Wednesday, November 18, 2015

Lelaki Rambut Begini, Bagaimana Hukum Dalam Islam.


Sudahkah Anda Tahu? Islam Melarang Qoza
CANTIKKAH rambut begini?  Memotong rambut secara tidak rata sehingga sebahagian dicukur habis atau dibotakkan, dan sebahagian lainnya tidak dipotong atau dibiarkan panjang. 

Zaman sekarang, banyak orang yang mencukur rambutnya dengan cara ini terutama anak-anak muda.


Ini disebut qoza', dilarang dalam Islam. Umumnya qoza' masa kini membentuk motif seperti ukiran, garis atau simbol tertentu. Tengok saja gaya rambut yang pernah menjadi tren di kalangan anak muda seperti mohawk dan skin head.

Qoza' ternyata telah dijumpai pada zaman Rasulullah SAW dan para sahabat. 

Qoza' biasanya dilakukan oleh orang-orang jahiliyah. Sementara bagi umat Islam, Rasulullah SAW menegaskan bahawa qoza' merupakan perbuatan yang dilarang. 

20130109-114656.jpg

Sedikit Imbas Mengenai Quza'.

I. Rasulullah Melarang Quza'

Qoza adalah, mencukur rambut hanya sebahagian yang lain, atau yang biasa disebut mohak/hot school/ skinhead.

Hadits 1 larangan qoza

 عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – نَهَى عَنِ الْقَزَعِ
  • Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah (shallallahu alaihi wasallam, pent) melarang Qoza’ (yakni mencukur sebagian rambut dan membiarkan sebagian lainnya, pent).”. (HR. Bukhori V/2214 no.5577 bab Al-Qoza’, dan Muslim III/1675 no.2120, bab Karohatu Al-Qoza’). 

Hadits 2 larangan qoza diriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu, dia berkata:

 رأى النبي صلى الله عليه وسلم صبياً قد حلق بعض شعر رأسه وترك بعضاً فقال: (احلقه كله أو دعه كله

  • “Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melihat seorang anak yang dicukur sebagian rambut kepalanya dan dibiarkan sebagian yang lain, maka beliau melarang perbuatan mereka itu dengan bersabda: “Cukurlah seluruhnya atau biarkan saja seluruhnya.” (HR. Ahmad II/88, Abu Dawud no. 4195, dan An-Nasa-i no.5048).
Ijma' para ulamaImam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Para ulama telah sepakat secara ijma’ akan makruhnya hukum qoza’ kecuali jika ada keperluan seperti pengobatan atau bekam.” (Ijma' adalah adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi.

II. TASYABBUH (penyerupaan) kepada orang kafir.

Secara syari’at, tasyabbuh adalah penyerupaan terhadap orang-orang kafir dengan seluruh jenisnya dalam hal aqidah atau ibadah atau adat atau cara hidup yang merupakan kekhususan mereka (orang-orang kafir). Termasuk juga di dalamnya tasyabbuh kepada orang-orang Islam yang fasik lagi bodoh serta orang-orang badui yang keberagamaan mereka belum sempurna. Qoza juga adalah kebiasan orang-orang kafir/fasik

Hadits 1


وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
    •  "Barang siapa menyerupai suatu kaum, dia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud no. 4026 dengan sanad yang hasan. Lihat Jilbab al-Mar’atul Muslimah hlm. 203 karya al-Albani.
    Hadits 2 
    Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash RA dia berkata:Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:

    لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا
    • Bukan termasuk golongan kami orang yang menyerupai kaum selain kami.” (HR. At-Tirmizi no. 2695) 
    Ijma' para ulamaSyaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, 
    • “Telah kami sebutkan sekian dalil dari Al-Qur`an, As-Sunnah, Ijma’, atsar (amalan/perkataan shahabat dan tabi’in), dan pengalaman, yang semuanya menunjukkan bahwa menyerupai mereka dilarang secara global. Sedangkan menyelisihi tata cara mereka merupakan sesuatu yang disyari’atkan baik yang sifatnya wajib ataupun anjuran sesuai dengan tempatnya masing-masing.” (Iqtidhaa Ash-Shiraathil Mustaqiim 1/473)
    Tambahan tentang Tasyabuh

    Bagaimana dengan kereta, pesawat terbang, dan perangkat teknologi lainnya?Memanfaatkan dan meniru mobil, pesawat terbang, alat-alat sains, dan teknologi lainnya bukanlah termasuk dari tasyabbuh. Kerana apa yang mereka buat dan kembangkan tersebut hakikatnya bukanlah ciri khas/kekhususan milik mereka. Siapa saja baik, muslim ataupun kafir yang bersungguh-sungguh mempelajari dan mengembangkannya akan mampu untuk membuatnya. 

    Demikian pula mengimport barang-barang tersebut dari negara kafir dan menggunanya, bukanlah bahagian dari tasyabbuh. Kerana Rasulullah sendiri pernah menggunakan produk orang-orang kafir baik pakaian, bejana, dan lain sebagainya. Sebagaimana pula beliau pernah menerima hadiah dari Muqauqis, seorang raja Mesir beragama Nashara. 

    Namun bila penggunaan produk mereka diiringi dengan penerapan kebiasaan, tata cara, dan aturan ciri khas mereka (orang-orang kafir) maka yang demikian dilarang dan termasuk dari tasyabbuh. (Diringkas dari Muqaddimah (Muhaqqiq) Iqtidhaa` Ash-Shiraathil Mustaqiim 1/48 dengan beberapa tambahan)

    Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin berkata, 
    • “Adapun sesuatu yang sudah tersebar di kalangan ummat Islam dan orang-orang kafir, maka penyerupakan dalam hal ini dibolehkan walaupun asalnya dari orang-orang kafir, selama bukan sesuatu yang dzatnya haram seperti pakaian sutra (untuk lelaki, pent).” (Majmuu’ Duruus wa Fataawaa Al-Haramil Makkiy 3/367).
    Begitulah kira-kira.. Wallahu 'aklam.

    No comments:

    Post a Comment