

2) Pembakaran dan pengrusakan Masjid Taqwa di Kelurahan Aek Loba, Kecamatan Aek Kuasan, Kabupaten Asahan.

3) Pembongkaran Masjid Al IKhlas di Jl. Timur No. 23, Kelurahan Perintis, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan.

4) Pembakaran rumah, pengrusakan masjid dan penganiayaan massif di Jl. Kp Melayu, Selambo, Dusun Tiga, Desa Amplas, Kecamatan Percutseituan, Kabupaten Deli Serdang, Medan.

5) Pembakarn Masjid Fii Sabilillah di Jl. Lintas Tobasa, Lumban Lowu, Kabupaten Toba Samosir, Toba Samosir.

6) Pembakaran Masjid Besitang, Desa Selamet, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat.

Menurut beliau lagi, PAHAM Indonesia sebagai lembaga yang concern terhadap pembelaan dan penghormatan Hak Asasi Manusia (HAM) dengan ini menyatakan:

  • Menolak dengan tegas tindakan pembakaran dan pengrusakan sejumlah masjid di Sumatera Utara;
  • Mendorong pemerintah dan pihak terkait agar mengambil tindakan untuk menghindari gesekan dan bentrokan antar umat beragama;
  • dan meminta kepada Komnas HAM untuk melakukan investigasi terhadap peristiwa pembakaran dan pengrusakan masjid di Sumatera Utara, karena diduga kuat tindakan tersebut telah melanggar HAM.
Sementara itu Komnas HAM berjanji akan melakukan investigasi terhadap tindakan pemabakaran, pengrusakan dan pembongkaran sejumlah masjid di Medan. Dan akan menanyakan langsung Poltabes Medan untuk mengusut dan menangkap pelaku pembakaran masjid tersebut.

"Seriuskah Komnas HAM?" Seorang lain pula mencelah.

"Kita lihat saja nanti. Mohon pemerintah mau tanggap dengan hal ini.. Tolong sebarkan berita ini." Kata beliau itu lagi.

"Bagi umat Muslim janganlah terpancing emosi untuk melakukan kekerasan. Kita lihat langkah pemerintah dan media dalam menanggapi hal ini. Kalau memang tidak ada yang bisa di lakukan pemerintah dan kejadian seperti ini bisa sampai terulang lagi... ya apa boleh buat... " Tegas beliau itu bersungguh-sungguh, "Jihad mungkin jalan yang terbaik!!"

Saya Ibnu Hasyim, tidak pasti apa maksud 'jihad mungkin jalan yang terbaik'. Kini saya berada di Bandar Aceh, sepanjang perjalanan beberapa hari di Aceh, perkara-perkara begini tiada disebutkan langsung..

Walaupun sudah banyak kedai kopi ule garing telah saya lewati...

Sekian. Wallahu 'aklam.

Ibnu Hasyim
alamat: ibnuhasyim@gmail.com

Banda Aceh
2 Mei 11.

Lihat siri catatan perjalanan Medan-Banda Aceh sebelum ini..

No comments:

Post a Comment