Saturday, December 04, 2010

Teroris Asal Medan Tiba Di Jakarta
















KEMASKINI TANGERANG - Pelaku teror Fadli Sadama yang dibawa dari Malaysia tiba di bandara Soekarno Hatta, Tanggerang, Sabtu pukul 17.30 WIB dengan menggunakan pesawat MH 723 yang berangkat pukul 16.00 WIB dari Kuala Lumpur.

"Fadli langsung digiring ke rumah tahanan Mako Brimob," terang Kepala Bidang Perangan Umum Mebes Polri Boy Rafli Amar, malam ini.

Fadli ditangkap pada Oktober 2010 oleh Special Branch Polis Diraja Malaysia (PDRM) yang merupakan unit khusus menangani masalah teror, keamanan dalam negeri yang berintensitas tinggi di Malaysia.

Penangkapan tersebut merupakan hasil kerja sama Polri dengan PDRM. Saat ditangkap Fadli membawa dua pucuk senjata api berupa pistol.

Pada pengembangannya pistol itu akan dibawa ke Indonesia yang dibeli dari Malaysia.

Fadli baru bebas dari tahanan di penjara Tanjung Gusta, Medan pada bulan Juli 2010, karena kasus perampokan Bank Lippo Medan tahun 2003.

Kemudian hasil rampokannya untuk mendanai bom JW Marriot I tahun 2003 oleh kelompok yang dipimpin oleh Azhari dan Noordin M Top.

Fadli akan dijerat atas sejumlah kasus pidana termasuk keterlibatannya pada perencanaan kasus perampokan Bank CIMB Niaga Medan pada 18 Agustus 2010.

Aksi perampokan di Bank CIMB Niaga, Medan itu, diduga dilakukan lebih dari 10 orang dan kawanan rampok menewaskan seorang petugas satpam bank dan seorang anggota Brimob yang sedang bertugas.

MEDAN Saturday, 04 December 2010
: Penangkapan Fadli Sadama Oktober silam oleh polisi Diraja Malaysia di Johor, Malaysia, akhirnya dapat diekstradisi ke Indonesia. Fadli Sadama tiba sore ini di Bandara Internasional Soekarno Hatta sekira pukul 17.00 Wib.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris, Petrus Golosse, menyatakan tadi sore, pihaknya telah berkoordinasi dengan polisi Diraja Malaysia hingga akhirnya dapat membawa Fadli Sadama ke Jakarta.

Fadli merupakan pelaku sejumlah aksi terorisme di sejumlah wilayah di Indonesia. Ia sempat diseret dalam aksi terorisme peledakan hotel JW Marriot tahun 2003. Ia juga sempat terlibat dalam rencana perampokan Bank di Aceh tahun 2008. Terakhir ia ikut dalam perampokan bersenjata di Bank CIMB Niaga cabang Medan, Sumatera Utara tahun ini.

Sebelumnya, Kepala Polisi Nasional Malaysia, Ismail Omar, mengatakan penangkapan itu salah satu dari sejumlah tersangka baru-baru ini menunjukkan keberhasilan kerjasama antar kedua negara.

"Terorisme 'berhasil dikendalikan' di kawasan ini," kata Ismail, tadi malam, seraya menyebutkan penangkapan Fadli Sadama bukan berarti adanya satu unsur teror baru.

Dia mengatakan, Fadli berada ditahanan sesuai dengan UU Keamanan Dalam Negeri (ISA), yang memungkinkan penahanan tak terbatas tanpa peradilan terhadap orang yang dianggap mengancam keamanan. Fadli akan dideportasi secepat mungkin.

Ismail tidak memberikan rincian lebih lanjut. Sebelumnya, Fadil (27) ditangkap 13 Oktober di atas sebuah bus dalam perjalanan ke negara bagian Johor. Dalam razia di atas bus itu dia kedapatan memiliki dua pucuk pistol.

Fadli diduga berencana untuk menyerang satu penjara di Indonesia di mana ditahan seorang terdakwa teroris. Fadli juga diduga terlibat dalam perampokan bank di Sumatera.

Sejak awal tahun ini, Malaysia telah menangkap beberapa orang yang diduga ada hubungan dengan militan di Indonesia. Selama dasawarsa, lebih dari 100 militan telah ditangkap di Malaysia tanpa diadili. Sebagian besar telah dibebaskan setelah diduga mengutuk gerakan ekstrim.

Sadama diyakini terlibat dengan sebuah kelompok tersangka pembunuhan seorang petugas polisi dalam satu perampokan bank yang spektakuler di kota Indonesia, Medan, pada Agustus. Tindakan itu diyakini bertujuan untuk mengumpulkan dana bagi serangan-serangan teroris.

Kelompok itu juga dikaitkan dengan kelompok garis keras yang ditemukan berlatih di provinsi Aceh, Sumatera Utara, Februari lalu, yang mengakibatkan pembunuhan dan penahanan sejumlah tersangka.

Perampokan telah menjadi sumber dana bagi gerilyawan Islam garis keras di Indonesia, yang telah diguncang oleh beberapa serangan teroris yang mematikan termasuk Pemboman Bali pada 2002 yang menewaskan 202 orang, terutama turis Barat.

Gembong utama teroris adalah Noordin M Top seorang warga Malaysia yang membuat kekacauan di Indonesia dan terlibat berbagai tindakan teroris telah tewas ditembak dalam suatu operasi keamanan. (WASPADA ONLINE)

No comments:

Post a Comment