Sunday, April 26, 2015

Ini, Pesta Bikini Bagi Pelajar Sek/Menengah, Wajarkah?

5 Cerita pesta bikini pelajar pasca UN
Pesta Bikini. ©2015 Youtube

HALAMAN HIBURAN
JAKARTA: Undangan pool party atau pesta bikini untuk pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) begitu menggemparkan orang ramai. Pesta bertajuk 'GoodBye UN Pool Party Divine Production SPLASH AFTER CLASS' di Youtube ini telah menimbulkan berbagai kontroversi. 

Pesta ini tersebar melalui video undangan pesta bikini bertajuk 'Splash After Class' ini juga menggemparkan dunia maya. Pesta yang diumumkan pada 25 April tersebut sudah mendapat berbagai kecaman dari sejumlah pengguna media sosial.

Bahkan, dalam promosinya, penyelenggara mengklaim kegiatan tersebut disokong oleh sejumlah sekolah di Jakarta dan Bekasi. Sekolah antara lain, SMA 8 Bekasi, SMA 12 Jakarta, Muse Rawamangun, SMA 38, SMK 50, SMK Musik BSD, SMA 31, SMA 109, SMA 53, SMA 44, SMA 24, SMA 29, 26 Pembangunan, SMA 100, RRFAMS dam SMA Insan Cendikia.

Wajarkah ianya dilakukan di negara umat Islam yang terbesar di dunia? Jom kita tinjau tengok!

Ada 5 Cerita...

Satu: Dress Code, bikini.

5 Cerita pesta bikini pelajar pasca UN

Dalam undangan yang tersebar lewat dunia maya, pesta semalam suntuk bertajuk 'Splash After Class' ini meminta tetamunya menggunakan Summer Dress. Jika ditelisik, Summer Dress adalah pakaian terbuka, atau biasa digunakan untuk berenang di pantai.

Ditambah lagi, tema yang dipakai adalah 'Pool Party', dengan demikian seragam yang digunakan adalah bikini. Sehingga, pengunjung bisa sembari berendam, sembari menikmati pesta selama semalaman.

Hal ini boleh dilihat dari beberapa video, di mana sebagian dari pengunjung mengenakan baju bikini. Di mana sebagian tubuh pemakai boleh dilihat dengan jelas.

Dua: Ramai DJ.

5 Cerita pesta bikini pelajar pasca UN
{news_figure} 

Seperti juga hiburan malam, pool party atau pesta bikini yang dihelat Divine Production ini mengundang para Disk Jockey (DJ). Tugasnya, sudah tentu untuk membuat tamu menari-nari mengikuti aluran muzik bertema electro.

Para DJ ini banyak di antaranya merupakan bawaan dari pihak penyelenggara. untuk meramaikan suasana, diundang pula beberapa DJ sebagai bintang tamu.

Hanya dengan berbalut pakaian bikini, atau baju renang, para gadis ini menari seksi di tengah keramaian. Sedangkan lelaki sebagian di antaranya bertelanjang dada dalam pesta yang berlangsung semalam suntuk tersebut.

Tiga: Pengumuman Di Hotel 5 Bintang.

5 Cerita pesta bikini pelajar pasca UN

Dalam undangan yang tercantum, samada dalam poster mahupun video yang sempat disebar melalui Youtube, menyebutkan pesta ini disebut di The Media Hotel & Towers di Jakarta. Hotel yang jadi lokasi penyelenggara ini merupakan hotel berbintang lima. Ini terlihat dari situs-situs perlancungan yang tersebar di dunia maya.

Pestanya sendiri diumumkan di medan terbuka, dengan sebuah kolam dan dipasang kerlap kerlip lampu disko. Dengan begitu, mereka dapat berada di sisi kolam, atau sembari berendam. Tidak hanya di atas kolam, para tamu juga tetap menari sembari berendam. Sementara, suara muzik terus menggema sepanjang malam.

Empat: Tiket cuma Rp 150 ribu (Kira-kira RM45)

5 Cerita pesta bikini pelajar pasca UN

Divine Production lancar mempromosi. Tidak hanya itu, mereka sempat mengunggah video bertajuk 'Good Bye UN Pool Party Divine Production SPLASH AFTER CLASS' di Youtube.

"Siap-siap 25 April 2015 di media hotel. Apakah anda stres mengikuti ujian nasional dan ingin menyegarkan otak anda? Ayo bergabung dengan kami di GoodBye UN party," tulis Divine Production dalam promosi mereka.

Pesta bikini ini mengundang beberapa Disk Jockey atau DJ sebagai bintang tamu. Untuk menjadi bahagian dari acara ini, para pelajar tersebut perlu  membeli tiket. Tiket ini dijual dengan harga Rp 150 ribu (RM45) sebelum acara, dan harganya meningkat menjadi Rp 200 ribu (RM60) jika membelinya saat acara berlangsung.

Lima: Minuman Keras

Minuman beralkohol tidak boleh dilepaskan begitu saja dari perhelatan pesta semalam suntuk, dan tentunya pesta bikini yang diumumkan di hotel berbintang itu. Sejumlah minuman keras diperjualbelikan selama event berlangsung. Bahkan beberapa di antaranya dimasukkan dan dinikmati melalui pistol mainan.

Bahkan, untuk meramaikan suasana, beberapa tamu mengumumkan kompetisi kecil, di mana mereka diminta meminum sebanyak-banyaknya. Sejumlah temannya pun ikut memberikan semangat agar kontestan agar menang. 

Begitulah, setelah berperangai syaitan, minumpun mestinya, air kencing syaitan.. Berlaku dalam negara umat Islam yang terbesar dan teramai di dunia. Wajarkah? 

Di mana ulama-ulama yang bertanggung jawab terhadap Allah SWT, terdiri dari 200 juta lebih antara rakyatnya? Mana pemimpin-pemimpin pembela rakyatnya supaya bertamaddun?
(IH)

2 comments:

maae said...

Lepas persidangan Bandung, Jokowi ada tugas berat- menjatuhkan hukuman mati pengedar dadah melibatkan warganegara berpengaruh dunia...

Kegiatan di ceritakan artikel, sama bahaya nya dengan penagihan dadah. Impak nya kearah generasi muda yang tidak lagi memegang normali kemaknusiaan... kehidupan setara binatang. Agak-agak nya agenda siapa ingin meruntuhkan budaya dan generasi masa depan Indonesia kerana layanan Jokowi terhadap rayuan mereka melepaskan warga pesalah mereka dari hukuman bunuh mengedar dadah di tolak ?

Ini hanya sekadar pandangan berimbang yang saya boleh terjemahkan. Mungkin salah tafsir juga kerana Indonesia memang satu negara mirip sekular bersendikan liberalisme walaupun mereka mengakui penduduk Islam terbesar dunia...

Rina Nurawani said...

AKSI para pelajar di berbagai daerah setelah Ujian Nasional (UN) sungguh memprihatinkan. Betapa tidak, Pasca UN para pelajar tidak lagi sekedar coret-coret baju dan konvoi kendaraan, namun kini bertambah menjadi zinah masal, telanjang di tengah jalan, tawuran dan perbuatan maksiat lainnya. Belakangan juga terkuak pesta bikini. Na’uzubilllah.

Berbagai kegiatan pelajar kita ini sesungguhnya hanya potret buram sebuah generasi , buah dari demokrasi yang menyuburkan liberalisasi.

Sebelum ini, belasan pasang pelajar di Semarang tertangkap basah sedang melakukan pesta seks bersama pacar mereka. Sekitar 30 pasang pelajar juga terjaring sedang berzina masal di Kendal, Jawa tengah dalam operasi Yustisia. [Baca: Kasus Pesta Seks Pelajar, MUI: Pendidikan Di Indonesia Kering Akhlak]

Sungguh, kebebasan berbuat, bertingkah laku serta berfikir sudah menyusupi para pelajar generasi penerus bangsa. Mereka hanyut dalam euphoria kebahagiaan setelah selesainya melaksanakan UN selama tiga hari. Seolah selesai sudah perjuangan mereka dan melepaskan dengan kebebasan berbuat, berzina dengan pacar mereka. Padahal lulus SMU itu justru awal mereka menapi dunia baru, dunia kedewasaan dan akan menghadapi makan banyak persoalan di depan mata, yang seharusnya mereka menyiapkan diri, fisik, pikiran dan hati yang kuat dan tahan banting.

Faktanya justru sebaliknya. Sungguh memprihatinkan dan selayaknya menjadi perhatian kita bersama. Sistem pendidikan, dan kurikulum sekolah kita tidak menyentuh kesadaran serta keimanan sama sekali. Penyadaran pentingnya belajar sebagai modal kehidupan,etika serta akhlak mulia ,budi pekerti mendapatkan porsi yang sangat kecil atau bisa dibilang tidak mendapatkan porsi sama sekali.

Kita harus jujur, standar kelulusan hanya dilihat dari capaian nilai saja, tanpa menghiraukan bagaimana cara mendapatkannya.Sehingga banyak yang menempuh dengan cara yang curang dengan membeli soal-soal bocoran,karena yang ada di benak mereka bagaimana bisa lulus dengan nilai besar.

Pelajaran agama yang sangat minim di sekolah yang hanya 2 jam mata pelajaran dalam satu minggu, jelas sangat kurang. Pelajaran agama pun hanya menyentuh aspek kognitifnya saja, tanpa menyentuh aspek emosional. Ditambah lagi dengan kondisi keluarga yang masa bodoh, selalu sibuk tidak peduli perkembangan anak mereka.

Demikian pula dengan sekolah dan lingkungan masyarakat yang tidak peduli, dan tidak berjalannya kontrol sosial menambah panjang pekerjaan rumah kita.

Selain itu rusaknya system ini bisa dikatakan dari hulu sampai hilir. Oke-lah pelajar kita rusak karena kesalagan kurikulum, sekolah dan orangtua.

Yang tak kalah pentingnya juga lingkungan harusnya ikut berperan.

Apakah petugas hotel tidak bisa membedakan mana pasangan suami-istri mana pelajar? Apakah mereka tidak melihat surat identitasnya pelajar dengan cermat, sehingga menerima tamu yang bukan suami istri?

Di sini kita melihat bahwa pesta seks setelah UN adalah tanggung jawab kita bersama. Pemerintah bertanggung jawab terhadap kurikulum yang diberlakukan. Orangtua bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya di rumah. Sekolah bertanggung jawab untuk memberikan lingkungan belajar yang kondusif. Masyarakat menjalankan fungsinya sebagai kontrol sosial. Sekularisme dan liberalisme adalah masalah pokoknya.

Bila pemerintah memberikan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dengan mudah dan murah, niscaya generasi kita akan terpacu untuk belajar, dibandingkan terpacu untuk melakukan kemaksiatan.

Bila saja Negara menindak tegas perzinahan dengan hukum Islam yang tegas, niscaya generasi muda kita akan berfikir seribu kali untuk melakukan perzinahan.

Dan insyaAllah generasi kita selamat dari bahaya sekularisme dan liberalism yang kini sedang menjerat generasi kita. Wallahu a’lam.*

Rina Nurawani, Pendidik Sekolah Madania, Parung Bogor

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails