Thursday, January 30, 2014

Pelacur Di Dunia Maya, Ini Dia..



Penajis Zina Melalui Internet Siri 2

DIA mengirim foto perempuan berkulit putih. Parasnya cantik dan bentuk tubuhnya bak model. Wanita itu duduk di atas kersi pejabat ditemani sebuah komputer bimbit. Tubuhnya dibalut gaun merah hati dan skirt hitam di atas lutut.

Payudaranya membusung tersembul boleh keluar mata lelaki. Di sebelah foto dia menuliskan tarif, sekali kencan atau sekali lenjan.

"Ini Rp 1,5 juta (kira-kira RM450) sekali keluar," kata Merry (nama samaran), penyedia jasa pelacur pejabat di Indonesia kepada merdeka.com Selasa minggu kelmarin.
Melacur di dunia maya
Dia adalah pengusaha toko dunia maya (internet) menjajakan pakaian hingga alat pembesar kelamin. Perempuan asal Batam, Kepulauan Riau, ini saban hari melayani pelanggannya melalui BlackBerry. Untuk memanjakan konsumen, dia mengirim foto wanita dagangannya kepada pemburu kenikmatan sesaat. Jika cocok, pelanggan mentransfer Rp 300 ribu (RM90) sebagai tanda jadi.

Sisa pembayaran, pengguna jasa pemuas nafsu berikan kepada wanita pesanannya. "Transfer dulu, nanti tinggal saya telefon anak buah saya," ujar Merry.

Dia menyediakan 'penjajah birahi' dari kalangan pekerja pejabat. Selain itu, juga tersedia model majalah sekaligus mahasiswi dengan tarif sekali kencan Rp 5 juta (kira-kira RM1,600). Uniknya meski Merry berada di Batam, dia bisa mengendalikan anak buahnya di Jakarta.

Barang dagangan Merry bukanlah penjaja seks komersial kerap mangkal. Mereka ialah para wanita karir pencari wang tambahan dengan menjajakan diri. Sistem transaksinya terjamin aman. Merry mengaku belum pernah tertipu oleh pelanggan. Tarifnya belum termasuk hotel. "Hotel ditanggung pelanggan," katanya.

Wanita dagangannya merupakan teman-temannya dulu waktu di Jakarta. Merry menjalankan bisnes pelacuran lantaran dirinya pernah terjerumus ke dalam lembah hitam. Dia dulu berburu lelaki berdompet tebal. Selain untuk kepuasan seks, Merry mengaku mencari wang sampingan dan membantu temannya mencari tambahan pendapatan.

Tidak ada keterikatan bagi temannya untuk dijual. Merry hanya sebatas meminta wang pesanan kepada pelanggan saat awal transaksi. "Saya hanya ambil Rp 300 ribu (RM90). Kalau dia mahu saya kasih ke pelanggan," tuturnya.

Fenomena prostitusi atau bernajis zina melalui media sosial memang marak belakangan ini. Sejak telefon kian cerdas, bisnes pelacuran juga memanfaatkan teknologi telekomunikasi. Fasiliti kirim foto dengan Blackberry Messenger memudahkan pelanggan memilih wanita untuk diajak tidur. Transaksinya cukup singkat. Negosiasi dilakukan cukup dengan mengetik tombol seluler. Jika setuju, pelanggan transfer wang dan wanita pesan dikirim ke tempat dijanjikan.
 
Diana pula , pembekal pelacur khusus kalangan mahasiswi dari perguruan tinggi di Jakarta, juga demikian. Dia tambatan harga ayam kampus Rp 1 juta (kira-kira RM330) untuk sekali bercinta . Jika ayam kampus seorang model , harganya boleh Rp 2 juta hingga Rp 3 juta . Bahkan para pelacurnya boleh ditempah sebulan bergantung keperluan pelanggan . 

Namun Diana tidak sembarangan menjajakan ayam kampus . Hanya kalangan tertentu dan dia kenal boleh merasai legitnya remaja 20 tahun . Merdeka.com sempat mengalami kesukaran menghubungi Diana . Dengan bantuan seorang teman dekat Diana , dia baru mahu bertindak balas mesej ringkas melalui bimbit .Diana mengaku kadar satu bulan ditambat Rp 50 juta (kira-kira RM16,500) . " Biasanya orang bule (barat) mesej untuk ditemani. Kadang suka dibawa bercuti keluar kota. "

Itulah antara kerja-kerja syaitan yang mengheret penajis-penajis zina ke lobang neraka.

Lihat sebelum ini ..

No comments:

Post a Comment