(Move to ...)
Home
E-Perpustakaan IH
▼
Larangan Berhijab Syar'ie & Diskriminasi Minta Kerja Di Indonesia.
Dwi Estiningsih. ©facebook.com/dwi estiningsih
BEBERAPA hari kebelakangan ini nama Dwi Estiningsih mendadak heboh di media sosial . Pasalnya , melalui Twitter dia telah memuat naik risalah soal larangan pegawai BUMN ( Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia ) memakai tudung syar'i . Postingan Dwi melalui akaunnya ,estiningsihdwi, lantas heboh dan menjadi polemik apabila pelbagai media menyebut , siapa sebenarnya Dwi Estiningsih ? Dwi sebenarnya cukup aktif di dunia maya . Bahkan biodata dirinya pun boleh dengan mudah didapatkan dari sebuah laman web peribadi yang dihubungkan dengan akaun Twitter estiningsihdwi. Dalam laman web tersebut , tercatat perempuan 36 tahun yang sudah berkahwin ini berpendidikan cukup tinggi dengan ijazah Sarjana Psikologi ( M.Psi).
Masih dari sumber yang sama , diketahui dia juga merupakan aktivis Parti Keadilan Sejahtera ( PKS), parti pembangkang pemerintahan Jokowi - JK saat ini . Dipaparkan di laman web itu , Dwi pernah menjadi kakitangan DPC Partai Keadilan , Ngampilan (19982002) , Bendahara DPC PKS , Ngampilan (20022005) , Ketua Bidang Perempuan DPC PKS , Ngampilan ( 2005sekarang), Ketua Biro Dasar Awam DPD PKS ( 2010- sekarang).
Dia juga pernah menjadi caleg atau calon PKS untuk DPRD DIY pada Pilihan Raya 2014 , namun gagal . Dwi pernah menjelaskan , kriteria yang disenaraikan tersebut adalah pemilihan bagi seorang frontliner . Menurutnya , keperluan kompetensi yang diajukan dianggap menimbulkan perbalahan dan diskriminasi . Dia menjelaskan , foto yang diunggahnya tersebut asli dan bukan kejuruteraan . Keperluan tersebut merupakan catatan untuk penilai dalam pengambilan . Wanita yang merupakan guru tersebut berkata , tujuan dirinya memuat naik foto tersebut agar masyarakat membuka mata bahawa masih ada diskriminasi saat melamar pekerjaan . Dia menambah , pengharaman memakai tudung telah berlaku umum . Selepas memuat naik foto tersebut , Esti mengaku kerap mendapat keganasan . Keganasan diterima melalui telefon bimbitnya . Dia pun melakukan pembelaan atas maklumat yang telah disebarkannya . (IH)
No comments:
Post a Comment